Asal Penamaan Yahudi: Bertobat setelah Menyembah Patung Anak Sapi
loading...
A
A
A
Asal-muasal penamaan Yahudi ada beberapa versi. Umumnya pendapat-pendapat menunjukkan bahwa penamaan ini terjadi setelah masa Nabi Musa . Namun orang-orang Yahudi menganggap diri mereka sebagai keturunan Nabi Yaqub as . Beliau adalah cucu Nabi Ibrahim dari putra keduanya, Ishaq as.
Kata ‘Yahudi’ sendiri berasal dari bahasa Ibrani ‘Yehudi’ yang berarti ‘orang-orang dari Kerajaan Yehuda’. Di dalam Bibel disebutkan, Yehuda adalah putra keempat Yaqub as dan merupakan salah satu dari 13 pendiri suku Bani Israil.
Menurut catatan sejarah , pemakaian kata ‘Yahudi’ untuk menyebut nama agama yang dianut mayoritas Bani Israil baru muncul pada abad keenam dan kelima Sebelum Masehi (SM).
Pada masa-masa tersebut, Kerajaan Yehuda yang terletak di kawasan Levant (tanah Palestina sekarang) jatuh ke dalam perbudakan bangsa Babilonia .
Sebagian dari kalangan Bani Israil yang diasingkan di Babilonia ketika itu lalu mencoba merumuskan kembali konsep tentang ajaran monoteisme yang dibawa Nabi Ibrahim.
Mulai dari prinsip-prinsip hukum ilahiyah, hingga kitab-kitab suci yang pernah diturunkan kepada bangsa mereka, dirangkai menjadi sebuah sistem teologi.
Pakar sejarah dari Universitas Columbia Amerika Serikat, Salo Wittmayer Baron, dalam buku "A History of Judaism" mengatakan agama tersebut kemudian mendominasi penduduk bekas Kerajaan Yehuda pada abad-abad berikutnya sehingga dari situ kemudian muncul istilah penamaan agama Yahudi.
Pada pengujung abad pertama Masehi, naskah Bibel berbahasa Ibrani baru selesai ditulis. Antara abad ketiga dan ketujuh, sejumlah pendeta merampungkan penyusunan Mishnah yang kemudian dianggap sebagai kitab hukum definitif agama Yahudi.
Pada periode yang sama, kitab Talmud, yang merupakan interpretasi tertulis atas naskah-naskah suci Yahudi, selesai pula disusun. Isi dari kitab-kitab itulah yang kemudian menjadi pedoman dasar ibadah orang-orang Yahudi di berbagai belahan dunia.
Sering Bergerak-gerak
Di antara pendapat yang dikemukakan para ilmuwan tentang asal penamaan Yahudi ini sebagai berikut:
Pertama, menurut Abu Amr bin al-Ula, mereka disebut Yahudi karena sering bergerak-gerak (yatahawwadu) ketika membaca kitab Taurat.
Kedua, ada yang berpendapat bahwa nama Yahudi diambil dari kata tahawwud yang artinya bertobat, karena mereka bertobat dari tindakan menyembah patung anak sapi.
Kata ini diambil dari firman Allah yang menyebutkan perkataan Musa: ”Sungguh, kami kembali (bertobat) kepada Engkau.” ( QS: Al-A’raf [7] : 156).
Pendapat lain mengatakan bahwa Yahudi merupakan nisbat kepada Yehudza, nama salah satu suku dari 12 suku yang dinisbatkan kepada putra keempat Ya’qub.
Kemudian, setelah Bani Israil terbelah menjadi dua kerajaan besar, maka nama itu disematkan pada Kerajaan Selatan (sehingga kerajaan ini disebut kerajaan Yehudza), untuk membedakan diri dari Kerajaan Utara.
Kata ‘Yahudi’ sendiri berasal dari bahasa Ibrani ‘Yehudi’ yang berarti ‘orang-orang dari Kerajaan Yehuda’. Di dalam Bibel disebutkan, Yehuda adalah putra keempat Yaqub as dan merupakan salah satu dari 13 pendiri suku Bani Israil.
Menurut catatan sejarah , pemakaian kata ‘Yahudi’ untuk menyebut nama agama yang dianut mayoritas Bani Israil baru muncul pada abad keenam dan kelima Sebelum Masehi (SM).
Pada masa-masa tersebut, Kerajaan Yehuda yang terletak di kawasan Levant (tanah Palestina sekarang) jatuh ke dalam perbudakan bangsa Babilonia .
Sebagian dari kalangan Bani Israil yang diasingkan di Babilonia ketika itu lalu mencoba merumuskan kembali konsep tentang ajaran monoteisme yang dibawa Nabi Ibrahim.
Mulai dari prinsip-prinsip hukum ilahiyah, hingga kitab-kitab suci yang pernah diturunkan kepada bangsa mereka, dirangkai menjadi sebuah sistem teologi.
Pakar sejarah dari Universitas Columbia Amerika Serikat, Salo Wittmayer Baron, dalam buku "A History of Judaism" mengatakan agama tersebut kemudian mendominasi penduduk bekas Kerajaan Yehuda pada abad-abad berikutnya sehingga dari situ kemudian muncul istilah penamaan agama Yahudi.
Pada pengujung abad pertama Masehi, naskah Bibel berbahasa Ibrani baru selesai ditulis. Antara abad ketiga dan ketujuh, sejumlah pendeta merampungkan penyusunan Mishnah yang kemudian dianggap sebagai kitab hukum definitif agama Yahudi.
Pada periode yang sama, kitab Talmud, yang merupakan interpretasi tertulis atas naskah-naskah suci Yahudi, selesai pula disusun. Isi dari kitab-kitab itulah yang kemudian menjadi pedoman dasar ibadah orang-orang Yahudi di berbagai belahan dunia.
Sering Bergerak-gerak
Di antara pendapat yang dikemukakan para ilmuwan tentang asal penamaan Yahudi ini sebagai berikut:
Pertama, menurut Abu Amr bin al-Ula, mereka disebut Yahudi karena sering bergerak-gerak (yatahawwadu) ketika membaca kitab Taurat.
Kedua, ada yang berpendapat bahwa nama Yahudi diambil dari kata tahawwud yang artinya bertobat, karena mereka bertobat dari tindakan menyembah patung anak sapi.
Kata ini diambil dari firman Allah yang menyebutkan perkataan Musa: ”Sungguh, kami kembali (bertobat) kepada Engkau.” ( QS: Al-A’raf [7] : 156).
Pendapat lain mengatakan bahwa Yahudi merupakan nisbat kepada Yehudza, nama salah satu suku dari 12 suku yang dinisbatkan kepada putra keempat Ya’qub.
Kemudian, setelah Bani Israil terbelah menjadi dua kerajaan besar, maka nama itu disematkan pada Kerajaan Selatan (sehingga kerajaan ini disebut kerajaan Yehudza), untuk membedakan diri dari Kerajaan Utara.
(mhy)