Konspirasi Internasional: Kisah Perang Rusia dan Jepang, Yahudi Mengail Ikan di Air Keruh
loading...
A
A
A
Pada tahun 1905 krisis yang melanda Rusia mencapai puncaknya, dengan meletusnya perang antara Jepang dan Rusia. Dalam kondisi demikian, pihak Konspirasi Yahudi Internasional mendapat peluang emas untuk mengail ikan di air keruh. Mereka membantu Jepang sehingga membuat Rusia kalah dalam perang.
"Perang merupakan pukulan paling telak dalam sejarah Rusia, sehingga kerajaan Rusia tidak bisa lagi berdiri dengan kedua kakinya," tulis William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993).
Pada masa pemerintahan Czar Alexander III, pemerintah dan rakyat Rusia mengetahui secara global, bahwa sumber kekacauan dan kesulitan ekonomi yang dialami adalah akibat ulah tangan-tangan Yahudi yang terselubung.
Gejala ini menimbulkan sikap benci terhadap unsur Yahudi sedemikian besarnya, seperti sikap orang Jerman dalam membenci unsur Yahudi, setelah paham Kari Reiter tersebar luas di seluruh Jerman.
Di pihak lain, orang Yahudi Eropa terus mengatur dan memberi dana kepada gerakan kerusuhan yang dirancang dari sarang perkumpulan Freemasonry di Prancis dan Inggris dan negara Eropa lainnya.
Mereka sudah lama memimpikan sebuah negara nasional bangsa Yahudi. Dengan demikian, kalau terjadi tindak kekerasan sebagai balas dendam terhadap mereka dari bangsa Eropa, bagi mereka tersedia tempat berlindung yang sekaligus bisa dijadikan pusat kegiatan yang bersifat internasional yang aman bagi Konspirasi internasional.
Gerakan ini dipimpin oleh seorang Yahudi Jerman bernama Theodore Herzl, yang kelak berhasil mendirikan sebuah negara Zionis Israel.
Pembunuhan Politik
Kelompok perusuh dari satu pihak dan kelompok revolusioner di pihak lain di Rusia mengadakan sejumlah pembunuhan politik dengan tujuan yang berbeda.
Kelompok teroris berhasil membunuh Bogoliev, Menteri Pendidikan Rusia tahun 1901, karena dendam akibat disahkannya peraturan mengenai pendidikan yang terdapat dalam undang-undang Mei, yang membatasi jumlah anak Yahudi yang bisa diterima di sekolah umum Rusia.
Kemudian menyusul pembunuhan atas diri Despiagin, Menteri Dalam Negeri, juga karena adanya beberapa kata yang terdapat dalam undang-undang Mei, yang memperbolehkan orang Yahudi hidup dengan bebas hanya terbatas dalam ghetto-ghetto khusus bagi mereka.
Berikutnya menyusul lagi pembunuhan terhadap Yogdanovich, gubernur Uka pada tahun 1903. Kemudian pembunuhan terhadap Vichiliev, Perdana Menteri Rusia tahun 1904, dan pembunuhan terhadap Prince Sergey, paman Czar sendiri.
Pemberontakan 1905 kemudian berhasil ditumpas oleh jenderal Durbachiev, karena Konspirasi tidak mampu menghadapinya secara terbuka. Lalu mereka mencari jalan lain untuk membunuh dari belakang pada tahun berikutnya.
Pembunuhan yang terjadi beruntun, dan kekacauan yang berkepanjangan itu membuat Czar Alexander III marah besar. Ia mengeluarkan pernyataan dengan menunjuk hidung pihak Yahudi sebagai biang kerok kerusuhan, krisis ekonomi dan pembunuhan politik tersebut.
Akan tetapi, golongan Komunis yang telah berhasil mendapat dukungan luas, dengan memakai nama partai Sosialis Revolusioner merancang untuk membunuh Czar dengan membentuk kelompok teroris yang dipimpin oleh seorang pembunuh Yahudi berdarah dingin bernama Gishuin dan seorang lagi bernama Iveno Aziev.
Kemudian dua orang ini mendapatkan satu orang lagi bernama Alexander Olianov untuk bekerja sama dalam rencana pembunuhan atas diri Czar Alexander III.
Akan tetapi, rencana jahat ini bisa digagalkan, dan Olianov ditangkap oleh pasukan keamanan, lalu diadili dan dihukum mati. Hal ini menyebabkan adik Olianov bernama Vladimir Olianov menjadi dendam. Ia lalu bergabung pada partai Sosialis Revolusioner. Vladimir inilah yang beberapa tahun kemudian dikenal dengan nama Lenin.
Revolusi Komunis tumbuh mekar pada saat situasi pemerintahan Czar sedang tenggelam dalam perang melawan pemberontakan dalam negeri, yaitu melawan gerakan kerusuhan yang diatur oleh orang Yahudi, dan juga perang melawan krisis sosial dan ekonomi, serta kekacauan yang juga ditimbulkan oleh tangan Yahudi Internasional.
Pada saat mereka meniupkan perang antara Rusia dan Jepang dengan tujuan untuk menghancurkan Rusia, mereka telah membuat program kerja. Secara diam-diam perusahaan Cohen-Lobe di Amerika mengirimkan dana besar-besaran kepada pemerintah Jepang.
Pengiriman dana besar-besaran kepada Rusia sesuai dengan program Konspirasi dihentikan seketika oleh lembaga keuangan Rothschild.
Pada saat yang sama kelompok sabotase yang bekerja di bawah naungan kelompok Rothschild, khususnya para teknisi dalam jajaran militer yang tersebar di seluruh tempat strategis melakukan aksinya dengan memutuskan jalur perbekalan militer dan logistik, khususnya jalur kereta api yang mengangkut perbekalan Rusia menuju Timur jauh.
Akibatnya, pasukan Rusia porak-poranda. Rencana ini benar-benar dilaksanakan dengan sempurna. Kali ini dunia terkejut untuk kesekian kalinya atas kekalahan sebuah kerajaan besar Rusia di hadapan pasukan Jepang yang kecil itu.
Sejarah masih tetap bertanya-tanya kebingungan mengenai sebab-sebab kekalahan yang tidak masuk akal itu. Kemudian diadakan pembicaraan damai di kota Portsmouth Amerika Serikat tahun 1905.
Utusan khusus telah menghubungi konglomerat Yahudi kelas internasional bernama Yacob Sheiff yang mewakili kelompok perusahaan Cohen-Lobe, yaitu yang mendukung dana kepada Jepang dalam perang melawan Rusia. Maksudnya ialah untuk minta penjelasan mengenai sebab-sebab yang mendorong lembaga keuangan raksasa ini memihak Jepang dalam perangnya melawan Rusia.
Pertanyaan itu dijawab dengan surat yang isinya sebagai berikut:
"Anda tahu dan Anda adalah seorang ahli ekonomi dan politik. Tidak mungkin Anda akan mengharapkan, demi kepentingan dan pengaruh orang Yahudi Amerika, kecuali berbuat sesuatu untuk menentang pemerintah Rusia yang telah memerangi kepentingan keuangan orang Yahudi, dan tidak meluluskan tuntutan mereka, serta tidak menjamin hak mereka."
Kecaman Yacob Sheiff terhadap pemerintah Rusia tampak jelas sekali dalam jawabannya itu. la sendiri adalah orang yang bertanggung jawab mengenai dukungan dana kepada gerakan revolusioner dan kekacauan yang melanda Rusia sejak tahun 1887.
Bantuan seperti itu terus mengalir hingga pecah revolusi Bolshevik tahun 1917. Peristiwa ini diungkap oleh berbagai mass media internasional secara terbuka. Harian Figareau di Prancis memuat kasus itu dalam edisi 20 Februari 1932.
"Perang merupakan pukulan paling telak dalam sejarah Rusia, sehingga kerajaan Rusia tidak bisa lagi berdiri dengan kedua kakinya," tulis William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993).
Pada masa pemerintahan Czar Alexander III, pemerintah dan rakyat Rusia mengetahui secara global, bahwa sumber kekacauan dan kesulitan ekonomi yang dialami adalah akibat ulah tangan-tangan Yahudi yang terselubung.
Gejala ini menimbulkan sikap benci terhadap unsur Yahudi sedemikian besarnya, seperti sikap orang Jerman dalam membenci unsur Yahudi, setelah paham Kari Reiter tersebar luas di seluruh Jerman.
Di pihak lain, orang Yahudi Eropa terus mengatur dan memberi dana kepada gerakan kerusuhan yang dirancang dari sarang perkumpulan Freemasonry di Prancis dan Inggris dan negara Eropa lainnya.
Mereka sudah lama memimpikan sebuah negara nasional bangsa Yahudi. Dengan demikian, kalau terjadi tindak kekerasan sebagai balas dendam terhadap mereka dari bangsa Eropa, bagi mereka tersedia tempat berlindung yang sekaligus bisa dijadikan pusat kegiatan yang bersifat internasional yang aman bagi Konspirasi internasional.
Gerakan ini dipimpin oleh seorang Yahudi Jerman bernama Theodore Herzl, yang kelak berhasil mendirikan sebuah negara Zionis Israel.
Pembunuhan Politik
Kelompok perusuh dari satu pihak dan kelompok revolusioner di pihak lain di Rusia mengadakan sejumlah pembunuhan politik dengan tujuan yang berbeda.
Kelompok teroris berhasil membunuh Bogoliev, Menteri Pendidikan Rusia tahun 1901, karena dendam akibat disahkannya peraturan mengenai pendidikan yang terdapat dalam undang-undang Mei, yang membatasi jumlah anak Yahudi yang bisa diterima di sekolah umum Rusia.
Kemudian menyusul pembunuhan atas diri Despiagin, Menteri Dalam Negeri, juga karena adanya beberapa kata yang terdapat dalam undang-undang Mei, yang memperbolehkan orang Yahudi hidup dengan bebas hanya terbatas dalam ghetto-ghetto khusus bagi mereka.
Berikutnya menyusul lagi pembunuhan terhadap Yogdanovich, gubernur Uka pada tahun 1903. Kemudian pembunuhan terhadap Vichiliev, Perdana Menteri Rusia tahun 1904, dan pembunuhan terhadap Prince Sergey, paman Czar sendiri.
Pemberontakan 1905 kemudian berhasil ditumpas oleh jenderal Durbachiev, karena Konspirasi tidak mampu menghadapinya secara terbuka. Lalu mereka mencari jalan lain untuk membunuh dari belakang pada tahun berikutnya.
Pembunuhan yang terjadi beruntun, dan kekacauan yang berkepanjangan itu membuat Czar Alexander III marah besar. Ia mengeluarkan pernyataan dengan menunjuk hidung pihak Yahudi sebagai biang kerok kerusuhan, krisis ekonomi dan pembunuhan politik tersebut.
Akan tetapi, golongan Komunis yang telah berhasil mendapat dukungan luas, dengan memakai nama partai Sosialis Revolusioner merancang untuk membunuh Czar dengan membentuk kelompok teroris yang dipimpin oleh seorang pembunuh Yahudi berdarah dingin bernama Gishuin dan seorang lagi bernama Iveno Aziev.
Kemudian dua orang ini mendapatkan satu orang lagi bernama Alexander Olianov untuk bekerja sama dalam rencana pembunuhan atas diri Czar Alexander III.
Akan tetapi, rencana jahat ini bisa digagalkan, dan Olianov ditangkap oleh pasukan keamanan, lalu diadili dan dihukum mati. Hal ini menyebabkan adik Olianov bernama Vladimir Olianov menjadi dendam. Ia lalu bergabung pada partai Sosialis Revolusioner. Vladimir inilah yang beberapa tahun kemudian dikenal dengan nama Lenin.
Revolusi Komunis tumbuh mekar pada saat situasi pemerintahan Czar sedang tenggelam dalam perang melawan pemberontakan dalam negeri, yaitu melawan gerakan kerusuhan yang diatur oleh orang Yahudi, dan juga perang melawan krisis sosial dan ekonomi, serta kekacauan yang juga ditimbulkan oleh tangan Yahudi Internasional.
Pada saat mereka meniupkan perang antara Rusia dan Jepang dengan tujuan untuk menghancurkan Rusia, mereka telah membuat program kerja. Secara diam-diam perusahaan Cohen-Lobe di Amerika mengirimkan dana besar-besaran kepada pemerintah Jepang.
Pengiriman dana besar-besaran kepada Rusia sesuai dengan program Konspirasi dihentikan seketika oleh lembaga keuangan Rothschild.
Pada saat yang sama kelompok sabotase yang bekerja di bawah naungan kelompok Rothschild, khususnya para teknisi dalam jajaran militer yang tersebar di seluruh tempat strategis melakukan aksinya dengan memutuskan jalur perbekalan militer dan logistik, khususnya jalur kereta api yang mengangkut perbekalan Rusia menuju Timur jauh.
Akibatnya, pasukan Rusia porak-poranda. Rencana ini benar-benar dilaksanakan dengan sempurna. Kali ini dunia terkejut untuk kesekian kalinya atas kekalahan sebuah kerajaan besar Rusia di hadapan pasukan Jepang yang kecil itu.
Sejarah masih tetap bertanya-tanya kebingungan mengenai sebab-sebab kekalahan yang tidak masuk akal itu. Kemudian diadakan pembicaraan damai di kota Portsmouth Amerika Serikat tahun 1905.
Utusan khusus telah menghubungi konglomerat Yahudi kelas internasional bernama Yacob Sheiff yang mewakili kelompok perusahaan Cohen-Lobe, yaitu yang mendukung dana kepada Jepang dalam perang melawan Rusia. Maksudnya ialah untuk minta penjelasan mengenai sebab-sebab yang mendorong lembaga keuangan raksasa ini memihak Jepang dalam perangnya melawan Rusia.
Pertanyaan itu dijawab dengan surat yang isinya sebagai berikut:
"Anda tahu dan Anda adalah seorang ahli ekonomi dan politik. Tidak mungkin Anda akan mengharapkan, demi kepentingan dan pengaruh orang Yahudi Amerika, kecuali berbuat sesuatu untuk menentang pemerintah Rusia yang telah memerangi kepentingan keuangan orang Yahudi, dan tidak meluluskan tuntutan mereka, serta tidak menjamin hak mereka."
Kecaman Yacob Sheiff terhadap pemerintah Rusia tampak jelas sekali dalam jawabannya itu. la sendiri adalah orang yang bertanggung jawab mengenai dukungan dana kepada gerakan revolusioner dan kekacauan yang melanda Rusia sejak tahun 1887.
Bantuan seperti itu terus mengalir hingga pecah revolusi Bolshevik tahun 1917. Peristiwa ini diungkap oleh berbagai mass media internasional secara terbuka. Harian Figareau di Prancis memuat kasus itu dalam edisi 20 Februari 1932.
(mhy)