Wanita Saleha Diganjar Allah Taat Permanen
loading...
A
A
A
Setiap muslimah pasti mendambakan ingin menjadi wanita atau istri saleha. Siapa wanita saleha itu? Dan bagaimana kedudukannya di mata Allah SWT? Apa yang dijanjikan Allah untuknya?
Allah Ta'ala berfirman:
فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ ۚ
"Karena itu maka wanita yang saleha adalah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada oleh karena Allah telah memelihara mereka..".(QS: An-Nisaa ': 34)
Wanita saleha adalah wanita yang istiqamah dalam meniti minhaj Allah yang telah menempatkannya untuknya. Selama seorang wanita saleha, maka dia pasti taat kepada Allah. Qoniitatun atau Al-qunut yang tertulis dalam An-Nisaa:34 itu berarti ketaatan permanen untuk Allah. Dari kata itu muncul istilah qunut saat salat subuh yang biasa kita lakukan dan dipakai kita berdoa dan berdiri selama mungkin. Yang bisa dinisbatkan dalam arti ketaatan. ( )
Sehingga, wanita yang taat kepada Allah artinya ia tunduk hadapan Allah. Tunduk di hadapan Allah. Dia juga mengikuti minhaj Allah dan menerima perintah Allah yang telah ditetapkannya untuknya, bahwa kaum lelaki adalah Qawwam (penanggungjawab) kaum perempuan.
Allah Ta'ala berfirman, "..Sebab itu maka wanita yang saleha adalah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada....,"(An-Nisaa: 34)
Apabila seorang wanita atau istri dapat memelihara diri ketika suaminya tidak ada, maka hal itu menunjukkan kehormatannya masih terjaga. Saat wanita dilepaskan oleh yang melindungi kehormatannya seperti bapak untuk putrinya atau anak untuk utusan atau suami untuk berbicara, maka setiap perempuan yang berada di wilayah seseorang, dia harus menyelamatkan diri saat pelindungnya tidak ada.
Karena itu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika menyebutkan,siapa itu wanita saleha itu, beliau bersabda:
"Dunia adalah harta benda dan sehaik-haik harta benda dunia adalah wanita".
Dalam hadis yang lain seperti dinukil dari buku Syaikh Muhammad Mutawalli Asy-Sya'Rawi , Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menetapkan kriteria wanita salehah dengan bersabda, "Sebaik-baik wanita adalah wanita yang menyenangkan jika diminta, ditanyakan saat dituntut dan tidak ada yang terkait dengan diri dan hartanya dengan apa yang dibenci."
Kata-kata, "menyenangkan jika dilihat," jangan hanya dipahami sebagai masalah kecantikan saja atau kecantikan fisik. Bukan hanya itu maksudnya. Saat Anda mleihatnya, perhatikan sifat baik yang terkumpul padanya. Jangan hanya memperhatikan beberapa sifat dan mengabaikan sifat yang lain. Karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memperingatkan tentang hal itu.
Rasullulah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka ambillah yang memiliki agama, maka kamu akan beruntung".
Karena itu tidak hanya melihat satu sisi kecantikan saja. Akan tetapi lihat semua sisi yang ada padanya.
Jika hanya melihat salah satu sisi saja, yaitu sisi kecantikannya, maka akan menemukan bahwa kecantikan adalah unsur yang paling tidak ternilai dari sosok seorang perempuan. Karena kecantikan umurnya sangat pendek dan akan hilang setelah beberapa saat. (Baca juga : 8 Hadiah Manis Dari Allah Bagi Mereka Yang Sabar )
Seorang istri akan tergolong sebagai "Wanita yang menjaga dirinya saat suaminya tidak ada", bukan karena keinginan atau pilihannya sendiri, akan tetapi karena minhaj yang telah ditetapkan Allah baginya agar dapat menjaga diri saat suami tidak ada.
Apakah minhaj Allah tersebut? Hendaknya ia menjaga kehormatan diri dan harta suaminya saat dia tidak ada di rumah. Dia harus mengetahui apa saja yang dapat menimbulkan fitnah dalam keluarga, sehingga ia dapat mencegahnya.
JIka seorang istri terpaksa keluar rumah, maka hendaklah ia menjaga pandangannya. Allah Ta'ala berfirman:
وَقُل لِّلْمُؤْمِنَٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَٰرِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ
"Katakanlah kepada wanita beriman, hendaklah mereka menhan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) tampak daripadanya..." (An-Nur :31)
Wallahu A'lam
Allah Ta'ala berfirman:
فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ ۚ
"Karena itu maka wanita yang saleha adalah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada oleh karena Allah telah memelihara mereka..".(QS: An-Nisaa ': 34)
Wanita saleha adalah wanita yang istiqamah dalam meniti minhaj Allah yang telah menempatkannya untuknya. Selama seorang wanita saleha, maka dia pasti taat kepada Allah. Qoniitatun atau Al-qunut yang tertulis dalam An-Nisaa:34 itu berarti ketaatan permanen untuk Allah. Dari kata itu muncul istilah qunut saat salat subuh yang biasa kita lakukan dan dipakai kita berdoa dan berdiri selama mungkin. Yang bisa dinisbatkan dalam arti ketaatan. ( )
Sehingga, wanita yang taat kepada Allah artinya ia tunduk hadapan Allah. Tunduk di hadapan Allah. Dia juga mengikuti minhaj Allah dan menerima perintah Allah yang telah ditetapkannya untuknya, bahwa kaum lelaki adalah Qawwam (penanggungjawab) kaum perempuan.
Allah Ta'ala berfirman, "..Sebab itu maka wanita yang saleha adalah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada....,"(An-Nisaa: 34)
Apabila seorang wanita atau istri dapat memelihara diri ketika suaminya tidak ada, maka hal itu menunjukkan kehormatannya masih terjaga. Saat wanita dilepaskan oleh yang melindungi kehormatannya seperti bapak untuk putrinya atau anak untuk utusan atau suami untuk berbicara, maka setiap perempuan yang berada di wilayah seseorang, dia harus menyelamatkan diri saat pelindungnya tidak ada.
Karena itu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika menyebutkan,siapa itu wanita saleha itu, beliau bersabda:
"Dunia adalah harta benda dan sehaik-haik harta benda dunia adalah wanita".
Dalam hadis yang lain seperti dinukil dari buku Syaikh Muhammad Mutawalli Asy-Sya'Rawi , Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menetapkan kriteria wanita salehah dengan bersabda, "Sebaik-baik wanita adalah wanita yang menyenangkan jika diminta, ditanyakan saat dituntut dan tidak ada yang terkait dengan diri dan hartanya dengan apa yang dibenci."
Kata-kata, "menyenangkan jika dilihat," jangan hanya dipahami sebagai masalah kecantikan saja atau kecantikan fisik. Bukan hanya itu maksudnya. Saat Anda mleihatnya, perhatikan sifat baik yang terkumpul padanya. Jangan hanya memperhatikan beberapa sifat dan mengabaikan sifat yang lain. Karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah memperingatkan tentang hal itu.
Rasullulah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka ambillah yang memiliki agama, maka kamu akan beruntung".
Karena itu tidak hanya melihat satu sisi kecantikan saja. Akan tetapi lihat semua sisi yang ada padanya.
Jika hanya melihat salah satu sisi saja, yaitu sisi kecantikannya, maka akan menemukan bahwa kecantikan adalah unsur yang paling tidak ternilai dari sosok seorang perempuan. Karena kecantikan umurnya sangat pendek dan akan hilang setelah beberapa saat. (Baca juga : 8 Hadiah Manis Dari Allah Bagi Mereka Yang Sabar )
Seorang istri akan tergolong sebagai "Wanita yang menjaga dirinya saat suaminya tidak ada", bukan karena keinginan atau pilihannya sendiri, akan tetapi karena minhaj yang telah ditetapkan Allah baginya agar dapat menjaga diri saat suami tidak ada.
Apakah minhaj Allah tersebut? Hendaknya ia menjaga kehormatan diri dan harta suaminya saat dia tidak ada di rumah. Dia harus mengetahui apa saja yang dapat menimbulkan fitnah dalam keluarga, sehingga ia dapat mencegahnya.
JIka seorang istri terpaksa keluar rumah, maka hendaklah ia menjaga pandangannya. Allah Ta'ala berfirman:
وَقُل لِّلْمُؤْمِنَٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَٰرِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ
"Katakanlah kepada wanita beriman, hendaklah mereka menhan pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) tampak daripadanya..." (An-Nur :31)
Wallahu A'lam
(wid)