Golongan Misionaris dan Persepsinya Terhadap Islam Menurut Montgomery Watt

Jum'at, 20 Januari 2023 - 13:17 WIB
loading...
A A A
Di negeri-negeri yang tidak ada tradisi literasi umum -- barangkali terutama di wilayah-wilayah yang lebih primitif di Afrika -- satu alasan bagi pendirian sekolah-sekolah misioner dalam rangka menjamin umat Kristen lokal mampu membaca dan mempelajari kitab Bible.

Rumah-rumah sakit dan klinik-klinik medis dibangun oleh para misioner yang terutama sekali merupakan ekspresi perhatian perawatan bagi penduduk tanpa akses keuntungan-keuntungan kedokteran Eropa. Memang benar juga harus dinyatakan bahwa pekerjaan medis yang efisien dapat meredusir rasa permusuhan dan kecurigaan terhadap misioner-misioner Kristen yang ada di berbagai kawasan.

Kita mendengar tempat-tempat di mana dibuat kondisi perawatan hingga pasien-pasien memperoleh pelayanan atau mendengarkan khutbah-khutbah, akan tetapi hal ini tidak disukai oleh kebanyakan misioner.



Persepsi Bangsa Eropa
Persepsi Islam terhadap yang dimungkinkan oleh para misioner adalah persepsi bangsa Eropa tentang waktu, yakni, penyimpangan-penyimpangan abad pertengahan yang masih tetap memainkan peranan secara luas.

Kemungkinan ini tidak wajar diambil sebagai persepsi misioner terhadap Islam dari pamflet yang diterbitkan oleh Masyarakat Buku Agama di London kira-kira tahun 1887.

Pamflet ini berjudul The Rise and Decline of Islam (Berkembang dan Mundurnya Islam: Islam bukannya Muhammadanisme!) dan yang ditulis oleh pendukung misi terpelajar yang antusias, Sir William Muir (yang akan dinyatakan kemudian).

Presentasi Islam ini mengulang kembali semua gambaran yang dinyatakan terdahulu sebagai yang memberi ciri khas bayangan abad pertengahan yang menyimpang, yakni, banyak kesalahan dalam pengajarannya, dikembangkannya dengan pedang dan kekerasan, dorongan untuk mengikuti nafsu seksual dan karakter Muhammad sendiri yang tidak memuaskan.

Memang benar para misioner hidup di tengah umat Islam lebih lanjut diuntungkan dengan wawasan pada kehidupan sehari-hari bagi rakyat yang mengitarinya, namun rupanya masih banyak yang mempunyai pemikiran tentang Islam terutama Islam sebagai suatu sistem ajaran yang salah.

Di abad sembilan belas di negeri-negeri Islam yang memungkinkan, seperti India yang dikuasai Inggris dan di suatu saat Iran yang ada perdebatan umum antara umat Islam dan Kristen. Memang para pelaku utama itu telah mempunyai pengetahuan tentang argumen-argumen yang dipakai oleh lawan-lawan mereka, namun sebagian mereka yang mengambil bagian jauh dari pengetahuan ilmiah bahkan dalam agamanya sendiri .



Salah satu partisipan yang memimpin dalam hal ini di pihak Kristen adalah Carl Gottlieb Pfander, yang secara umum diperdebatkan di Iran dan di India, yang kemudian juga diakui. Banyak buku-bukunya yang diterbitkan, pertama dalam bahasa Persia dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Yang paling terkenal adalah buku yang berjudul Mizan ul Haqq atau Timbangan Kebenaran.

Dalam tiga bab dia memberi keterangan simpel yang positif tentang keimanan Kristiani, yang merupakan tema utama adalah makhluk yang bernama manusia yang memiliki kebutuhan-kebutuhan spiritual dan karenanya umat Kristen menemukan yang lebih baik ketimbang Islam. Bab keempatnya memberikan kritik terhadap Islam, terutama sesuai dengan persepsi yang belakangan ini disimpangkan.

Rupanya hal itu tidak seperti perselisihan-perselisihan umum yang banyak dilakukan untuk mempromosikan tujuan-tujuan golongan misioner. Secara umum ada sebagian kecil orang Islam yang pindah ke agama Kristen, bertentangan dengan jumlah relatif bangsa primitif di Afrika.

Temple Gairdner
Sikap-sikap misioner selanjutnya dapat diilustrasikan dari kehidupan WH Temple Gairdner (1873-1928).

Setelah pengalaman-pengalaman keagamaan yang mendalam di masa kuliahnya dia memutuskan untuk meminta menjadi seorang misioner di luar negeri.

Pada akhirnya pilihannya adalah ke Mesir sebagai bagian yang benar-benar berbeda karena nyatanya Jenderal Charles Gordon telah menjadi pahlawannya yang besar dan kematian Gordon adalah di tangan golongan Mahdi Sudan di tahun 1885 yang menjadikannya shock.

Hal ini agaknya yang menjadikan pemikirannya tentang Islam sebagai tantangan besar terhadap Kristen dan "bidang" ini yang dia geluti terus dalam pekerjaannya.



Barangkali dia juga secara tidak sadar digerakkan oleh berbagai kenyataan dari masa lalu, misalnya penempatan kembali Islam bagi Kristiani di negeri-negeri asalnya terkemudian.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2343 seconds (0.1#10.140)