Karamah Umar Taklukkan Sungai Nil dengan Sepucuk Surat
loading...
A
A
A
Di antara karamah Umar bin Khattab yang cukup populer adalah menaklukkan Sungai Nil yang mengalami surut. Khalifah Umar radhiyallahu 'anhu menulis sepucuk surat yang isinya membuat Sungai Nil mengalir deras.
Pada masa khalifah Umar bin Khattab, Sungai Nil di Mesir pernah mengalami debit air yang surut bahkan nyaris mengering. Kala itu gubernur di negeri Mesir dijabat oleh sahabat 'Amru bin 'Ash radhiyallahu 'anhu.
Dai lulusan Al-Azhar Mesir, Ustaz Ahmad Syarin Thoriq menceritakan karamah Umar bin Khattab ini yang bersumber dari Kitab البداية والنهاية (Al-Bidayah wan Nihayah) karya Ibnu Katsir (wafat 774 H). Dikisahkan, beberapa tokoh mengabarkan kepada sang gubernur bahwa apabila air Sungai Nil tidak mengalir, biasanya diadakan sebuah upacara persembahan. Seorang perempuan akan didandani sedemikian rupa, lalu dijatuhkan ke dalam Sungai Nil.
Penduduk Mesir menggelar ritual jahiliyah dengan melemparkan seorang perawan ke sungai ini setiap kali sungai itu mengering. Mendengar kabar ini, 'Amru bin 'Ash menjawab tegas:
هذه عادة سيئة لا تتوافق مع الإسلام أبداً
Artinya: "Kebiasaan sangat buruk ini tidak mungkin disetujui dalam Islam selama-lamanya."
Dalam riwayat lain beliau berkata:
إن هذا مما لا يكون في الإسلام ، إن الإسلام يهدم ما قبله
Artinya: "Ini termasuk perkara yang tidak boleh lagi terjadi di masa Islam, sesungguhnya Islam datang untuk menghancurkan kebiasaan buruk sebelumnya."
Lalu beliau menulis surat kepada Amirul Mukminin Umar bin Khattab di Madinah untuk melaporkan keadaan tersebut. Termasuk apa yang dikatakan oleh para tokoh kepadanya dan bantahan dirinya kepada mereka.
Kahlifah Umar radhiyallahu 'anhu kemudian menjawab surat itu dengan mengatakan:
إنك قد أصبت بالذي فعلت
Artinya: "Sungguh engkau telah berbuat benar kepada mereka."
Lalu Umar menyertakan dalam suratnya tersebut kalimat yang terkenal:
بسم الله، من عبد الله أمير المؤمنين عمر بن الخطاب إلى نيل مصر، وبعد: إن كنت تجري من قبلك، فلا تجري، وإن كنت تجري بإذن الله وأمره وقدرته، فاسأل الله تعالى أن يجريك.
Artinya: "Bismillahir rahmanir rahim, dari hambanya Allah, pemimpinnya orang-orang beriman Umar bin Khattab kepada sungai Nil di Mesir, Amma Ba'du: 'Jika engkau mengalir karena keinginanmu sendiri, maka janganlah pernah mengalir lagi. Tapi jika engkau mengalir karena seizin, perintah dan ketentuan dari Allah, maka kami meminta kepada Allah untuk membuatmu mengalir kembali."
'Amru bin 'Ash lalu memerintahkan agar surat itu dilemparkan ke dalam Sungai Nil. Atas izin Allah, hanya selang beberapa jam saja, tiba-tiba terdengar gemuruh suara dari arah hulu, dan ternyata itu adalah air Sungai Nil yang dengan deras kembali mengalir seperti sedia kala.
Referensi:
Al-Bidayah wan Nihayah
Pada masa khalifah Umar bin Khattab, Sungai Nil di Mesir pernah mengalami debit air yang surut bahkan nyaris mengering. Kala itu gubernur di negeri Mesir dijabat oleh sahabat 'Amru bin 'Ash radhiyallahu 'anhu.
Dai lulusan Al-Azhar Mesir, Ustaz Ahmad Syarin Thoriq menceritakan karamah Umar bin Khattab ini yang bersumber dari Kitab البداية والنهاية (Al-Bidayah wan Nihayah) karya Ibnu Katsir (wafat 774 H). Dikisahkan, beberapa tokoh mengabarkan kepada sang gubernur bahwa apabila air Sungai Nil tidak mengalir, biasanya diadakan sebuah upacara persembahan. Seorang perempuan akan didandani sedemikian rupa, lalu dijatuhkan ke dalam Sungai Nil.
Penduduk Mesir menggelar ritual jahiliyah dengan melemparkan seorang perawan ke sungai ini setiap kali sungai itu mengering. Mendengar kabar ini, 'Amru bin 'Ash menjawab tegas:
هذه عادة سيئة لا تتوافق مع الإسلام أبداً
Artinya: "Kebiasaan sangat buruk ini tidak mungkin disetujui dalam Islam selama-lamanya."
Dalam riwayat lain beliau berkata:
إن هذا مما لا يكون في الإسلام ، إن الإسلام يهدم ما قبله
Artinya: "Ini termasuk perkara yang tidak boleh lagi terjadi di masa Islam, sesungguhnya Islam datang untuk menghancurkan kebiasaan buruk sebelumnya."
Lalu beliau menulis surat kepada Amirul Mukminin Umar bin Khattab di Madinah untuk melaporkan keadaan tersebut. Termasuk apa yang dikatakan oleh para tokoh kepadanya dan bantahan dirinya kepada mereka.
Kahlifah Umar radhiyallahu 'anhu kemudian menjawab surat itu dengan mengatakan:
إنك قد أصبت بالذي فعلت
Artinya: "Sungguh engkau telah berbuat benar kepada mereka."
Lalu Umar menyertakan dalam suratnya tersebut kalimat yang terkenal:
بسم الله، من عبد الله أمير المؤمنين عمر بن الخطاب إلى نيل مصر، وبعد: إن كنت تجري من قبلك، فلا تجري، وإن كنت تجري بإذن الله وأمره وقدرته، فاسأل الله تعالى أن يجريك.
Artinya: "Bismillahir rahmanir rahim, dari hambanya Allah, pemimpinnya orang-orang beriman Umar bin Khattab kepada sungai Nil di Mesir, Amma Ba'du: 'Jika engkau mengalir karena keinginanmu sendiri, maka janganlah pernah mengalir lagi. Tapi jika engkau mengalir karena seizin, perintah dan ketentuan dari Allah, maka kami meminta kepada Allah untuk membuatmu mengalir kembali."
'Amru bin 'Ash lalu memerintahkan agar surat itu dilemparkan ke dalam Sungai Nil. Atas izin Allah, hanya selang beberapa jam saja, tiba-tiba terdengar gemuruh suara dari arah hulu, dan ternyata itu adalah air Sungai Nil yang dengan deras kembali mengalir seperti sedia kala.
Referensi:
Al-Bidayah wan Nihayah
(rhs)