Sultan Abdul Hamid: Tangan-Tangan Asing Menggerayang Dalam Hati Kita

Minggu, 26 Juli 2020 - 10:57 WIB
loading...
A A A
Sultan Abdul Hamid tidak mengubah sikapnya terhadap sistem demokrasi, bahkan setelah diturunkan dari kursi kepemimpinannya di mana saat itu ramai-ramai berusaha untuk menerapkan sistem demokrasi, dia berkata, “Apa yang terjadi setelah diumumkan sistem demokrasi? Apakah hutan kita semakin sedikit? Apakah jalan-jalan raya, pelabuhan dan sekolah-sekolah semakin banyak? Apakah hukum dan undang-undang saat ini lebih rasional dan lebih logis? Apakah manusia menikmati rasa aman secara luas? Apakah keluarga kini menikmati kesejahteraan? Apakah kematian semakin sedikit atau kelahiran semakin sedikit? Apakah publik dunia kini berada bersama kita lebih dari sebelumnya?”



Obat yang berguna, menurut Sultan, akan menjadi racun yang mematikan manakala dia berada di tangan orang-orang yang bukan dokter. Atau di tangan orang-orang yang tidak tahu bagaimana cara menggunakannya. “Sungguh saya sangat menyayangkan, peristiwa-peristiwa telah banyak membuktikan kebenaran apa yang saya katakana," ujarnya.

Sultan Abdul Hamid menjelaskan, bahwa dia tidak selamanya selalu menentang apa yang disebut dengan sistem demokrasi, keadaanlah yang akan menentukan kondisi itu, jika kondisinya berbeda bisa saja dia akan mengubah pandangannya terhadap sistem itu.

Dalam hal ini ia mengatakan, “Janganlah seseorang menyangka bahwa pemikiran dan keyakinan saya selalu bertentangan dengan pemikiran hukum yang berdasarkan pada prinsip-prinsip pembatasan kekuasaan itu.”



Krisis di Segala Lini
Masa pemerintahan Sultan Abdul Hamid adalah masa pemerintahan yang dipenuhi dengan gejolak dan krisis multidimensi. Di samping itu, ada konspirasi internasional baik yang datang dari dalam maupun dari luar.



Oleh sebab itulah, dia segera berusaha melakukan perbaikan sesuai dengan ajaran-ajaran Islam untuk membendung campur tangan Eropa. Dengan sangat bersemangat, dia berusaha untuk menerapkan syariah Islam dan berusaha untuk mengusir para penulis dan wartawan dari ibu kota, serta dengan gencar melawan semua pikiran Barat yang bertentangan dengan peradaban Islam yang mulia di dalam pemerintahan Utsmani.

Sultan Abdul Hamid berhasil membentuk badan intelijen yang demikian kuat untuk membentengi negara dari dalam dan untuk mengumpulkan berita-berita dari musuh-musuh luar.



Dia berpikir bagaimana membangun Pan-Islamisme dan telah sukses merealisasikan hasil yang demikian besar. Eropa terguncang dengan pemikiran strategis yang dibangun oleh Sultan Abdul Hamid. Sebuah strategi yang dilakukan dengan cara yang serius dan mendalam dan mereka berusaha untuk menghancurkannya.

Sultan Abdul Hamid mengungkapkan tentang badan intelijen yang dia bangun dan menjelaskan tujuan dari dibentuknya badan intelijen itu dengan mengatakan:


“Sesuai dengan tradisi Utsmani, Sultan akan selalu mencari tahu tentang apa yang berkembang di masyarakat dan selalu mendengar pengaduan mereka melalui lembaga negara. Juga dari para gubernurnya dan para hakim dari sisi yang lain. Juga dari orang orang yang disebarkan di seluruh pelosok negeri, dan para Syaikh dan darwis pada sisi yang lain. Dengan demikian, Sultan menghimpun semua kabar itu dan berusaha mengambil keputusan dan kabar tersebut.”

“Kakek saya Sultan Mahmud ll,” katanya lagi. “Telah melebarkan sayap intelijen negara dengan menjadikan para darwis (kalangan sufi di Turki) sebagal bagian intelijen. Hal ini juga saya lakukan dan akan terus berlangsung,” paparnya.

“Satu hari saya mendengar kabar dari Mosurus Pasya, duta besar kami di London, bahwa Perdana Menteri sebelumnya, Sir Askar Husein Auni Pasya menerima sejumlah uang tunai dari lnggris. Jika seorang Perdana Menteri yang tak lain adalah seorang yang memerintah negeri ini atas nama Sultan bisa melakukan pengkhianatan pada pemerintahan, maka tidak boleh tidak para intelijennya harus menyampaikan ke istana, bahwa dia telah melakukan pekerjaannya dalam bentuknya yang paling sempurna. Oleh sebab itulah, dia sangat terpengaruh dan terpukul di hari-hari itu,” lanjutnya.



“Suatu saat Mahmud Pasya datang menemui saya, dan memberitahukan beberapa kabar tentang anggota "Turki Muda” (Young Turk}. Kabar-kabar yang dia berikan itu sangat penting. Saya tanyakan kepadanya, bagaimana dia bisa menerima semua kabar itu. Maka saya ketahui, bahwa dia telah membentuk intelijen khusus. Mereka terdiri dari beberapa orang yang tergabung dalam Turki Muda. Merekalah yang berbicara dengan kerabat-kerabatnya dan mendengarkan dari mereka kemudian memberitahukannya. Kemudian dia membayar uang pada mereka.”

Memang benar, dia adalah suami saudariku. Hanya saja, tidak boleh bagi seorang Pasya yang menjabat jabatan pemerintahan untuk membentuk badan intelijen independen yang terpisah dari intelijen negara.

Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3446 seconds (0.1#10.140)