Mengenal Ketua Umum MUI dari Masa ke Masa

Kamis, 07 September 2023 - 17:10 WIB
loading...
Mengenal Ketua Umum MUI dari Masa ke Masa
KH Anwa Iskandar menjadi Ketua MUI terbaru yang menjabat mulai tahun 2023 ini, beliau merupakan ulama dari Nahdahtul Ulama (NU). Foto istimewa
A A A
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) dari masa ke masa menjadi topik pembahasan menarik untuk diulas. Sepanjang riwayatnya, Majelis Ulama Indonesia telah dipimpin banyak tokoh Tanah Air yang berbeda.

Melihat sejarahnya, MUI berdiri pada 7 Rajab 1395 Hijriah, bertepatan dengan 26 Juli 1975 di Jakarta. Saat itu, pendiriannya didasarkan pada hasil pertemuan dan musyawarah para ulama, cendekiawan, dan zu’ama yang datang dari penjuru Tanah Air.

Pada pimpinannya, MUI memiliki seorang Ketua Umum (Ketum). Dalam riwayatnya, telah banyak tokoh-tokoh agama Islam yang menempati posisi ini. Siapa sajakah mereka?

Ketua Umum MUI dari Masa ke Masa

1. Prof. Dr. H. Hamka (1975-1981)

Prof. Dr. Abdul Malik Karim Amrullah atau biasa dikenal Buya Hamka merupakan tokoh ulama kharismatik di Tanah Air. Dalam riwayatnya, ia diketahui sebagai ketua umum (Ketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama di Indonesia.

Buya Hamka menjadi Ketua Umum MUI pada periode 1975-1981. Pada pidato pertamanya sebagai Ketua MUI, ia pernah menyampaikan bahwa dirinya bukanlah sebaik-baiknya ulama.

Menjadi Ketua MUI, Hamka juga meminta agar tidak digaji. Kemudian, ia memilih menjadikan Masjid Agung Al-Azhar sebagai pusat kegiatan MUI alih-alih berkantor di Masjid Istiqlal.

Pada 7 Maret 1981, MUI mengeluarkan fatwa tentang keharaman perayaan Natal bagi umat Islam. Fatwa itu muncul usai banyaknya instansi pemerintah yang menyatukan perayaan Natal dan Lebaran lantaran kedua perayaan itu berdekatan.

Dalam hal ini, Hamka membantah perayaan Natal dan Lebaran bersama sebagai bentuk toleransi. MUI kemudian memfatwakan mengikuti upacara Natal bagi umat Islam hukumnya haram, meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa.

Namun, fatwa MUI itu menuai kecaman dari pemerintah. Menteri Agama Alamsyah Ratu Perwiranegara meminta fatwa dicabut karena dianggap mengusik kerukunan antara umat Islam dan Kristen. Pada buku Mengenang 100 Tahun Hamka, Shobahussurur (2008), tercatat salah satu perkataan Buya Hamka: “Masak iya saya harus mencabut fatwa,” ujar Hamka sembari menyerahkan surat pengunduran dirinya sebagai ketua MUI kepada Departemen Agama.

2. KH. Syukri Ghozali (1981-1984)

KH. Syukri Ghozali terpilih sebagai Ketua Umum (Ketum) Majelis Ulama Indonesia pada Musyawarah Nasional II 1981. Saat itu, ia menggantikan Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) yang meninggal dunia.

KH. Syukri Ghozali lahir di Salatiga, 6 Desember 1906. Sebelumnya, ia pernah menjadi Dekan Fakultas Syari'ah IAIN (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Posisi Ketua MUI ditempati sampai 1984.

3. KH. Hasan Basri (1984-1998)

Berikutnya ada nama KH. Hasan Basri. Tak hanya dikenal sebagai seorang da'i dan Imam Masjid al-Azhar, Jakarta, ia juga menjadi sosok yang menggagas Bank Syariah Indonesia.

Pada riwayatnya, Hasan Basri juga pernah menjabat Ketua Umum (Ketum) MUI. Posisi ini ditempatinya sejak 1984.

4. Prof. KH. Ali Yafie (1999-2000)

Muhammad Ali Yafie lahir di Wani, Donggala, Sulawesi Tengah pada 1 September 1926. Pengabdian keulamaan Ali Yafie di tingkat nasional bisa dibuktikan dengan sejumlah jabatan yang pernah ditempatinya.

Mengutip informasi dari laman Kemenag RI, Ali Yafie telah menjadi Anggota Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sejak 1985. Kemudian, ia diangkat menjadi Ketua Umum MUI pada 11 Februari 1999.

Pengukuhan K.H. Ali Yafie sebagai Ketua Umum MUI dilakukan oleh Menteri Agama H.A. Malik Fadjar, bersamaan dengan pembentukan Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI). Pengabdiannya di MUI Pusat berlangsung hingga mengundurkan diri tahun 2000.

5. KH. M. Sahal Mahfudz (2000-2014)

KH. M. Sahal Mahfudz merupakan sosok ulama kontemporer Tanah Air yang disegani karena kehati-hatiannya dalam bersikap dan kedalaman ilmunya ketika memberikan fatwa. Dalam riwayatnya, ia pernah menjadi Ketua Umum MUI.

Posisi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ditempatinya sejak tahun 2000 hingga 2014. Hal ini menjadikannya sebagai salah satu Ketua MUI terlama yang pernah menjabat.

6. Prof. KH. Din Syamsuddin (2014-2015)

Berikutnya ada Prof. KH. Din Syamsuddin. Ia pernah menjadi Ketua Umum (Ketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada periode 2014-2015.

Saat itu, Din Syamsuddin menggantikan KH. M. Sahal Mahfudz yang meninggal dunia. Selain Ketua MUI, ia juga dikenal sebagai tokoh Muhammadiyah yang sempat menjabat Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

7. Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin (2015-2020)

Prof. Dr. KH. Ma’ruf Amin saat ini menjabat Wakil Presiden Republik Indonesia. Terhitung sejak 2019, ia mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Melihat riwayatnya, Ma’ruf Amin telah dikenal sebagai tokoh agama yang banyak menempati posisi penting. Tak hanya di Nahdlatul Ulama (NU), namun juga Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Ma’ruf Amin pernah menjadi Ketua Umum (Ketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada periode 2015-2020. Saat itu, ia menggantikan posisi dari Din Syamsuddin.

8. KH. Miftachul Akhyar (2020-2022)

KH. Miftachul Akhyar juga pernah menjabat Ketua Umum MUI. Posisi ini ditempati pada tahun 2020 ketika menggantikan KH. Ma’ruf Amin. Beberapa tahun menjabat, KH. Miftachul Akhyar mengundurkan diri dari jabatannya.

9. KH. Anwar Iskandar (2023-)

KH. Anwar Iskandar terpilih sebagai Ketua Umum MUI pada Agustus 2023 lalu. Ketentuan ini didapat pada Rapat Pleno Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta.

Ketua Panitia Rapat Pleno MUI, KH Rofiqul Umam Ahmad menyebut bahwa Rapat Pleno menyetujui penetapan KH Anwar Iskandar sebagai Ketua Umum MUI menggantikan KH Miftachul Akhyar. Penetapan itu nantinya akan dibawa ke Rapat Paripurna MUI.

Itulah daftar Ketua Umum MUI dari masa ke masa.

(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1523 seconds (0.1#10.140)