Khadijah binti Khuwailid, sang Cinta Abadi Rasulullah

Senin, 03 Agustus 2020 - 14:46 WIB
loading...
A A A
Di akhir usia 30-an, Muhammad sering bertafakur ke gua Hira. Sendiri maupun bersama istrinya, Khadijah. Ia menjauhkan diri dari masyarakat dan kesibukan dunia. Muhammad mulai merasakan keanehan. Ia sering melihat dan mendengar hal yang membuatnya tak nyaman. Di saat seperti itu, Khadijah selalu menenangkan dengan mengucapkan kata-kata lembut.

Dan peristiwa turunnya wahyu pertama pun terjadi. Peristiwa yang membuat hati setiap orang beriman bergetar. Peristiwa abadi yang tak pernah bosan kita dengarkan.

“Selimuti aku, selimuti aku…,“ pinta Rasulullah ketika sampai di rumah.

Dengan penuh kasih sayang, Khadijah berusaha menenangkan suaminya.

Waraqah, saudara Khadijah, menerangkan bahwa yang datang menemui Muhammad adalah makhluk yang sama yang mendatangi Musa yaitu Malaikat Jibril. Ia mengatakan kepada Khadijah dan Muhammad bahwa hari-hari berat akan segera mereka jalani.

Hal itu membuat Khadijah selalu setia mendampingi suaminya, mendukungnya, dan merekalah pasangan muslim pertama di dunia. Rasulullah mulai berdakwah pada keluarga dan sahabatnya. Tak banyak yang mau mengikuti agama baru tersebut. Agama yang hanya menyeru satu Tuhan. Hinaan dan cacian ia terima. Yang paling keras dan menentang datang dari kedua pamannya, Abu Lahab dan Abu Jahal. Bahkan hinaan semakin memburuk ketika Rasulullah menyampaikan isi Al-Qur'an. Kata-kata si gila, tukang sihir, dan penyair tersemat padanya.

Namun, semakin hari semakin banyak pengikut Rasulullah. Hal itu membuat geram kaum musyrikin. Akhirnya mereka membuat kesepakatan untuk memboikot Rasulullah dan pengikutnya. Boikot itu akan berakhir jika Rasulullah berhenti berdakwah dan meninggalkan agama baru itu.

Di masa-masa sulit itu, Khadijah berusaha membagikan apa saja yang ia punya kepada kaum muslimin yang tertindas dan kelaparan. Semua kekayaannya terkuras habis selama tiga tahun masa pemboikotan tersebut. Setelah masa sulit itu berakhir, Khadijah jatuh sakit. Di dalam pembaringannya, ia menyebutkan segala nama baik sang Suami. Rasul Allah. Dengan menyebut syahadat, kekasih dari kekasih-Nya pergi. Meninggalkan sang utusan terakhir.

Khadijah binti Khuwailid meninggal dunia dalam usia 65 pada 10 Ramadan tahun ke-10 kenabian, tepatnya tiga tahun sebelum hijrah ke Madinah atau 619 Masehi. Ketika itu, Nabi Muhammad berusia sekitar 50. Khadijah dimakamkan di dataran tinggi Mekkah, yang dikenal dengan sebutan al-Hajun.

Wafatnya Khadijah menyebabkan kesedihan dalam diri Rasulullah karena dua orang yang dicintainya (Khadijah dan Abu Thalib) telah meninggal di tahun yang sama. Dalam sejarah Islam, tahun itu disebut sebagai ‘aamul huzni (tahun kesedihan) dalam kehidupan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.Dengan penuh kesedihan, Rasulullah menggoreskan empat buah garis ke tanah dengan cabang pohon kurma.

“Tahukah kalian apa arti empat garis ini?” tanya Rasulullah

“Rasul Allah pasti tahu yang sebenarnya,“ jawab para sahabat.

Besarnya keimanan Khadijah pada risalah nubuwah, dan kemuliaan akhlaknya sangat membekas di hati Rasulullah sehingga beliau selalu menyebut-nyebut kebaikannya walaupun Khadijah telah wafat. (Baca juga : Terapi Hati Kala Dilanda Kegelisahan )

Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu'anha, beliau berkata: “Rasulullah hampir tidak pernah keluar dari rumah sehingga beliau menyebut-nyebut kebaikan tentang Khadijah dan memuji-mujinya setiap hari sehingga aku menjadi cemburu maka aku berkata: Bukankah ia seorang wanita tua yang Allah telah meng-gantikannya dengan yang lebih baik untuk engkau? Maka beliau marah sampai berkerut dahinya kemudian bersabda: Tidak! Demi Allah, Allah tidak memberiku ganti yang lebih baik darinya. Sungguh ia telah beriman di saat manusia mendustakanku, dan menolongku dengan harta di saat manusia menjauhiku, dan dengannya Allah mengaruniakan anak padaku dan tidak dengan wanita (istri) yang lain. Aisyah berkata: Maka aku berjanji untuk tidak menjelek-jelekkannya selama-lamanya.” (bersambung)

Wallahu A'lam
(wid)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2444 seconds (0.1#10.140)