Sultan Abdul Hamid: Tangan-Tangan Asing Menggerayang Dalam Hati Kita

Minggu, 26 Juli 2020 - 10:57 WIB
loading...
A A A
Saya katakan padanya, agar dia segera membubarkan jaringan intelijennya itu dengan segera dan jangan sampai mengulangi pekerjaan ini kembali dan saya akan ambil alih jaringan itu.

Apa yang saya lakukan membuat dia tidak suka. Sebab sangat tidak mungkin bagi sebuah negara bisa aman, jika sebuah negara asing bisa membikin orang-orang sebagai tentara yang akan merealisasikan target-targetnya yang memiliki posisi sebagai Perdana Menteri. Atas dasar inilah, maka saya membentuk badan intelijen yang langsung berhubungan dengan saya. Badan inilah yang disebut oleh musuh-musuh saya sebagai "Jurnalijiyah" (tentara rahasia/mata-mata).

Maka, wajib bagi saya untuk mengetahui bahwa di antara anggota intelijen saya itu orang-orang yang betul-betul ikhlas dan beberapa orang yang tercemar. Namun saya tidak langsung mempercayai sesuatu yang datang dari lembaga ini, tanpa seleksi dan penelitan yang mendalam.



Kakek saya Sultan Salim II pernah suatu saat berteriak, ‘Sesungguh-nya tangan-tangan orang asing menggerayang di atas hati kita. Oleh sebab itulah, wajib bagi kita untuk mengirimkan para duta besar ke negeri-negeri asing untuk mentransfer kemajuan yang dicapai oleh negara-negara Eropa. Wajib bagi kita untuk mengirim utusan ke luar, agar kita segera bekerja sesuai dengan apa yang mereka capai.”

Saya juga merasa, bahwa tangan-tangan asing itu bukan hanya menggerayang di atas hati kita, namun di dalam hati kita. Mereka telah membeli menteri-menteri besar dan menteriku, dan menggunakannya untuk melawan negeriku. Bagaimana mungkin ini semua terjadi, padahal saya adalah orang yang memberi belanja kepada mereka dari kas negara? Namun ternyata, saya tidak tahu apa yang sedang mereka kerjakan, apa yang mereka rencanakan dan apa yang sedang mereka siapkan? Memang benar saya telah membentuk badan intelijen dan saya yang mengaturnya. Lalu kapan ini semua terjadi?



Setelah saya melihat beberapa menteri besarku menerima suap dari negara-negara asing sebagai imbalan agar mereka menghancurkan dan melakukan konspirasi terhadap Sultannya, saya dirikan badan intelijen ini bukan untuk dijadikan sebagai sarana untuk melawan warga negara, namun untuk melihat dan mengawasi mereka yang sengaja melakukan pengkhianatan terhadap negara saya. Padahal mereka adalah orang-orang yang menerima gaji dari kas negara, dan pada saat dimana nikmat pemerintahan Utsmani telah memenuhi perut mereka hingga ke tenggorokannya."



Ash-Shalabi mengatakan banyak kritikan gencar dan pedas yang dilancarkan oleh Organisasi Persatuan dan Pembangunan, karena dia membentuk badan intelijen itu. Padahal pada hakikatnya, badan ini telah banyak menghasilkan hal-hal yang positif bagi pemerintahan Utsmani. Maka tatkala kalangan pemberontak dan teroris mendorong orang-orang Armenia untuk melakukan pembangkangan melawan pemerintahan Utsmani, tentara Utsmani selalu melawan mereka dan begitu banyak darah yang mengalir.

Namun jaringan intelijen yang dibentuk Sultan Abdul Hamid –dalam jangka waktu 30 tahun—selalu memberitahukan pada Sultan tentang munculnya sebuah gerakan. Oleh sebab itulah Sultan berhasil memadamkan setiap pemberontakan internak dengan segera. (Baca juga: Sujud Syukur Dunia Islam Sambut Kemenangan Al-Fatih, Hagia Sophia Jadi Masjid )
(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4079 seconds (0.1#10.140)