Mengenal Anak-anak Pemberani di Masa Rasulullah (1)
loading...
A
A
A
Belum hilang dari ingatan peristiwa yang dialami Rangga, bocah berusia 9 tahun warga Kecamatan Birem Bayuen, Aceh Timur, Aceh yang membela ibunya ketika hendak diperkosa orang lain. Peristiwa ini mengajarkan kita tentang arti membela kehormatan dan berjihad di jalan Allah. Ustaz Abdul Somad menyebut Rangga seorang syuhada karena terbunuh membela keluarganya. (
)
Kisah kepahlawanan Rangga ini mengingatkan kita kepada sosok anak-anak pahlawan pemberani di masa Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Meski masih sangat belia, mereka adalah pahlawan yang terdidik dengan keberanian yang luar biasa. Berikut ulasan kisah-kisah mereka. (Baca Juga: Kehebatan Anak-anak Muda di Sekitar Rasulullah SAW)
Ketika Perang Badar , ada dua sosok anak pemberani yang gugur syahid setelah berhasil menyungkurkan Abu Jahal , pemimpin kafir Quraisy yang dikenal sangat keras permusuhannya kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Kisah kedua anak pemberani ini sangat mahsyur diceritakan dalam Sirah Nabawiyah. Keduanya bernama Mu'adz bin Amr, anak dari Amr bin Al-Jamuh, seorang sahabat dari Bani Salamah. Sedangkan Mu'awwidz bin Afra' adalah anak dari seorang perempuan bernama Afra' binti Ubaid (ibu para syuhada). Kedua anak ini berasal dari Madinah.
Pada saat Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengumumkan seruan berjihad kepada pemuda Muslim, Mu'adz dan Mu'awwidz radhiyallahu 'anhuma tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dengan semangat yang berkobar, keduanya menghadap Rasul untuk ikut berjuang di Perang Badar. Kala itu Mu'adz baru berusia 14 tahun, sedangkan Mu'awwidz berusia 13 tahun. Kedua anak ini memiliki tubuh kuat sehingga Rasulullah menerima mereka untuk bergabung dalam pasukan Islam.
Sebelum kepala Abu Jahal dipenggal oleh Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, dua anak berusia belasan tahun itu terlebih dulu menyerang Abu Jahal. Mu'adz dan Mu'awwidz berhasil melumpuhkan Abu Jahal di tengah perang yang berkcamuk itu.
Abdurrahman bin 'Auf radhiyallahu 'anhu menceritakan, "Ketika Perang Badar aku berada di tengah barisan. Tiba-tiba saja dari sisi kanan dan kiri ku muncul dua orang yang masih sangat belia sekali. Aku berharap seandainya saat itu aku berada di antara tulang-tulang rusuk mereka (untuk melindungi mereka). Salah seorang dari mereka mengedipkan mata kepadaku dan berkata, 'Paman, tunjukkan kepadaku mana Abu Jahal. 'Kukatakan kepadanya, 'Anakku, apa yang akan kau perbuat dengannya? 'Anak itu kembali berkata, 'Aku mendengar bahwa ia telah mencela Rasulullah. Aku pun bersumpah kepada Allah seandainya aku melihatnya niscaya aku akan membunuhnya atau aku yang akan mati di tangannya. Aku pun tercengang kaget dibuatnya. Lalu yang satunya lagi mengedipkan mata kepadaku dan mengatakan hal yang sama kepadaku. Seketika itu aku melihat Abu Jahal berjalan di tengah kerumunan orang. Aku berkata, 'Tidakkah kalian lihat? Itulah orang yang kalian tanyakan tadi.' Mereka pun saling berlomba mengayunkan pedangnya hingga keduanya berhasil membunuh Abu Jahal." (HR Al-Bukhari)
Dalam perang itu, Muadz dan Mu'awwidz seperti dua anak panah yang melesat lepas dari busur. Keduanya lari menembus 10 barisan pasukan berlapis yang melindungi Abu Jahal. Keduanya menembus pasukan berlapis itu dan berhasil berhadapan langsung dengan Abu Jahal . Keduanya menebaskan pedangnya ke paha Abu Jahal hingga menyebabkannya tersungkur dari atas kuda. ( )
Mu'awwidz yang menebas paha Abu Jahal kemudian tak bisa lepas dari senjata para penjaga Abu Jahal sehingga membuatnya gugur secara sahid. Sedangkan Mu'adz berhasil lolos dari kepungan musuh dengan satu tangannya yang terluka parah dan hampir putus. Karena merasa terganggu dengan tangannya yang hampir putus itu, Mu'adz melapaskan tangannya hingga terpisah dari tubuhnya. Tanpa menghiraukan kesakitannya, Mu'adz terus berlari hingga bertemu Rasulullah. Kemudian Mu'adz memeluk Rasulullah صلى الله عليه وسلم sembari mengabarkan bahwa ia dan Mu'awwidz telah berhasil melukai Abu Jahal.
Setelah itu Rasulullah صلى الله عليه وسلم memerintahkan Abbdullah bin Mas'ud mencari Abu Jahal. Akhirnya Abu Jahal mati terhina di tangan pemuda saleh bernama Ibnu Mas'ud.
Keberanian dua anak Mu'adz dan Mu'awwidz ini sungguh luar biasa. Kisah mereka dicatat dalam sejarah Islam yang setiap waktu diceritakan di berbagai majelis ilmu. Meski usia yang sangat belia, mereka sangat mencintai Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan Islam. Tidak ada rasa takut bagi mereka dalam menegakkan kebenaran. ( )
(Bersambung!)
Kisah kepahlawanan Rangga ini mengingatkan kita kepada sosok anak-anak pahlawan pemberani di masa Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Meski masih sangat belia, mereka adalah pahlawan yang terdidik dengan keberanian yang luar biasa. Berikut ulasan kisah-kisah mereka. (Baca Juga: Kehebatan Anak-anak Muda di Sekitar Rasulullah SAW)
Ketika Perang Badar , ada dua sosok anak pemberani yang gugur syahid setelah berhasil menyungkurkan Abu Jahal , pemimpin kafir Quraisy yang dikenal sangat keras permusuhannya kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Kisah kedua anak pemberani ini sangat mahsyur diceritakan dalam Sirah Nabawiyah. Keduanya bernama Mu'adz bin Amr, anak dari Amr bin Al-Jamuh, seorang sahabat dari Bani Salamah. Sedangkan Mu'awwidz bin Afra' adalah anak dari seorang perempuan bernama Afra' binti Ubaid (ibu para syuhada). Kedua anak ini berasal dari Madinah.
Pada saat Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengumumkan seruan berjihad kepada pemuda Muslim, Mu'adz dan Mu'awwidz radhiyallahu 'anhuma tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dengan semangat yang berkobar, keduanya menghadap Rasul untuk ikut berjuang di Perang Badar. Kala itu Mu'adz baru berusia 14 tahun, sedangkan Mu'awwidz berusia 13 tahun. Kedua anak ini memiliki tubuh kuat sehingga Rasulullah menerima mereka untuk bergabung dalam pasukan Islam.
Sebelum kepala Abu Jahal dipenggal oleh Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, dua anak berusia belasan tahun itu terlebih dulu menyerang Abu Jahal. Mu'adz dan Mu'awwidz berhasil melumpuhkan Abu Jahal di tengah perang yang berkcamuk itu.
Abdurrahman bin 'Auf radhiyallahu 'anhu menceritakan, "Ketika Perang Badar aku berada di tengah barisan. Tiba-tiba saja dari sisi kanan dan kiri ku muncul dua orang yang masih sangat belia sekali. Aku berharap seandainya saat itu aku berada di antara tulang-tulang rusuk mereka (untuk melindungi mereka). Salah seorang dari mereka mengedipkan mata kepadaku dan berkata, 'Paman, tunjukkan kepadaku mana Abu Jahal. 'Kukatakan kepadanya, 'Anakku, apa yang akan kau perbuat dengannya? 'Anak itu kembali berkata, 'Aku mendengar bahwa ia telah mencela Rasulullah. Aku pun bersumpah kepada Allah seandainya aku melihatnya niscaya aku akan membunuhnya atau aku yang akan mati di tangannya. Aku pun tercengang kaget dibuatnya. Lalu yang satunya lagi mengedipkan mata kepadaku dan mengatakan hal yang sama kepadaku. Seketika itu aku melihat Abu Jahal berjalan di tengah kerumunan orang. Aku berkata, 'Tidakkah kalian lihat? Itulah orang yang kalian tanyakan tadi.' Mereka pun saling berlomba mengayunkan pedangnya hingga keduanya berhasil membunuh Abu Jahal." (HR Al-Bukhari)
Dalam perang itu, Muadz dan Mu'awwidz seperti dua anak panah yang melesat lepas dari busur. Keduanya lari menembus 10 barisan pasukan berlapis yang melindungi Abu Jahal. Keduanya menembus pasukan berlapis itu dan berhasil berhadapan langsung dengan Abu Jahal . Keduanya menebaskan pedangnya ke paha Abu Jahal hingga menyebabkannya tersungkur dari atas kuda. ( )
Mu'awwidz yang menebas paha Abu Jahal kemudian tak bisa lepas dari senjata para penjaga Abu Jahal sehingga membuatnya gugur secara sahid. Sedangkan Mu'adz berhasil lolos dari kepungan musuh dengan satu tangannya yang terluka parah dan hampir putus. Karena merasa terganggu dengan tangannya yang hampir putus itu, Mu'adz melapaskan tangannya hingga terpisah dari tubuhnya. Tanpa menghiraukan kesakitannya, Mu'adz terus berlari hingga bertemu Rasulullah. Kemudian Mu'adz memeluk Rasulullah صلى الله عليه وسلم sembari mengabarkan bahwa ia dan Mu'awwidz telah berhasil melukai Abu Jahal.
Setelah itu Rasulullah صلى الله عليه وسلم memerintahkan Abbdullah bin Mas'ud mencari Abu Jahal. Akhirnya Abu Jahal mati terhina di tangan pemuda saleh bernama Ibnu Mas'ud.
Keberanian dua anak Mu'adz dan Mu'awwidz ini sungguh luar biasa. Kisah mereka dicatat dalam sejarah Islam yang setiap waktu diceritakan di berbagai majelis ilmu. Meski usia yang sangat belia, mereka sangat mencintai Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan Islam. Tidak ada rasa takut bagi mereka dalam menegakkan kebenaran. ( )
(Bersambung!)
(rhs)