Deretan Sahabat Nabi yang Mendapat Siksaan Keras dari Kaum Musyrik Quraisy
Senin, 02 Januari 2023 - 14:44 WIB
7. Khabbab bin Al-Aratt
Khabbab radiyallahu 'anhu, maula Ummi Anmaar binti Siba' al-Khuza'iyyah disiksa oleh kaum Musyrikin dengan beragam siksaan. Rambutnya dijambak dengan keras, lehernya dibetot dengan kasar lalu dilemparkan ke dalam api yang membara. Kemudian pemuka kaum musyrik menarik jasadnya sehingga api itu padam oleh lemak yang meleleh dari punggungnya.
8. Zunairah, An-Nahdiyyah dan Ummu 'Ubais
Dari kalangan budak Muslimah, terdapat riwayat bahwa Zunairah, an-Nahdiyyah dan Ummu 'Ubais mendapat perlakuan keras. Ketika mereka masuk Islam, kaum Musyrik melakukan penyiksaan sama seperti yang telah dilakukan terhadap para sahabat yang lain.
Seorang budak perempuan Bani Muammal (dari suku Bani 'Adiy) dipukul oleh Umar bin Khaththab, kala beliau masih Musyrik. Dan manakala merasa jenuh, Umar berkata: "Sesungguhnya yang membuatku membiarkanmu hanyalah karena kejenuhan."
Semua budak-budak wanita Muslimah itu dibeli oleh Abu Bakar kemudian dimerdekakan sebagaimana yang telah dilakukannya terhadap Bilal dan 'Amir bin Fuhairah.
Kaum Musyrik Mekkah juga pernah membungkus sebagian sahabat dalam buntalan yang terbuat dari kulit onta dan sapi. Kemudian dilempar ke bumi yang sudah melepuh oleh terik matahari. Sedangkan sebagian yang lain pernah dipakaikan baju besi lantas dilemparkan ke atas batu besar yang memanas.
Adapun Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam (kala itu) tidak mendapatkan siksaan seperti yang dialami para sahabat. Beliau adalah sosok terhormat dan disegani semua orang. Baik sahabat maupun pembesar Quraisy menaruh rasa hormat apabila berjumpa dengan beliau. Di samping itu, Nabi mendapatkan perlindungan (suaka) dari pamannya, Abu Thalib yang merupakan tokoh terpandang di Mekkah.
Namun, seiring waktu kaum Quraisy membatalkan sikap penghormatan yang dulu pernah mereka tampakkan kepada Rasulullah SAW sejak munculnya dakwah Islamiyyah secara terang-terangan. Pemuka kafir Quraisy berusaha menghalangi dakwah Nabi. Mereka mencoba mendekati Abu Thalib demi menghentikan dakwah Islam pada periode terang-terangan itu.
Namun, upaya itu tidak berhasil. Seiring berjalannya waktu dan wafatnya Abu Thalib, barulah kafir Quraisy mulai lantang dan melakukan pelecehan kepada Baginda Nabi. Dua pemuka kafir Quraisy yang keras memusuhi Nabi adalah Abu Lahab dan Abu Jahal. Hingga akhirnya Nabi Muhammad SAW dan sahabat diperintahkan berhijrah ke Madinah meninggalkan kota kelahiran beliau.
Khabbab radiyallahu 'anhu, maula Ummi Anmaar binti Siba' al-Khuza'iyyah disiksa oleh kaum Musyrikin dengan beragam siksaan. Rambutnya dijambak dengan keras, lehernya dibetot dengan kasar lalu dilemparkan ke dalam api yang membara. Kemudian pemuka kaum musyrik menarik jasadnya sehingga api itu padam oleh lemak yang meleleh dari punggungnya.
8. Zunairah, An-Nahdiyyah dan Ummu 'Ubais
Dari kalangan budak Muslimah, terdapat riwayat bahwa Zunairah, an-Nahdiyyah dan Ummu 'Ubais mendapat perlakuan keras. Ketika mereka masuk Islam, kaum Musyrik melakukan penyiksaan sama seperti yang telah dilakukan terhadap para sahabat yang lain.
Seorang budak perempuan Bani Muammal (dari suku Bani 'Adiy) dipukul oleh Umar bin Khaththab, kala beliau masih Musyrik. Dan manakala merasa jenuh, Umar berkata: "Sesungguhnya yang membuatku membiarkanmu hanyalah karena kejenuhan."
Semua budak-budak wanita Muslimah itu dibeli oleh Abu Bakar kemudian dimerdekakan sebagaimana yang telah dilakukannya terhadap Bilal dan 'Amir bin Fuhairah.
Kaum Musyrik Mekkah juga pernah membungkus sebagian sahabat dalam buntalan yang terbuat dari kulit onta dan sapi. Kemudian dilempar ke bumi yang sudah melepuh oleh terik matahari. Sedangkan sebagian yang lain pernah dipakaikan baju besi lantas dilemparkan ke atas batu besar yang memanas.
Adapun Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam (kala itu) tidak mendapatkan siksaan seperti yang dialami para sahabat. Beliau adalah sosok terhormat dan disegani semua orang. Baik sahabat maupun pembesar Quraisy menaruh rasa hormat apabila berjumpa dengan beliau. Di samping itu, Nabi mendapatkan perlindungan (suaka) dari pamannya, Abu Thalib yang merupakan tokoh terpandang di Mekkah.
Namun, seiring waktu kaum Quraisy membatalkan sikap penghormatan yang dulu pernah mereka tampakkan kepada Rasulullah SAW sejak munculnya dakwah Islamiyyah secara terang-terangan. Pemuka kafir Quraisy berusaha menghalangi dakwah Nabi. Mereka mencoba mendekati Abu Thalib demi menghentikan dakwah Islam pada periode terang-terangan itu.
Namun, upaya itu tidak berhasil. Seiring berjalannya waktu dan wafatnya Abu Thalib, barulah kafir Quraisy mulai lantang dan melakukan pelecehan kepada Baginda Nabi. Dua pemuka kafir Quraisy yang keras memusuhi Nabi adalah Abu Lahab dan Abu Jahal. Hingga akhirnya Nabi Muhammad SAW dan sahabat diperintahkan berhijrah ke Madinah meninggalkan kota kelahiran beliau.
Baca Juga
(rhs)