Kisah Persembunyian di Gua Tsur dan Bukti Cinta Abu Bakar
Sabtu, 11 Juli 2020 - 11:29 WIB
Apa artinya keyakinan orang kepada seorang pemimpin dan raja dibandingkan dengan keyakinan Abu Bakar kepada Rasulullah yang telah menjadi pilihan Allah dan mewahyukannya dengan agama yang benar!? Dan apa pula artinya pengorbanan orang untuk pemimpin-pemimpin dan raja-raja itu dibandingkan dengan apa yang berkecamuk dalam pikiran Abu Bakar saat itu, yang begitu khawatir terjadi bahaya menimpa keselamatan Rasulullah.
Lebih-lebih lagi jika tak sampai dapat menolak bahaya itu. Inilah keagungan yang sungguh cemerlang, yang rasanya sudah tak mungkin dapat dilukiskan lagi. Itulah sebabnya, menurut Haekal, penulis-penulis biografi tak ada yang menyinggung soal ini.
Setelah pemuda-pemuda Quraisy itu putus asa dan meninggalkan Gua Tsur, Rasulullah dan Abu Bakar keluar dari tempat persembunyian dan meneruskan perjalanan. Dalam perjalanan itu pun bahaya yang mereka hadapi tidak kurang pula dari bahaya yang mengancam mereka selama di dalam gua.
Abu Bakar masih dapat membawa sisa laba perdagangannya sebanyak lima ribu dirham. Setiba di Madinah dan orang menyambut Rasulullah begitu meriah, Abu Bakar memulai hidupnya di kota itu seperti halnya dengan kaum Muhajirin yang lain, meskipun kedudukannya tetap di samping Rasulullah, kedudukan sebagai khalil, sebagai Ash-Shiddlq dan sebagai menteri penasehat. ( )
Lebih-lebih lagi jika tak sampai dapat menolak bahaya itu. Inilah keagungan yang sungguh cemerlang, yang rasanya sudah tak mungkin dapat dilukiskan lagi. Itulah sebabnya, menurut Haekal, penulis-penulis biografi tak ada yang menyinggung soal ini.
Setelah pemuda-pemuda Quraisy itu putus asa dan meninggalkan Gua Tsur, Rasulullah dan Abu Bakar keluar dari tempat persembunyian dan meneruskan perjalanan. Dalam perjalanan itu pun bahaya yang mereka hadapi tidak kurang pula dari bahaya yang mengancam mereka selama di dalam gua.
Abu Bakar masih dapat membawa sisa laba perdagangannya sebanyak lima ribu dirham. Setiba di Madinah dan orang menyambut Rasulullah begitu meriah, Abu Bakar memulai hidupnya di kota itu seperti halnya dengan kaum Muhajirin yang lain, meskipun kedudukannya tetap di samping Rasulullah, kedudukan sebagai khalil, sebagai Ash-Shiddlq dan sebagai menteri penasehat. ( )
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(mhy)