Bumi Utsmani Dikapling-kapling, Yahudi Dirikan Negara di Palestina

Senin, 03 Agustus 2020 - 15:56 WIB
loading...
Bumi Utsmani Dikapling-kapling,...
Tentara Ottoman pada Perang Dunia I. Foto?Ilustrasi/Pinterest
A A A
SETELAH Sultan Abdul Hamid II diturunkan, yang memangku khilafah dan kesultanan adalah saudaranya yang bernama Muhammad Rasyad. Hanya saja pada hakikatnya, dia tidak memiliki kekuasaan apa-apa. Kekuasaan kini sebenarnya berada di tangan orang-orang Persatuan dan Pembangunan , dan pemerintahan Utsmani telah menjadi pemerintahan nasionalis yang fanatik, setelah sebelumnya model pemerintahannnya adalah pemerintahan Islami . ( )

Prof Dr Ali Muhammad Ash-Shalabi dalam Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah menyebut gerakan ini sangat terpengaruh dengan kuatnya pemikiran nasionalisme Thuraniyah yang menyerukan pada pembebasan semua orang Turki dengan menyerukan bahwa bangsa Islam yang berada di Anatolia dan Asia Tengah merupakan satu umat. ( )

Pemikiran ini adalah pemikiran yang berkembang berkat usaha keras sebagian penulis orang-orang Persatuan dan Pembangunan, terutama Muiz Kuhin yang beragama Yahudi , juga seorang penulis Turki yang sangat terkenal Dhiyakuk Alib. Maka dilakukan kebijakan yang disebut dengan Turkivikasi di antaranya, dengan menjadikan bahasa Turki sebagai bahasa resmi negara, walaupun masih menjadikan bahasa Arab sebagai pendamping. Maka saat itu juga muncul gerakan Arabisasi sebagai reaksi atas gerakan Turkivikasi. ( )

Gerakan Arab Baru
Orang-orang Arab membentuk kelompok desentralisasi, yang berarti hendaknya beberapa wilayah memiliki kebebasan otonomi khusus namun tetap tunduk di bawah pemerintahan Istanbul .

( )

Mereka juga mendirikan gerakan-gerakan rahasia seperti organisasi Qahthaniyah yang dipimpin oleh Abdul Karim Al-Khalil dan perwira militer Ali Al-Mishri. Juga gerakan Arab Baru yang dibentuk di Paris pada tahun 1329 dengan menggunakan metode seperti metode gerakan Turki Muda. Organisasi ini beranggotakan para mahasiswa yang tekun dan serius mempelajari pemikiran-pemikiran Barat, khususnya tentang apa yang disebut dengan prinsip-prinsip nasionalisme fanatik.

Sebagian lagi menggunakan istilah-istilah Freemasonry . Tujuan gerakan ini, agar orang-orang Arab memiliki kemerdekaan penuh. Setelah itu, mereka memindahkan pusat gerakannya dari Paris ke Beirut kemudian ke Damaskus .

Jumlah anggota gerakan ini semakin hari semakin banyak, khususnya yang datang dari kalangan Kristen Arab.



Setelah itu, berdiri organisasi Al-Ishthilahiyah di Beirut pada tahun 1331 H dan bekerja sama dengan gerakan Kebangkitan Libanon yang berada di pengasingan. Keduanya secara bersama-sama mengajukan surat bersama pada pemerintahan Perancis tahun 1331 H yang memintanya untuk menduduki Suria dan Libanon.

Sementara itu, sebagian kalangan terpelajar Irak memalingkan wajahnya pada Inggris. Sebagiannya lagi mendukung agar Inggris menjadi konsultan dalam program-program reformasi, bahkan sampai batas meminta perlindungan Inggris atas negeri mereka. (

Tatkala orang-orang Persatuan dan Pembangunan melakukan tindakan keras terhadap gerakan Arab Baru, maka Arab Baru mengadakan muktamar di Perancis pada tahun 1332 H/ 1912 M. Orang-orang Prancis telah menyediakan tempat yang sangat cocok bagi mereka untuk terselenggaranya muktamar tersebut. Para peserta muktamar memutuskan:

1. Perlunya dilakukan reformasi sesegera mungkin.
2. Pengikutsertaan orang-orang Arab dalam pemerintahan pusat.
3. Menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi di seluruh wilayah Arab.
4. Menjadikan kewajiban militer bersifat lokal bagi orang-orang Arab, kecuali dalam kondisi yang sangat mendesak.
5. Memberikan dukungan terhadap tuntutan orang-orang Armenia.

Para peserta muktamar menegaskan, bahwa gerakan mereka bukanlah gerakan keagamaan. Orang-orang Kristen memiliki jumlah yang sama dengan orang-orang Islam di dalam muktamar tersebut. Muktamar dipimpin oleh Abdul Hamid Az-Zahrawi



Prancis banyak menaruh harapan terhadap muktamar ini. Di dalamnya banyak warganya yang menjadi peserta. Setelah itu Perancis mengumumkan basil muktamar tersebut.

Perang Dunia
Tatkala terjadi Perang Dunia I (1333-1337 H/1914-1918 M), Turki bergabung dengan Jerman dan Austria, sementara itu Inggris berkat surat menyurat dengan Al-Husein Makmahun telah berhasil menyeret orang-orang Arab untuk menjadi sekutu Inggris-Prancis dan Rusia. Maka menyebarlah pemikiran nasionalisme Arab dan terjadilah benturan yang sangat hebat antara orang-orang Arab dan Turki.



Turki jatuh setelah kekalahan mereka di dalam perang dan pihak sekutu sebagai pemenang perang bersama Yunani mencaplok sebagian wilayah kekuasaannya. Selanjutnya, Astana berada di bawah kekuasaan Inggris, sedangkan khalifah seakan-akan menjadi tawanan di dalamnya.

Sesungguhnya pemecatan Sultan Abdul Hamid II dan hadirnya organisasi Pembangunan dan Persatuan di dalam pemerintahan merupakan langkah asasi dalam rangka merealisasikan rencana yang telah dirancang pada saat perang berkecamuk dan setelah perang dalam fase yang bisa diringkas sebagai berikut;

Pertama, kesepakatan sekutu untuk membagi dunia Islam yang tunduk di bawah pemerintahan Utsmani di kalangan mereka. Ini bisa terlihat dari adanya kesepakatan Saikas Biku pada tahun 1334 H/ 1916 M yang dilakukan dengan cara rahasia, dimana saat itu orang-orang Arab dijanjikan kemerdekaan.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3262 seconds (0.1#10.140)