Ciri Wanita Saleha Itu Sejauh Mana Ia Takut kepada Allah

Senin, 17 Agustus 2020 - 16:16 WIB
loading...
Ciri Wanita Saleha Itu Sejauh Mana Ia Takut kepada Allah
KH Ahmad Busyairi Nafis. Foto/dok Majelis Telkomsel Taqwa
A A A
KH Ahmad Busyairi Nafis menyampaikan nasihat indah tentang kedudukan tinggi di sisi Allah Ta'ala saat kajian bakda Subuh di Masjid Nurul Islam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Kiyai Ahmad mengungkapkan tanda-tanda wanita saleha yang memiliki derajat tinggi.

Al-Imam Al-Mujhahimi meriwayatkan ada seorang Nabi dari Bani Israil mengadukan pada Allah tentang akhlak buruk istrinya, maka Allah mewahyukan padanya: "Aku jadikan demikian itu jatahmu dari kesalahanmu". ( )

Seumpama penyakit dan urusan yang tidak selesai-selesai, ada jatah ujiannya ada pada istrinya, ada pada ahklak anaknya. Jatah hukuman ujian mungkin ingin ditinggikan derajatnya oleh Allah. Bukan hanya dari dakwah, tetapi juga ditambah ujian lewat perangai istrinya.

Apabila sudah berusia 40 tahun tetapi belum baik juga, maka tidak usah diharapkan lagi kebaikannya. Ada yang semasa muda tidak pernah ke masjid, kini akhir hidupnya diisi dengan senantiasa hadir di masjid.

Di antara tanda wanita saleha kedudukannya sejauh mana ia takut pada Allah Ta'ala. Bukan setinggi apa profesi datau jabatannya, tetapi melainkan rasa takutnya kepada Allah Ta'ala. Dikisahkan, wanita istimewa Sayyidatuna Robiah didatangi maling ke rumahnya, maka ia bersembunyi. Kenapa? "Karena aku malu rumahku tidak ada apa-apanya." Al-Habib Ali Al-Jufri menceritakan, saat itu si maling berkata: "Kalau begitu layani saya". Kata Sayyidatuna Robiah: "Gimana kau lakukan itu dalam keadaan nyaman dan salatlah dahulu". Maka ketika maling itu bersujud, Robiah berdoa: "Ya Allah, dia datang tidak dapat apa-apa, maka bukakanlah hatinya, kini ia datang mengetuk pintu-Mu, maka anugerahkan padanya".

"Saat tidak ada iman, maksiat dicari bela-belain nafsu. Saat hidayah datang, di depan mata maksiat ditinggal dan tidak mau didekati," kata Kiyai Ahmad. (Baca Juga: Ciri-ciri Istri yang Baik dan Saleha)

Perhiasan wanita saleha adalah kedermawanannya dengan apa yang dimiliki Ummul Mashaqin, istri-istri nabi digelari demikian. Ada yang digelari ibu anak-anak yatim, orientasi akhirat kebaikan apapun yang datang pasti untuk akhirat. Ibadahnya adalah melayani suami dengan baik, khidmat pada suaminya. Sedangkan orientasinya adalah persiapan kematian.

Kata Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW), tanda-tanda wanita saleha itu mudah dipahami karena zahir, ketika dipandang, hatimu senang. Jika engkau perintahkan, maka ia taat padamu".

Sahabat bertanya: "Bagaimana sikap kita pada takdir Ya Rasulullah? Rasulullah SAW bersabda: "Manusia akan dimudahkan jalan takdirnya". Kalau kebaikan akan mudah jalan berbuat kebaikan". Kalau takdirnya keburukan Allah mudahkan berbuat keburukan. Tidak ada satupun manusia bisa mencegahnya.

Contoh perempuan saleha adalah istri Fir'aun bernama Asiyah binti Muzahim. Beliau mempertahankan iman dan akidahnya di bawah tahta suami yang zalim. Berkat keteguhannya menjaga iman, Allah pun menyediakannya rumah di surga. Keindahan rumah di surga tak bisa dibayangkan oleh mata maupun akal. Rasulullah SAW pun memuji Asiyah dalam satu hadisnya, beliau bersabda, "Sebaik-baik wanita di semesta alam ini ada empat, yaitu Asiyah istri Fir'aun, Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwailid, dan Fathimah binti Muhammad."

Kemudian ada kisah wanita di zaman Nabi SAW yang meminta cerai karena sebab takut tak bisa bakti pada suaminya. Rasulullah SAW bersabda: "Ya sudah tidak ada paksaan, maharnya apa?" Wanita itu menjawab: "Kebun". Beliau SAW bersabda: "Maka kembalikan pada suamimu". Tak lama menikah lagi dan kembali lagi datang kepada Rasulullah SAW seraya berkata: "Tidak ya Rasul yang baru ini tidak perjaka, aku mau balik lagi sama yang lama". Rasulullah SAW bersabda: "Tidak bisa, kamu bergaul dulu dengan yang baru sampai merasa kenikmatan keduanya baru cerai dan habis iddahnya". Inilah riwayat istri yang mengembalikan maharnya semua dan suaminya ridha.

Kisah lain, Sayyidina Abdullah bin Amr bin Ash ketika hendak menikah dicarikan tidak mau dan akhirnya menikah juga. Setelah menikah dan mencintai istrinya, bapaknya meminta ia menceraikan dan adukan hal ini pada Rasulullah SAW . Kemudian Nabi SAW bersabda: "Taatilah ayahmu selagi ia masih hidup".

Sayyidina Abdullah bin Umar cerai dengan istrinya. Ayahnya Umar bin Khatthab RA katakan rujuk lagi, maka ia balik lagi dengan istrinya. Levelnya tidak bisa kita bayangkan. Yang jelas, tidak boleh taat pada makhluk dalam bermaksiat pada Allah. Selagi urusan kebaikan maka kita harus taat pada manusia. Demikian kisah hikmah para perempuan saleha yang taat pada syariat Allah. ( )

Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2592 seconds (0.1#10.140)