Maaf dan Marah Khalifah Abu Bakar kepada Kaum yang Murtad
loading...
A
A
A
Haekal menyatakan sekiranya Fuja'ah tidak sampai membunuhi Muslimin, niscaya ia tidak akan mengalami kematian yang begitu kejam, dan karena kejamnya itu pula Khalifah Abu Bakar di kemudian hari merasa menyesal: sekiranya yang demikian itu tidak terjadi.
Selanjutnya ada juga kisah Abu Syajrah bin Abdul Uzza, yang peristiwanya hampir sama dengan kejadian pada Uyainah, Qurrah dan Alqamah di atas.
Abu Syajrah ini anak Khansa', penyair perempuan yang cukup terkenal karena sajak-sajak eleginya atau ratapannya terhadap kematian saudaranya, Sakhr. Orang ini juga seorang penyair dan menggabungkan diri dengan kaum murtad. Dengan sajak-sajaknya ia mengerahkan mereka untuk memerangi Muslimin. Di antaranya ia mengatakan: "Kutujukan tombakku kepada pasukan Khalid, sesudah itu aku berharap masih akan panjang umur."
Setelah usahanya hendak mengerahkan orang melawan Khalid tak berhasil dan melihat orang justru kembali kepada Islam, dia pun akhirnya kembali juga kepada Islam. Ia diterima oleh Abu Bakar dan dimaafkan bersama dengan yang lain.
Pada masa Umar menjadi khalifah, Abu Syajrah mendatanginya ketika Umar sedang membagi-bagikan sedekah kepada fakir miskin. Dia berkata kepada Umar: "Amirulmukminin, saya termasuk orang miskin."
“Siapa kau?” tanya Umar.
Setelah memperkenalkan diri, Umar berkata: “Hai kau musuh Tuhan! Kau yang berkata hendak membidikkan tombakmu kepada Khalid dan kau masih ingin panjang umur?”
Kepala orang itu oleh Umar dilecut dengan cambuk, yang kemudian ia lari menuju untanya dan kembali kepada kabilahnya Banu Sulaim. (Baca juga: Akhlak Umar bin Khattab dan Kesedihannya Ketika Nabi Wafat)
Selanjutnya ada juga kisah Abu Syajrah bin Abdul Uzza, yang peristiwanya hampir sama dengan kejadian pada Uyainah, Qurrah dan Alqamah di atas.
Abu Syajrah ini anak Khansa', penyair perempuan yang cukup terkenal karena sajak-sajak eleginya atau ratapannya terhadap kematian saudaranya, Sakhr. Orang ini juga seorang penyair dan menggabungkan diri dengan kaum murtad. Dengan sajak-sajaknya ia mengerahkan mereka untuk memerangi Muslimin. Di antaranya ia mengatakan: "Kutujukan tombakku kepada pasukan Khalid, sesudah itu aku berharap masih akan panjang umur."
Setelah usahanya hendak mengerahkan orang melawan Khalid tak berhasil dan melihat orang justru kembali kepada Islam, dia pun akhirnya kembali juga kepada Islam. Ia diterima oleh Abu Bakar dan dimaafkan bersama dengan yang lain.
Pada masa Umar menjadi khalifah, Abu Syajrah mendatanginya ketika Umar sedang membagi-bagikan sedekah kepada fakir miskin. Dia berkata kepada Umar: "Amirulmukminin, saya termasuk orang miskin."
“Siapa kau?” tanya Umar.
Setelah memperkenalkan diri, Umar berkata: “Hai kau musuh Tuhan! Kau yang berkata hendak membidikkan tombakmu kepada Khalid dan kau masih ingin panjang umur?”
Kepala orang itu oleh Umar dilecut dengan cambuk, yang kemudian ia lari menuju untanya dan kembali kepada kabilahnya Banu Sulaim. (Baca juga: Akhlak Umar bin Khattab dan Kesedihannya Ketika Nabi Wafat)
(mhy)