Kisah Orang Saleh Bermimpi Ketemu Nabi Muhammad SAW
loading...
A
A
A
Kiyai Ruhuddin (Dewan Guru Yayasan Al-Fachriyah Tangerang) bercerita tentang kisah seorang saleh bermimpi bertemu Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam (SAW). Kisah ini diceritakan beliau saat pembacaan Zikir dan Doa Arafah di Ponpes Al-Fahriyah Tangerang Kamis sore 9 Dzulhijjah 1441 H (30 Juli 2020).
Dikisahkan, seorang saleh bermimpi malam pertama mimpi bertemu Nabi Muhammad SAW . Dalam mimpinya, Nabi SAW berkata kepada orang saleh itu, "Ya Fulan pergilah ke Mekkah cari si Fulan bin Fulan yang ada di perkampungan sekitar Mekkah". ( )
Orang saleh itu tidak menghiraukannya. Pada malam kedua, orang saleh itu bermimpi lagi ketemu Nabi SAW persis seperti malam pertama. Kata Nabi : "Ya Fulan bangun pergi umrah, pergilah ke perkampungan yang ada di Kota Mekkah, cari Fulan bin Fulan, kabarkan kabar gembira kepadanya bahwa ia adalah calon penghuni surga ".
Orang saleh itu pun tidak menghiraukannya. Pada malam yang ketiga, dia bermimpi lagi ketemu Rasulullah SAW . Kata Nabi, "Ya Fulan sampaikan ke Fulan bin Fulan yang ada di perkampungan Mekkah, kabarkan kabar gembira sesungguhnya ia adalah calon penghuni surga ".
Malam ketiga setelah mimpi berturut-turut ketemu Nabi SAW , orang saleh itu pun pergi umrah. Sampai di Makkah, selepas ibadah umrah ia pergi ke kampung yang dimaksud Rasulullah SAW . Sampai di perkampungan itu, dia melihat wajah-wajah manusia ahli ibadah, wajah-wajah orang saleh. Terpancar dari wajah mereka cahaya ibadah, cahaya zikir, cahaya wudhu.
Maka orang saleh berkata, "Ini yang saya cari di kampung ini penghuninya orang-orang saleh. Bagaimana orang yang saya maksud, yang saya tuju pasti pemimpinnya orang-orang saleh, pasti orang yang amat saleh di kampung ini". ( )
Dia terus mencari, dia tanya nama yang dimaksud dan rumah yang dimaksud, lalu diantarlah ia oleh seseorang ke rumah yang dimaksud. Maka ketika pertama dia melihat bayangan, ini orang yang akan aku temui pasti orang yang paling saleh di kampung ini. Ternyata yang dia temui adalah orang berwajah biasa, mungkin bahasa kita wajah yang menakutkan, tidak terpancar cahaya ibadah, dan tidak terpancar cahaya taat kepada Allah.
Namun, orang saleh itu tidak peduli sembari berkata dalam hatinya, "Saya harus husnudzzan (berpikir positif) sampai kemari bukan mencari kesalahan orang lain. Tapi menyampaikan kabar gembira dari Nabi Muhammad SAW bahwa ini orang calon penghuni surga ".
Ketika pintu dibuka, shahibul bait bertanya siapa gerangan, ada apa maksud datang ke rumah? Orang saleh itu berkata: "Saya ke mari menyampaikan salam dari Nabi SAW dan menyampaikan bahwasanya kabar gembira untukmu sesungguhnya engkau adalah calon penghuni surga ".
Mendengar itu, penghuni rumah itu tertawa dan tidak percaya. "Antum salah alamat, bohong antum. Saya ini adalah orang paling berdosa di kampung ini, tukang maksiat, di luar sana banyak orang ahli ibadah, orang-orang saleh ".Kemudian orang saleh bercerita bahwa dia 3 malam berturut-turut mimpi bertemu Nabi Muhammad SAW . "Saya baru keluar dari ibadah umrah tidak mungkin saya berdusta karena saya baru pulang dari umrah," kata orang saleh itu.
Lalu orang saleh itu mengajak shahibul bait yang dimaksud pergi umrah ke Masjidil Haram. Penghuni rumah itu kaget sembari berkata: "Saya seumur hidup tinggal di sini tak pernah melihat Ka'bah, tak pernah datang ke Masjidil Haram," katanya.
Kata Kiyai Ruhuddin yang juga lulusan Rubat Tariem Hadramaut Yaman, bagi manusia beberapa langkah ke Masjidil Haram, beberapa langkah kepada Nabi Muhammad SAW sampai akhir hayatnya tak pernah pergi haji atau umrah, tak pernah ziarah ke makam Rasulullah SAW . Berapa banyak manusia jauh dengan Nabi Muhammad SAW . Apalagi di Tanah Air jaraknya jauh ke Mekkah, jauh ke Madinah, namun sangat merindukan berziarah kepada Nabi SAW .
Amalan Ahli Surga
Ketika diajak ke Makkah, orang saleh itu semakin penasaran lalu bertanya kepada ahli surga yang disebut Nabi SAW . "Ngomong-ngomong apa sih amalanmu sehingga engkau mendapatkan kabar gembira dari Nabi SAW ," tanya orang saleh itu. (
)
Lalu orang itu menjawab: "Saya punya tetangga meninggal dia punya anak, suaminya meninggal, maka dari detik dia meninggal sampai detik ini pendapatan saya setiap bulan saya bagi dua. Sebagian saya bagikan untuk keluarga saya, dan sebagian lagi untuk anak-anak yatim tetangga saya yang abahnya meninggal sampai detik ini saya perhatikan," kata shohibul bait itu.
Mendengar itu, orang saleh itu pun kaget. Ternyata penyebab masuk surga bukanlah imamah yang besar, bukan jubah. Ternyata masuk surga juga bukan sebab ibadah puasa yang banyak, bukan sebab 'alim, bukan sebab pintar ceramah. Penyebab masuk surga ternyata bukan ahli taat, bukan banyak puasa, bukan banyak haji dan umrah, bukan banyak jabatan yang tinggi, bukan karena harta yang melimpah.
Terkadang amal saleh yang kecil, amal yang disepelekan itulah penyelamat dan penyebab seorang bahagia di dunia dan di akhirat perhatian kepada sesama. Ketika sampai di Mekkah, pertama kali yang dilihatnya adalah Ka'bah, orang itu menangis.
Orang saleh tadi berkata, "Saya dan orang-orang di sekitar ikut menangis, bukan karena terharu melihat Ka'bah, tetapi terharu melihat seseorang terus menangis merindukan sekali ketika memandang Ka'bah dengan penuh mahabbah (kecintaan)".
Akhirnya orang itu melakukan thawaf, Sa'i, dan bersujud. Ketika sujud itulah tangisannya terhenti, nafas dan ruhnya sudah tiada. Subhanallah, orang itu meninggal husnul khatimah saat pertama kali sujud menghadap Ka'bah di Masjidil Haram. Inilah penghuni surga yang disebut oleh Rasulullah SAW dalam mimpi orang saleh tersebut.
Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa sebab seseorang masuk surga ternyata bukan karena banyak haji, banyak umrah, banyak berzikir, puasa dan lain-lain (tidak bermaksud mengecilkan amalan mulia tersebut). Tetapi karena amal saleh yang kecil yang membantu orang lain, membantu anak yatim ataupun tetangganya. Semoga Allah memberi taufik kepada kita untuk selalu berbuat baik.
( )
Wallahu Ta'ala A'lam
Dikisahkan, seorang saleh bermimpi malam pertama mimpi bertemu Nabi Muhammad SAW . Dalam mimpinya, Nabi SAW berkata kepada orang saleh itu, "Ya Fulan pergilah ke Mekkah cari si Fulan bin Fulan yang ada di perkampungan sekitar Mekkah". ( )
Orang saleh itu tidak menghiraukannya. Pada malam kedua, orang saleh itu bermimpi lagi ketemu Nabi SAW persis seperti malam pertama. Kata Nabi : "Ya Fulan bangun pergi umrah, pergilah ke perkampungan yang ada di Kota Mekkah, cari Fulan bin Fulan, kabarkan kabar gembira kepadanya bahwa ia adalah calon penghuni surga ".
Orang saleh itu pun tidak menghiraukannya. Pada malam yang ketiga, dia bermimpi lagi ketemu Rasulullah SAW . Kata Nabi, "Ya Fulan sampaikan ke Fulan bin Fulan yang ada di perkampungan Mekkah, kabarkan kabar gembira sesungguhnya ia adalah calon penghuni surga ".
Malam ketiga setelah mimpi berturut-turut ketemu Nabi SAW , orang saleh itu pun pergi umrah. Sampai di Makkah, selepas ibadah umrah ia pergi ke kampung yang dimaksud Rasulullah SAW . Sampai di perkampungan itu, dia melihat wajah-wajah manusia ahli ibadah, wajah-wajah orang saleh. Terpancar dari wajah mereka cahaya ibadah, cahaya zikir, cahaya wudhu.
Maka orang saleh berkata, "Ini yang saya cari di kampung ini penghuninya orang-orang saleh. Bagaimana orang yang saya maksud, yang saya tuju pasti pemimpinnya orang-orang saleh, pasti orang yang amat saleh di kampung ini". ( )
Dia terus mencari, dia tanya nama yang dimaksud dan rumah yang dimaksud, lalu diantarlah ia oleh seseorang ke rumah yang dimaksud. Maka ketika pertama dia melihat bayangan, ini orang yang akan aku temui pasti orang yang paling saleh di kampung ini. Ternyata yang dia temui adalah orang berwajah biasa, mungkin bahasa kita wajah yang menakutkan, tidak terpancar cahaya ibadah, dan tidak terpancar cahaya taat kepada Allah.
Namun, orang saleh itu tidak peduli sembari berkata dalam hatinya, "Saya harus husnudzzan (berpikir positif) sampai kemari bukan mencari kesalahan orang lain. Tapi menyampaikan kabar gembira dari Nabi Muhammad SAW bahwa ini orang calon penghuni surga ".
Ketika pintu dibuka, shahibul bait bertanya siapa gerangan, ada apa maksud datang ke rumah? Orang saleh itu berkata: "Saya ke mari menyampaikan salam dari Nabi SAW dan menyampaikan bahwasanya kabar gembira untukmu sesungguhnya engkau adalah calon penghuni surga ".
Mendengar itu, penghuni rumah itu tertawa dan tidak percaya. "Antum salah alamat, bohong antum. Saya ini adalah orang paling berdosa di kampung ini, tukang maksiat, di luar sana banyak orang ahli ibadah, orang-orang saleh ".Kemudian orang saleh bercerita bahwa dia 3 malam berturut-turut mimpi bertemu Nabi Muhammad SAW . "Saya baru keluar dari ibadah umrah tidak mungkin saya berdusta karena saya baru pulang dari umrah," kata orang saleh itu.
Lalu orang saleh itu mengajak shahibul bait yang dimaksud pergi umrah ke Masjidil Haram. Penghuni rumah itu kaget sembari berkata: "Saya seumur hidup tinggal di sini tak pernah melihat Ka'bah, tak pernah datang ke Masjidil Haram," katanya.
Kata Kiyai Ruhuddin yang juga lulusan Rubat Tariem Hadramaut Yaman, bagi manusia beberapa langkah ke Masjidil Haram, beberapa langkah kepada Nabi Muhammad SAW sampai akhir hayatnya tak pernah pergi haji atau umrah, tak pernah ziarah ke makam Rasulullah SAW . Berapa banyak manusia jauh dengan Nabi Muhammad SAW . Apalagi di Tanah Air jaraknya jauh ke Mekkah, jauh ke Madinah, namun sangat merindukan berziarah kepada Nabi SAW .
Amalan Ahli Surga
Ketika diajak ke Makkah, orang saleh itu semakin penasaran lalu bertanya kepada ahli surga yang disebut Nabi SAW . "Ngomong-ngomong apa sih amalanmu sehingga engkau mendapatkan kabar gembira dari Nabi SAW ," tanya orang saleh itu. (
Baca Juga
Lalu orang itu menjawab: "Saya punya tetangga meninggal dia punya anak, suaminya meninggal, maka dari detik dia meninggal sampai detik ini pendapatan saya setiap bulan saya bagi dua. Sebagian saya bagikan untuk keluarga saya, dan sebagian lagi untuk anak-anak yatim tetangga saya yang abahnya meninggal sampai detik ini saya perhatikan," kata shohibul bait itu.
Mendengar itu, orang saleh itu pun kaget. Ternyata penyebab masuk surga bukanlah imamah yang besar, bukan jubah. Ternyata masuk surga juga bukan sebab ibadah puasa yang banyak, bukan sebab 'alim, bukan sebab pintar ceramah. Penyebab masuk surga ternyata bukan ahli taat, bukan banyak puasa, bukan banyak haji dan umrah, bukan banyak jabatan yang tinggi, bukan karena harta yang melimpah.
Terkadang amal saleh yang kecil, amal yang disepelekan itulah penyelamat dan penyebab seorang bahagia di dunia dan di akhirat perhatian kepada sesama. Ketika sampai di Mekkah, pertama kali yang dilihatnya adalah Ka'bah, orang itu menangis.
Orang saleh tadi berkata, "Saya dan orang-orang di sekitar ikut menangis, bukan karena terharu melihat Ka'bah, tetapi terharu melihat seseorang terus menangis merindukan sekali ketika memandang Ka'bah dengan penuh mahabbah (kecintaan)".
Akhirnya orang itu melakukan thawaf, Sa'i, dan bersujud. Ketika sujud itulah tangisannya terhenti, nafas dan ruhnya sudah tiada. Subhanallah, orang itu meninggal husnul khatimah saat pertama kali sujud menghadap Ka'bah di Masjidil Haram. Inilah penghuni surga yang disebut oleh Rasulullah SAW dalam mimpi orang saleh tersebut.
Kisah ini mengajarkan kepada kita bahwa sebab seseorang masuk surga ternyata bukan karena banyak haji, banyak umrah, banyak berzikir, puasa dan lain-lain (tidak bermaksud mengecilkan amalan mulia tersebut). Tetapi karena amal saleh yang kecil yang membantu orang lain, membantu anak yatim ataupun tetangganya. Semoga Allah memberi taufik kepada kita untuk selalu berbuat baik.
( )
Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)