Kisah Sultan Abdul Hamid II Hadapi Konspirasi Freemasonry dan Utsmani Baru

Jum'at, 31 Juli 2020 - 12:43 WIB
loading...
Kisah Sultan Abdul Hamid...
Sultan Abdul Hamid II dalam serial film Payitaht. Foto/ilustrasi/Ist
A A A
GERAKAN yang merongrong kekuasaan Sultan Abdul Hamid II kian banyak saja. Pada saat belum tuntas menghadapi gerakan “Utsmani Muda”, dari Akademi Militer di Istanbul juga muncul gerakan serupa. ( )

Prof Dr Ali Muhammad Ash-Shalabi dalam Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah menjelaskan tak jauh berbeda dengan gerakan lainnya, gerakan ini juga bertujuan untuk melawan Sultan Abdul Hamid. Salah seorang anggota dari gerakan ini adalah Kalatani Aziz Beik. Dia beraliran Freemasonry ini. Ia berhasil melarikan diri ke Napoli , lalu ke Jenewa pada tahun 1879 dan 1881. Dia menerbitkan sebuah harian yang isinya adalah usaha-usaha membentuk opini yang menentang pemerintahan Utsmani. Harian itu mereka beri nama Istiqbal yang berarti masa depan.

Pada tahun 1889 M terbentuk organisasi mahasiswa di Akademi Militer bidang kedokteran di Istanbul. Beberapa dosen di tempat itu dengan antusias mendukung, baik dengan cara terbuka ataupun tidak pada mahasiswanya untuk melakukan pemberontakan pada pemerintahan Utsmani.

Pemikiran tentang “Utsmani Baru" menyebar luas di kalangan mahasiswa. Pendiri dari organisasi mahasiswa ini adalah Ibrahim Taimu Ar-Rumani, seorang yang terpengaruh dengan gerakan Freemasonry Italia . Mereka menamakan gerakan mahasiswa ini dengan "Kesatuan Utsmani" dan memilih hari peresmiannya bersamaan dengan dengan hari ulang tahun ke-100 dari revolusi Prancis .



Mereka jadikan perlawanan terhadap pemerintahan Sultan Abdul Hamid sebagai tujuan yang akan mereka capai dan sekaligus pembentukan pemerintahan yang sesuai dengan pemikiran politik modern dan sebagai kiblatnya adalah negara-negara Barat seperti Inggris, Perancis, dan Jerman. Negara-negara yang sering mendengungkan arti undang-undang, kemerdekaan dan demokrasi

Dari Akademi Militer bidang kedokteran inilah, pemikiran organisasi Kesatuan Utsmani ini menyebar ke berbagai akademi yang lain. Gerakan ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan sistem organisasi Karabonari di Italia.



Gerakan ini bukanlah gerakan yang dilakukan dengan tergesa-gesa, baik dalam kampanyenya atau pun dalam pemikirannya, dan tidak pula dalam gerakan melawan Sultan. Sampai-sampai Ridha Beik telah sampai pada posisi direktur pendidikan di Bursah dan melakukan kunjungan ke Perancis pada tahun 1889 M dengan alasan untuk menghadiri pameran internasional di sana.

Setelah sampai di sana, dia mendeklarasikan bahwa dirinya tidak akan kembali ke negerinya. Dia tinggal di Perancis selama enam tahun. Namun tidak ada satu ungkapan perlawanan yang dia ungkapkan yang pantas untuk dicatat, sampai akhirnya dia menerbitkan koran yang diberi nama Masyurat pada tahun 1895 M.



Disebutkan bahwa pendiri dari organisasi Persatuan dan Pembangunan ini -yakni Ibrahim Taimu-telah menggunakan waktu-waktunya di luar negeri hingga tahun 1895 M adalah dalam rangka memperoleh dan menarik anggota baru dari organisasinya untuk dididik dengan didikan revolusi.

Beberapa Pertemuan rahasia diadakan antara anggotanya. Dibacakan pada mereka karya-karya sastra yang ditulis oleh anggota Utsmani Baru, seperti Namiq Kamil dan Dhiya’ Pasya serta membaca selebaran yang ditulis oleh Ali Syafaqat Beik--anggota Kalanati-Freemasonry-yang melarikan diri ke Eropa.



Hasil dari surat menyurat rahasia antara anggota organisasi-organisasi rahasia Utsmani yang ada di dalam negeri dan di luar negeri adalah, tercapainya kesepakatakan antara mereka untuk menyatukan langkah baik secara militer ataupun sipil, untuk melakukan perlawanan kepada Sultan Abdul Hamid II; dengan menggunakan organisasi Persatuan dan Pembangunan dari dua sayapnya, militer dan sipil, yang bekerja sesuai dengan rencana organisasi itu di tengah kalangan militer. Nama organisasi itu dikenal dengan Kesatuan Utsmani.

Ahmad Ridha Beik--orang yang bertanggung pada sayap sipil--sangat terpengaruh dengan pemikiran filosof Auguste Comte sedangkan teori yang dia hasilkan adalah keberaturan dan pembangunan (kemajuan). Maka Ahmad Ridha mengambil bagian belakang dari teori Auguste Comte yakni pembangunan terinspirasi dari pemikiran Comte itu.



Sedangkan kalangan militer tetap menggunakan nama Kesatuan Utsmani. Dan semuanya sepakat untuk memberi nama pada organisasi itu dengan Kesatuan dan Pembangunan.

Usaha gerakan ini terlihat gencar dalam rangka menyatukan kalangan tentara dengan para pejabat pemerintah.

Kedua kelompok ini melakukan aksi bersama melalui dua sayap militer dan sipil di Paris untuk mendepak Sultan Abdul Hamid.

Organisasi ini pada tanggal 24 Juli 1908 berhasil memaksa Sultan Abdul Hamid untuk mengumumkan kembali undang-undang baru yang pernah ditetapkan sebelumnya pada tahun 1877 untuk dibekukan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3793 seconds (0.1#10.140)