Kisah Perdana Menteri Inggris Chamberlain Mewaspadai Konspirasi Yahudi

Selasa, 26 Desember 2023 - 05:15 WIB
loading...
Kisah Perdana Menteri Inggris Chamberlain Mewaspadai Konspirasi Yahudi
Arthur Neville Chamberlain. Foto/Ilustrasi: wikipedia
A A A
Arthur Neville Chamberlain adalah Perdana Menteri Britania Raya periode 1937-1940 dari Partai Konservatif. Ia lahir di Birmingham, Inggris pada 18 Maret 1869 dan meninggal di Heckfield, Inggris pada 9 November 1940.

William G. Carr dalam bukunya berjudul "Yahudi Menggenggam Dunia" (Pustaka Kautsar, 1993) menyebut sekelompok tokoh terkemuka Inggris, terutama Dumvell dan Kolonel Ramsey, telah menyampaikan peringatan kepada pemerintah Inggris tentang bahaya Yahudi internasional .

"Ketika Chamberlain menjadi perdana menteri Inggris, Dumvell dan Ramsey menjelaskan adanya bahaya Yahudi , dan bahwa para pemilik modal Yahudi internasional adalah pihak yang akan menyalakan api perang antara Inggris dan Jerman ," tulis William G. Carr. "Tujuan yang hendak dicapai di balik perang itu juga dijelaskan," lanjutnya.



Menurut William, mereka berdua mencari bukti-bukti yang kuat untuk mendesak, agar Chamberlain mengambil langkah yang tepat. Chamberlain akhirnya yakin akan adanya bahaya itu.

Pemerintahnya segera mengambil langkah dan sikap hati-hati dan waspada dalam masalah internasional, dengan mengabaikan isyarat yang digerakkan oleh para pemilik modal Yahudi internasional.

Chamberlain tahu tentang kebusukan perjanjian Versailles yang menjerat leher Jerman. Maka, ia akan menyelesaikan masalah internasional yang timbul oleh adanya perjanjian tersebut. Akibatnya, pihak kelompok pemilik modal internasional mulai memandang Chamberlain dengan mata permusuhan dari hari ke hari. Mereka bertekad untuk menyingkirkan Chamberlain dari kedudukannya.

Waktu krisis Swedia mencapai puncaknya karena invasi pasukan Nazi ke negeri itu, yang sebelumnya Swedia telah digabungkan dengan Czekoslovakia sesuai dengan perjanjian Versailles, Chamberlain enggan mengumumkan perang terhadap Jerman.

la lebih mengutamakan langkah damai dengan mengusulkan diadakannya konferensi untuk membicarakan penyelesaian damai mengenai krisis tersebut. Lebih-lebih setelah Dumvell dan Ramsey membeberkan seluk-beluk kekuatan terselubung itu, ia lebih waspada menghadapi para tokoh Yahudi.



Pihak Jerman sendiri setelah melihat isyarat baik dari Inggris, Hitler melihat secercah harapan untuk menjalin hubungan persahabatan dengan Inggris.

Hitler masih tetap menuntut, agar semua beban ketidakadilan perjanjian Versailles terhadap Jerman segera dicabut.

Seluruh akibat yang ditimbulkan oleh isi perjanjian itu harus diganti rugi. Pertemuan yang diprakarsai Chamberlain ini diadakan di kota Munich (Munchen) Jerman.

Kemudian Chamberlain kembali ke Inggris dengan membawa berita besar tentang perdamaian. Para pemilik modal Yahudi internasional melihat gelagat yang tidak menyenangkan, yang akan menghalangi mereka disebabkan oleh sikap Chamberlain.

Mereka tidak akan berhasil menyalakan api Perang Dunia II, kecuali apabila mereka bisa menyingkirkan jalan yang menuju perang itu.

Mereka juga menyadari, bahwa Chamberlain sedikit demi sedikit berbalik memusuhi mereka. Untuk menghadapi Chamberlain, para pemilik modal Yahudi internasional mengandalkan taktik efektif, seperti yang biasanya mereka pakai dalam memukul musuhnya.



Mereka memakai senjata media massa dan propaganda besar-besaran yang mereka kuasai, termasuk surat kabar, majalah dan siaran. Semuanya itu memusatkan serangan terhadap Chamberlain, dengan melemparkan tuduhan sebagai antek dan kaki tangan Hitler.

Bahkan Chamberlain sempat dituduh sebagai agen Fasisme. Tuduhan itu disebarluaskan sampai keseluruh Eropa. Nama Chamberlain menjadi identik dengan Fasisme. Sampai sekarang literatur internasional yang membahas pembicaraan Chamberlain dan Hitler di Munich melukiskannya sebagai tidak membawa hasil positif.

Padahal, pertemuan itulah yang mencegah pecahnya perang, dan menjaga perdamaian internasional.

Dalam rangka mengumpulkan bukti-bukti, Dumvell dan Ramsey menemukan seorang yang bisa memberikan bantuan dalam melakukan usaha menghindari perang, yaitu Tailor Kant, seorang perwira dari Amerika yang bertugas menerima dan mengirim teleks kepada jaringan badan intelijen di kedutaan Amerika di London.

Tailor Kant dibantu oleh seorang wanita bernama Anna Woofkov. Keduanya telah lama mengetahui data-data berbahaya yang terdapat dalam dokumen rahasia yang sampai kepada kedutaan besar Amerika itu. Mereka pun tahu, bahwa perang sudah sampai di ambang pintu, tanpa ada yang menyadari.

Akhirnya lubuk hati kedua orang itu berontak, ketika mengetahui bahwa di belakang perang itu terdapat perancang dan pengatur yang akan mendapat keuntungan sendiri.



Mereka merupakan komplotan internasional terselubung yang punya hubungan langsung dengan kalangan pemilik modal Yahudi internasional.

Mereka berdua mulai berpikir dalam-dalam untuk menemukan cara yang bisa mencegah terjadinya perang itu. Mereka mempelajari isi dokumen pertukaran informasi lewat antara Churchill dan Presiden Roosevelt, yang jelas-jelas membuka kedok para tokoh Yahudi internasional yang sebenarnya memegang kendali pemerintah Inggris dan Amerika dari punggung Churchill dan Roosevelt sendiri.

Tailor Kant tahu, bahwa admiral Dumvell dan kolonel Ramsey sedang berusaha memerangi tokoh-tokoh Yahudi internasional, serta menghindari pecahnya perang.

Akhirnya Taylor menemui kolonel Ramsey di rumahnya di Gloster Square 47 London, dan minta agar Ramsey sudi menunjukkan dokumen asli kepadanya.

Setelah diperlihatkan, Taylor terkejut sekaligus lebih yakin dan bisa lebih banyak membantu usaha pencegahan perang dengan memperlihatkan dokumen itu kepada Chamberlain.



Sementara itu, di Jerman terjadi pertikaian intern antara Hitler dan para tokoh Nazi berhaluan ekstrem, yang mewakili kalangan elit Jerman. Meskipun Hitler telah berganti haluan dan memihak mereka sejak tahun 1936, namun dalam benak Hitler masih terdapat keyakinan mengenai keharusan adanya persahabatan dan perdamaian dengan Inggris dan Eropa.

Hitler berharap agar tuntutan Jerman berkenaan dengan perjanjian Versailles bisa dipenuhi, khususnya pencabutan konsekuensi tersebut. Sedang para tokoh Nazi berhaluan keras bertekad untuk mewujudkan supremasi ras Jerman dengan menguasai Eropa dan dunia pada umumnya dengan kekuatan militer.

Di sisi lain, Hitler telah merasa puas setelah bertemu Chamberlain. Sebab perdana menteri Inggris ini tahu benar seluk-beluk bahaya laten Yahudi internasional, dan bertekad untuk tidak tunduk pada ketamakan para pemilik modal Yahudi internasional.

Itulah sebabnya, Hitler berusaha menghindari benturan dengan Inggris, namun ternyata tidak mampu mencegah pecahnya perang. Ketegangan politik terus meningkat oleh propaganda dan desas-desus santer yang tersebar luas di Eropa, yaitu suatu taktik untuk membakar suasana.

Di samping itu,tekanan kelompok Nazi berhaluan keras di Jerman terhadap Hitler menyebabkan meletusnya perang pada awal September 1939, ketika Jerman menyerbu Polandia.



Hitler adalah tipe orang yang punya sifat tidak mundur dari pendiriannya, kalau hal itu telah terlanjur diucapkan. Ketika mengumumkan perang kepada Inggris dan sekutu, ia memandang bahwa satu-satunya penyelesaian adalah dengan perang, meskipun ia masih ingin berdamai dengan Inggris. Namun ia ingin mengenyahkan para pemilik modal internasional dengan satu pukulan yang mematikan.

Para tokoh Yahudi internasional menyadari, bahwa mereka sedang mempertaruhkan nasib dalam sebuah permainan konspirasi terbesar yang pernah mereka lakukan sepanjang sejarah. Untuk itu, mereka bertekad menyalakan api perang lebih besar lagi, dengan menjadikan Nazisme sebagai kekuatan yang mampu membakar api perang global, yang dalam perang itu pasukan Nazi muncul sebagai salah satu super power.

Sementara itu, mereka mendapatkan Chamberlain sebagai batu penghalang di tengah jalan yang mengganggu, sampai perang berkobar. Chamberlain diketahui punya niat untuk secepatnya mengakhiri perang, dan mengadakan perdamaian, atau menerima syarat yang diajukan oleh Hitler sebelumnya.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1509 seconds (0.1#10.140)