Kisah Heroik Sultan Abdul Hamid II Menghadapi Konspirasi Barat

Selasa, 28 Juli 2020 - 05:00 WIB
loading...
Kisah Heroik Sultan Abdul Hamid II Menghadapi Konspirasi Barat
Sultan Abdul Hamid II dalam serial film Payitaht. Foto/ilustrasi/Ist
A A A
INGGRIS kian intensif menjalin hubungan dan kontak dengan beberapa Syaikh seperti Syarif Makkah , Syaikh Hamiduddin di Yaman , Syaikh Asir dan beberapa Syaikh untuk mendorong mereka melakukan pemberontakan dan pembangkangan pada pemerintahan Ustmani, serta memisahkan diri dari khilafah Utsmaniyah . ( )

Hal itu disadari betul oleh Sultan Abdul Hamid II. Itu sebabnya Sultan berjuang untuk menggagalkan semua rencana dan konspirasi Inggris yang jahat itu. Salah satu cara yang ditempuh adalah melakukan politik kasih sayang dan merangkul setiap orang yang memiliki pengaruh di tengah-tengah masyarakat, yang tersebar di berbagai pelosok.( )

Prof Dr Ali Muhammad Ash-Shalabi dalam Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah mengungkapkan bahwa Sultan menampakkan rasa hormat dan penghargaannya pada kalangan berilmu dan ulama . Ia membentuk majelis yang terdiri dari kalangan Syaikh dan ulama.

Sultan juga mengatur gaji dan bayaran terhadap anggota-anggotanya. Sultan memiliki hubungan yang sangat baik dengan para mursyid di kalangan ulama. Dalam pandangannya, para ulama memiliki kedudukan yang demikian tinggi.



Pada saat yang sama, Sultan melakukan politik merangkul orang-orang penting yang mendukung dan mendorong pemikiran Pan-Islamisme , seperti Mushtafa Kamil Pasya di Mesir. Dia akan memberikan ampunan atas kesalahan orang-orang yang terkenal, jika mereka memiliki itikad baik terhadapnya sepanjang mereka mendukung pemikiran Pan-Islamisme.( )

Sultan memilih sebagian siswa dari sekolah Keluarga Arab dari anak-anak kalangan terpandang dan memiliki pengaruh, serta nama yang baik dari kalangan pemimpin Arab.



Sekolah ini belakangan meluas cakupannya dengan memasukkan anak-anak keturunan Kurdi dan anak-anak yang berasal dari keturunan Libanon.

Sultan juga selalu menjalin kontak dengan para pemimpin, pemuka dan pemimpin kabilah Arab melalui surat atau utusan yang Sultan kirim dengan tujuan untuk menguatkan ikatan cinta dan persaudaraan Islam.

Di sisi lain, Sultan menarik orang-orang yang diragukan loyalitasnya terhadap pemerintahan Utsmani dan mewajibkan mereka untuk tinggal di Istanbul di bawah pengawasan pemerintah, dengan memberi mereka kedudukan tertentu. Sehingga pemerintahan Utsmani merasa aman dari konspirasi mereka.



Hal ini misalnya dilakukan atas Syarif Makkah. Tokoh ini diangkat untuk menjadi anggota Majelis Syura pemerintahan Utsmani di Istanbul sehingga dia tidak bisa kembali ke Makkah.

Rencana Musuh
Sejak perempat pertama abad ke-19, Inggris telah berusaha mendorong orang-orang Kurdi melakukan pemberontakan kepada pemerintahan Utsmani. Tatkala Kompeni Inggris-India berdiri, maka perhatian Inggris terhadap Irak semakin bertambah.



Inggris bekerja keras untuk melahirkan gerakan nasionalis di antara para pemimpin di Irak. Para delegasi Inggris melakukan perjalanan keliling di antara keluarga-keluarga Kurdi di Irak dalam rangka menyatukan keluarga Kurdi, melawan pemerintahan Utsmani.

Pada saat yang sama, mata-mata Utsmani selalu mengikuti perkembangan keadaan dengan seksama dan sangat detail. Untuk menghadapi rencana busuk orang-orang Inggris ini, Sultan melakukan counter-aksi dengan cara:


Pertama, pemerintahan Utsmani memberi perlindungan pada penduduk Kurdi dari serangan berdarah orang-orang Armenia .

Kedua, mengirim delegasi yang terdiri dari para ulama pada para pemuka Kurdi untuk menasehati dan menyeru mereka untuk berada di bawah Pan-Islamisme. Delegasi ini berhasil menyadarkan orang-orang Kurdi tentang ambisi jahat orang-orang Barat.

Ketiga, Sultan mengambil langkah-langkah yang menjamin hubungan antara pemimpin Kurdi dengannya dan dengan pemerintah Utsmani.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4587 seconds (0.1#10.140)