Malam Lailatul Qadar InsyaAllah Jatuh Pada Malam ke-25 Ramadan

Selasa, 04 April 2023 - 15:02 WIB
loading...
Malam Lailatul Qadar InsyaAllah Jatuh Pada Malam ke-25 Ramadan
Lailatul Qadar insyaAllah jatuh hari Ahad, 16 April 2023 atau malam ke-25 Ramadan 1444. Foto/ilustrasi: Dok. SINDOnews
A A A
Malam seribu bulan atau Lailatul Qadar insya Allah jatuh hari Ahad, 16 April 2023 atau malam ke-25 Ramadan 1444 H Ini jika mengacu hitungan Imam Al-Ghazali dan juga ulama lainnya, sebagaimana disebut dalam I’anatut Thalibin juz 2.

Kitab itu memberi pentunjuk jika awal puasa jatuh pada hari Kamis maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25. Seperti kita tahu, Ramadan tahun ini jatuh pada hari Kamis, 23 Maret 2023. “Semenjak saya menginjak usia dewasa Lailatul Qadar tidak pernah meleset dari jadwal atau kaidah tersebut," ujar Syekh Abul Hasan As-Syadzili memperkuat hitungan tersebut. Kaidah ini sesuai dengan keterangan dalam kitab Hasyiah al-Jamal.

Kaidah ini juga tercantum dalam kitab-kitab para ulama termasuk dalam kitab-kitab fiqih bermazhab Syafi’i (fiqh Syafi’iyyah). Rumus ini teruji dari kebiasaan para ulama yang telah menemui Lailatul Qadar.



Hanya saja, berbeda dari keterangan dalam I'anatut Thalibin, kitab Hasyiah al-Bajury mencantumkan kaidah lain. Lailatul Qadar dalam kitab ini diperkirakan jatuh pada sepuluh akhir malam-malam ganjil.

Malam Lailatul Qadar pada 1444 Hijriah atau 2023 Masehi tampaknya bisa berbeda-beda. Tergantung keterangan dari kitab mana yang hendak kita pedomani.

Tentang hakikat kepastian kebenarannya, jawaban terbaiknya adalah wallahu ‘a’lam (hanya Allah yang paling tahu). Karena itu, walaupun titik pusat konsentrasi qiyam ramadhan dan ibadah kita boleh diarahkan sesuai dengan kaidah tersebut, hendaknya kita terus mencari malam yang penuh kemuliaan itu di malam atau tanggal apa dan mana pun, dan terutama pada malam ganjil, dan terutama pada malam-malam sepuluh akhir, dan terutama lagi pada malam ganjil di sepuluh akhir.



I’anatut Thalibin

Menurut Imam Al-Ghazali dalam I’anatut Thalibin, sebagaimana dikutip laman resmi Nahdlatul Ulama, bahwa cara untuk mengetahui Lailatul Qadar bisa dilihat dari hari pertama dari bulan Ramadan:

1. Jika awalnya jatuh pada hari Ahad atau Rabu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-29
2. Jika awalnya jatuh pada hari Senin maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21
3. Jika awalnya jatuh pada hari Selasa atau Jum'at maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27
4. Jika awalnya jatuh pada hari Kamis maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25
5. Jika awalnya jatuh pada hari Sabtu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-23

Hasyiah al-Bajury

Hanya saja, berbeda dari keterangan dalam I'anatut Thalibin dalam halaman 258, kitab Hasyiah al-Bajury dalam juz pertama halaman 304, mencantumkan kaidah lain:

Jika awal puasanya Jumat maka pada malam ke-29; jika Sabtu maka pada malam ke-21; jika Ahad maka pada malam ke-27; jika pada Senin maka pada malam ke-29; jika Selasa maka pada malam ke-25; jika Rabu maka pada malam ke-27; jika Kamis maka pada sepuluh akhir malam-malam ganjil.



Isyarat Rasulullah SAW

Pada hakikatnya memang tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan terjadinya Lailatul Qadar kecuali Allah ‘azza wajalla.

Hanya saja, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisyaratkan dalam sabdanya:

تَحَرَّوْا ليلة القدر في العشر الأواخر من رمضان

“Carilah Lailatul Qadar itu pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. ” (Muttafaqun ‘alaihi dari Aisyah radliyallahu ‘anha)

Dalam kitab Sahih Al-Bukhari dan Sahih Muslim disebutkan, dari Aisyah radliyallahu anha, ia berkata:

كَانَ رَسُوْلُ الله إِذَا دَخَلَ العَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ{ هذا لفظ البخاري}

“Bila masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengencangkan kainnya (menjauhkan diri dari menggauli istrinya), menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.” Demikian menurut lafadz Al-Bukhari.

Dalam riwayat lain, Imam Muslim meriwayatkan dari Aisyah radliyallahu anha:

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ يَجْتَهِدُ فِيْ العَشْرِ الأَوَاخِرِ مَالاَ يَجْتَهِدُ فِيْ غَيْرِهِ

“Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersungguh-sungguh dalam sepuluh hari akhir bulan Ramadhan, hal yang tidak beliau lakukan pada bulan lainnya.” (HR Muslim)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2330 seconds (0.1#10.140)