Adab Membaca Al Qur'an saat Tadarus di Bulan Ramadan, Yuk Amalkan!

Kamis, 07 Maret 2024 - 14:30 WIB
loading...
A A A
اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَذِكْرٰى لِمَنْ كَانَ لَهٗ قَلْبٌ اَوْ اَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيْدٌ


“Sungguh, pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (QS. Qāf: 37)

4. Mentadaburi ayat-ayat yang dibaca

Sunah hukumnya membaca Al-Quran dengan tadabur dan menghayati maknanya, sebab itulah tujuan terbesar dan terpenting dalam membaca Al-Quran.

Alah subhanahu wata’ala berfirman,

كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ اِلَيْكَ مُبٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوْٓا اٰيٰتِهٖ وَلِيَتَذَكَّرَ اُولُوا الْاَلْبَابِ


“Kitab (Al-Quran) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.” (QS. Shād: 29)

Dalam ayat lain, Allah subhanahu wata’ala berfirman,

اَفَلَا يَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْاٰنَ اَمْ عَلٰى قُلُوْبٍ اَقْفَالُهَا


“Maka tidakkah mereka menghayati al-Quran ataukah hati mereka sudah terkunci?” (QS. Muhammad: 24)

Bagaimana cara mentadaburi ayat-ayat Al-Quran? Caranya adalah dengan mengonsentrasikan hati dan pikiran untuk mendalami setiap kata yang dilantunkan sehingga bisa memahami makna dari setiap ayat, dan memperhatikan setiap perintah dan larangan, lalu menerimanya dengan tulus.

5.Mengaplikasikan ayat yang dibaca dalam kehidupan sehari-hari

Setiap ayat dalam al-Quran yang Allah turunkan memiliki hikmah yang berkaitan dengan kehidupan yang makhluk jalani sehari-hari. Carilah hikmah tersebut dan aplikasikanlah dalam kehidupan sehari-hari.

Semisal ketika membaca ayat tentang asma dan sifat Allah Al-Halim, setelah merenungkan akan kebesaran Allah di balik asma dan sifat-Nya tersebut maka kita tahu bahwa Allah-lah satu-satunya Zat yang memiliki sifat penyantun yang sempurna. Sifat penyantun Allah meliputi juga kepada para durjana dan pelaku maksiat. Allah lebih berharap seorang hamba yang maksiat bertobat daripada cepat-cepat menimpakannya hukuman yang membinasakan. Alhasil, seorang hamba berintrospeksi diri dari kemaksiatan yang telah lalu dan bersegera tobat pada-Nya.

Adab Membaca Al-Quran yang Berkaitan dengan Anggota Badan

1. Membaca al-Quran dalam keadaan suci

Seseorang yang berhadas makruh hukumnya menyentuh al-Quran. Orang yang hendak membaca al-Quran disunahkan berwudu terlebih dahulu, dalam keadaan suci, karena membaca al-Quran merupakan amalan zikir yang paling utama.

Apabila seseorang sedang membaca al-Quran, lalu ingin buang angin, hendaknya ia berhenti membaca hingga selesai dari hajatnya dan berwudu kembali.

2. Haram bagi orang yang junub dan wanita yang sedang haid

Orang yang junub dan wanita yang sedang haid diharamkan membaca al-Quran, tetapi boleh melihat mushaf dan membacanya di dalam hati.

Sedangkan orang yang mulutnya najis, makruh hukumnya membaca al-Quran. Ada juga yang berpendapat hukumnya haram, seperti haramnya tangan yang terkena najis menyentuh mushaf. (Al-Itqan, Jalaluddin as-Suyuti, 1/363)

3. Memilih tempat dan mengenakan pakaian yang bersih

Sunah hukumnya memilih tempat yang bersih ketika membaca al-Quran. Dan yang paling utama adalah di masjid.

Bisa juga dengan mengkhususkan ruangan tertentu dalam rumah untuk membaca al-Quran dan shalat yang selalu kita jaga kebersihannya, sehingga ruangan tersebut dapat kita pastikan kebersihannya dan bebas dari najis.

4. Menghadap kiblat

Sunah hukumnya ketika duduk membaca al-Quran menghadap ke arah kiblat, dengan khusyuk, tenang, tidak tergesa-gesa, dan menundukkan kepala.

Menghadap ke arah kiblat juga merupakan hal yang utama ketika seseorang membaca kitab ataupun murajaah hafalan.

5. Bersiwak sebelum membaca Al-Quran

Sunah hukumnya bersiwak sebelum membaca al-Quran. Sebagai bentuk penghormatan menjaga kesucian.

6. Membaca ta‘awudh sebelum membaca Al-Quran

Sunah hukumnya membaca ta‘awudh sebelum membaca al-Quran, berdasarkan firman Allah Ta’ala,

فَاِذَا قَرَأْتَ الْقُرْاٰنَ فَاسْتَعِذْ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ


“Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca al-Quran, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)

Orang yang sedang membaca al-Quran jika mengucapkan sepatah kata kepada orang lain, menjawab salam misalnya, maka ia mengulang kembali bacaan ta‘awudhnya sebelum melanjutkan kembali membaca al-Quran.

Membaca ta‘awudh juga dengan suara yang nyaring dan tartil, sebagaimana membaca ayat-ayat al-Quran.

7. Membaca Al-Quran dengan tartil dan memperhatikan tajwid

Sunah hukumnya membaca al-Quran dengan tartil, yakni perlahan-lahan dan tidak tergesa-gesa.

Allah subhanahu wata’ala berfirman,

اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1325 seconds (0.1#10.140)