Murtad dan Penolakan Membayar Zakat Pascawafatnya Rasulullah
loading...
A
A
A
BERITA wafatnya Nabi dengan cepat sekali menyebar dibawa orang kepada kabilah-kabilah. Tak ada suatu berita di kawasan Arab yang begitu cepat tersebar seperti berita ketika Rasulullah wafat. (
)
Begitu berita itu sampai kepada mereka, dari segenap penjuru mereka sudah memasang telinga dengan penuh perhatian. Mereka ingin melepaskan diri dari kekuasaan Madinah dan kembali kepada keadaan sebelum datangnya kerasulan Muhammad dan tersebarnya Islam ke tengah-tengah mereka.
Oleh karena itu orang-orang Arab pada setiap kabilah jadi murtad , dan timbul pula sifat-sifat munafik . Dalam pada itu, orang-orang Yahudi dan Nasrani pun sudah pula mengintai.
Lawan Islam jadi semakin banyak. Dengan tak adanya Nabi, mereka sudah seperti sekumpulan kambing pada malam musim hujan.
Muhammad Husain Haikal dalam As-Siddiq Abu Bakr menggambarkan sementara di Madinah terjadi perselisihan antara kaum Muhajirin dengan kaum Ansar mengenai pengganti Rasulullah , di banyak tempat kaum muslimin mulai keluar dari Islam, tak terkecuali penduduk Makkah.
Attab bin Asid, kuasa Rasulullah di Makkah sampai merasa khawatir. Kalau tidak karena kemudian tampil Suhail bin Amr di tengah-tengah mereka dengan mengatakan — setelah menerangkan tentang kematian Nabi — bahwa "Islam sekarang sudah bertambah kuat, dan barang siapa masih menyangsikan kami, akan kami penggal lehernya," niscaya mereka masih akan maju-mundur.
Tetapi di samping ancamannya itu, Suhail masih memberikan harapan, yang ternyata besar juga pengaruhnya. la menambahkan: "Ya, sungguh, Allah pasti menyempurnakan karunia-Nya kepada kamu sekalian, seperti kata Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam."
Ternyata kata-kata itu lebih besar pengaruhnya dalam hati mereka daripada ancaman. Itu jugalah yang membuat mereka surut dari maksud hendak membangkang. Baik penduduk Madinah maupun penduduk Makkah dari kalangan Quraisy, setelah melihat kenyataan ini akhirnya mereka menerima Abu Bakar sebagai Khalifah .
Hadis Rasulullah yang telah diingatkan oleh Suhail membuat mereka puas. Mereka kembali kepada Islam dan menaati ajaran-ajarannya.
Murtad massal juga nyaris terjadi pada kaum Saqif di Ta'if. Usman bin Abi al-As, kuasa Nabi di sana berkata kepada mereka: "Saudara-saudara dari Saqif, kamu adalah orang-orang yang terakhir masuk Islam, janganlah menjadi yang pertama murtad!"
Mereka teringat pada sikap Nabi terhadap mereka sesudah perang Hunain dan teringat juga adanya ikatan keturunan dan keluarga antara mereka dengan pihak Makkah, maka mereka pun kembali kepada Islam.
Baca Juga: Biografi Abu Bakar, Sahabat Paling Terdepan Membela Rasulullah SAW
Mungkin kedudukan Abu Bakar sebagai khalifah dan dukungan penduduk Makkah kepadanya memberi pengaruh juga kepada masyarakat Saqif, sama dengan yang di Makkah.
Kabilah-kabilah yang tinggal di antara Makkah, Madinah dan Ta'if keislamannya sudah mantap. Mereka ini terdiri dari kabilah-kabilah Muzainah, Gifar, Juhainah, Bali, Asyja', Aslam dan Khuza'ah.
Baca Juga: :Khalifah Umar Pecat Khalid bin Walid demi Selamatkan Tauhid Umat
Begitu berita itu sampai kepada mereka, dari segenap penjuru mereka sudah memasang telinga dengan penuh perhatian. Mereka ingin melepaskan diri dari kekuasaan Madinah dan kembali kepada keadaan sebelum datangnya kerasulan Muhammad dan tersebarnya Islam ke tengah-tengah mereka.
Oleh karena itu orang-orang Arab pada setiap kabilah jadi murtad , dan timbul pula sifat-sifat munafik . Dalam pada itu, orang-orang Yahudi dan Nasrani pun sudah pula mengintai.
Lawan Islam jadi semakin banyak. Dengan tak adanya Nabi, mereka sudah seperti sekumpulan kambing pada malam musim hujan.
Muhammad Husain Haikal dalam As-Siddiq Abu Bakr menggambarkan sementara di Madinah terjadi perselisihan antara kaum Muhajirin dengan kaum Ansar mengenai pengganti Rasulullah , di banyak tempat kaum muslimin mulai keluar dari Islam, tak terkecuali penduduk Makkah.
Attab bin Asid, kuasa Rasulullah di Makkah sampai merasa khawatir. Kalau tidak karena kemudian tampil Suhail bin Amr di tengah-tengah mereka dengan mengatakan — setelah menerangkan tentang kematian Nabi — bahwa "Islam sekarang sudah bertambah kuat, dan barang siapa masih menyangsikan kami, akan kami penggal lehernya," niscaya mereka masih akan maju-mundur.
Tetapi di samping ancamannya itu, Suhail masih memberikan harapan, yang ternyata besar juga pengaruhnya. la menambahkan: "Ya, sungguh, Allah pasti menyempurnakan karunia-Nya kepada kamu sekalian, seperti kata Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam."
Ternyata kata-kata itu lebih besar pengaruhnya dalam hati mereka daripada ancaman. Itu jugalah yang membuat mereka surut dari maksud hendak membangkang. Baik penduduk Madinah maupun penduduk Makkah dari kalangan Quraisy, setelah melihat kenyataan ini akhirnya mereka menerima Abu Bakar sebagai Khalifah .
Hadis Rasulullah yang telah diingatkan oleh Suhail membuat mereka puas. Mereka kembali kepada Islam dan menaati ajaran-ajarannya.
Murtad massal juga nyaris terjadi pada kaum Saqif di Ta'if. Usman bin Abi al-As, kuasa Nabi di sana berkata kepada mereka: "Saudara-saudara dari Saqif, kamu adalah orang-orang yang terakhir masuk Islam, janganlah menjadi yang pertama murtad!"
Mereka teringat pada sikap Nabi terhadap mereka sesudah perang Hunain dan teringat juga adanya ikatan keturunan dan keluarga antara mereka dengan pihak Makkah, maka mereka pun kembali kepada Islam.
Baca Juga: Biografi Abu Bakar, Sahabat Paling Terdepan Membela Rasulullah SAW
Mungkin kedudukan Abu Bakar sebagai khalifah dan dukungan penduduk Makkah kepadanya memberi pengaruh juga kepada masyarakat Saqif, sama dengan yang di Makkah.
Kabilah-kabilah yang tinggal di antara Makkah, Madinah dan Ta'if keislamannya sudah mantap. Mereka ini terdiri dari kabilah-kabilah Muzainah, Gifar, Juhainah, Bali, Asyja', Aslam dan Khuza'ah.
Baca Juga: :Khalifah Umar Pecat Khalid bin Walid demi Selamatkan Tauhid Umat