7 Fakta Sultan Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk Konstantinopel

Rabu, 04 Januari 2023 - 07:05 WIB
Kisah penaklukan Konstantinopel ini cukup fenomenal dan menjadi strategi paling ajaib dalam dunia perang. Al-Fatih dan pasukannya berhasil mengangkat 70 kapal laut melewati bukit. Pada 20 Jumadil Awal 857 H bertepatan 29 Mei 1453 M, Sultan Al-Fatih berhasil memasuki Konstantinopel.

Beliau sukses membawa kapal-kapal mereka melalui perbukitan Galata untuk memasuki titik terlemah Konstantinopel, yaitu Selat Golden Horn. Ketika itu, Sultan Mehmed II beserta ribuan tentaranya menarik kapal-kapal mereka melalui darat. Meski pasukannya mengatakan kemustahilan untuk melakukan strategi itu, Mehmed II tetap meyakinkan pasukannya.

Kapal-kapal besar itu didorong dan ditarik ke atas bukit menggunakan kayu gelondongan dan minyak. Dalam satu malam, kapal-kapal itu berpindah dari laut ke laut lain setelah diseberangkan melalui bukit.

6. Memimpin Sholat Jumat Sebelum Perang

Dalam merebut Konstantinopel, Sultan Al-Fatih tidak hanya mengandalkan kekuatan militernya semata, beliau menggantungkan urusannya kepada Allah. Al-Fatih tak henti berdoa memohon pertolongan Allah. Malamnya beliau sholat Tahajud dan siangnya sholat Jumat bersama pasukannya.

Sebelum berperang menghadapi Romawi Bizantium, Sultan Muhammad Al-Fatih memimpin sholat Jumat yang berjarak sekitar 1,5 Km dari benteng Konstantinopel. Sholat Jumat ini merupakan sholat terbesar dan terbanyak dalam sejarah.

Digelar di ruang terbuka menuju Konstantinopel dengan jamaah yang membentang sepanjang 4 Kilometer dari Pantai Marmara hingga Selat Golden Horn di Utara. Setelah dua bulan dikepung, Konstantinopel akhirnya jatuh di tangan Al-Fatih dan pasukannya pada 29 Mei 1453. Inilah buah dari ketajaman mata hati Al-Fatih dan ketaatannya menjalankan agama.

7. Pemimpin yang Taat

Sultan Muhammad Al-Fatih dikenal sebagai pemimpin yang taat. Sejak kecil sudah dididik dengan agama. Beliau juga terbiasa dengan sholat malam dan senantiasa bermunajat kepada Allah. Ketika berkuasa, beliau membangun 300 masjid besar atau sedang; 57 madrasah; 59 tempat pemandian di berbagai wilayah Utsmani termasuk Istanbul.

Setelah memimpin Konstantinopel selama 19 tahun, pada Rabiul Awal Tahun 886 H (1481 M), Sultan Al-Fatih berangkat dari Istanbul untuk berjihad, padahal kondisinya sedang tidak sehat. Beliau berencana menaklukkan Roma. Dalam perjalanan menuju pusat Imperium Romawi Barat di Italia itu, sakitnya kian parah. Beliau wafat di tengah pasukannya pada hari Kamis, tanggal 4 Rabiul Awal 886 H (3 Mei 1481 M). Allah memanggil beliau pada usia 49 tahun. Semoga Allah merahmati beliau dan mengumpulkannya dengan kaum shalihin.





Foto/dok Harun Al-Rasyid
(rhs)
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Dari Al Aghar Al Muzanni, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya hatiku tidak pernah lalai dari dzikir kepada Allah subhanahu wa ta'ala, sesungguhnya aku beristighfar sebanyak seratus kali dalam sehari.

(HR. Muslim No. 4870)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More