Kisah Berkesan Bersama Habib Thahir Al-Kaff Dipertemukan Wali Mastur (4-Habis)

Senin, 07 Desember 2020 - 17:38 WIB
loading...
Kisah Berkesan Bersama...
Ustaz Miftah el-Banjary (kiri) bersama Habib Thahir Al-Kaff di Kairo Mesir. Foto/Ist
A A A
Ustaz Miftah el-Banjary
Pakar Ilmu Linguistik Arab
Pensyarah Kitab Dalail Khairat

Di dalam flat apartemen itu, kami dijamu dengan jamuan khas teh Mesir. Begitulah cara orang Mesir menyambut tamu seperti layaknya di negeri kita juga. Habib Thahir berbincang-bincang hangat. Sepertinya, mereka berdua telah lama tidak berjumpa dan saling bertukar cerita dan kabar, semenjak pertemuan mereka terakhir di Jeddah.

Nantinya saya baru ketahui bahwa teman Habib Thahir itu bernama Sayyid Muhammad Mukhtar Aal-Hasani. Beliau juga salah satu keturunan Rasulullah صلى الله عليه وسلم dari jalur Sayyidina Hasan bin Ali bin Abi Thalib.

[ ]

Lazimnya di Timur Tengah, seperti Arab Saudi, dan sebagian Afrika seperti Mesir, Maroko, dan al-Jazair tidak menggunakan nama panggilan "Habib", melainkan "Sayyid" atau "Syarif", sebab mereka kebanyakan merupakan anak keturunan dari Sayyidina Hasan.

Sayyid Muhammad Mukhtar bercerita, bahwa beberapa hari sebelumnya, beliau bermimpi yang mengisyaratkan bahwa Presiden Morsi tidak akan lama lagi akan terguling dari kekuasaannya. Beliau bermimpi didatangi dua orang berpangkat jenderal dan mengatakan Presiden Morsi akan lengser dan dikudeta dari jabatannya.

Sementara, sewaktu beliau bercerita kepada kami, Presiden Morsi masih tengah menjabat sebagai Presiden. Hanya berselang dua hari kami terima kisah itu, ternyata benar menjadi sebuah kenyataan. Presiden Morsi dikudeta dan dilengserkan dari jabatan Presiden.

Ini salah satu bukti karomah bahwa Syaikh Muhammad Mukhtar bukan orang sembarangan. Dalam hadits Nabi Muhammad diriwayatkan ada hadits yang berbunyi, "Ittaquu firasatal mukmin. Takutilah firasat-firasat orang-orang yang beriman."

Beliau juga mengijazahkan kepada kami Shalawat Harian semacam Dalail Khairat yang menurut beliau shalawat itu beliau salin langsung dari Rasulullah , entah secara mimpi atau yaqzah (terjaga), wallahu A'lam. Tapi saya alfaqir sangat meyakini secara haqqul yaqin riwayat shalawat yang beliau terima dan salin dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم, sebab bagi para awliya hal itu lazim terjadi.

Beliau memberikan buku kecil berisi shalawat harian itu dan menandatanganinya sendiri. Jadi, sanad ijazah itu langsung kami terima dari mualifnya. Dan Alhamdulillah, buku shalawat itu masih saya simpan sampai saat ini. Insya Allah, nanti al-faqir kembali ijazahkan dalam kelas bimbingan setelah selesai angkatan-angkatan kelas bimbingan dan pengijazahan Dalail Khairat.

Intinya, dari kejadian itu saya semakin meyakini bahwa Sayyid Muhammad Mukhtar bukanlah orang sembarangan. Jika hanya sekadar teman biasa, tentu tidak mungkin Al-Habib Thahir bela-belain mau menemui beliau dengan segala risiko yang mengancam jiwa dan keselamatan.

Nantinya, sewaktu di dalam mobil ketika perjalanan pulang kembali ke hotel, Habib Thahir menerangkan bahwa orang yang barusan kami temui itu merupakan seorang Waliyullah yang mastur atau tersembunyi maqamnya. Masya Allah!!

Terakhir, sebelum pulang, Sayyid Mukhtar langsung bertanya pada saya, "Enta hafizh Qur'an?! Kamu ini hafal Qur'an kan?" [ ]

Tentu saja, saya terperanjat dengan pertanyaan itu. Saya menunduk malu. Saya bilang, "Belum Shaikh!" Namun, beliau seakan memaksa dengan penekanan, "Enta hafidz Qur'an!"

"Saya bilang belum, syaikh!"

Waktu dalam perjalanan pulang, di dalam mobil, saya tanya pada Habib Thahir apa maksud dari pertanyaan Sayyid Mukhtar itu.

Habib Thahir bilang itu sindiran para wali yang menegur orang yang meninggalkan muraja'ah hapalan Al-Qur'an agar kembali menghapalkan Al-Qur'an . Beliau seorang yang kasyaf. Masya Allah.

Ternyata, kondisi saya sewaktu itu benar, disebabkan kesibukan bekerja, saat itu saya jarang muraja'ah. Astaghfirullah.

Semoga sindiran indah beliau kelak menjadi doa dan kenyataan. Itulah indahnya, jika kita dipertemukan dan dikumpulkan beserta dengan para aulia Allah yang sejuk dan damai dakwah mereka itu.

Semoga kita mendapatkan berkahnya dan tersambung cinta kita berkah kisah pengalaman yang al-Faqir tuliskan ini. ( )

Sayyid Muhammad Mukhtar Al-Hasani, memang saya yakini Waliyyun min auliyaillah. Dan boleh jadi, Habib Thahir sendiri boleh jadi salah satu dari golongan itu.

Sebab, para auliya Allah itu, salah satu tugas mereka saling mengunjungi dan bersilaturahmi, baik sewaktu mereka masih bertugas di dunia, maupun dalam alam kewalian mereka.

Alhamdulillah, dan semoga kita selalu dikumpulkan dengan orang-orang shaleh. Semoga Allah muliakan roh guru kita Allahyarham Al-Habib Thahir Al-Kaff yang wafat di hari mulia, malam Jumat (3/12/2020).

[ ]

*Pengalaman berkesan ini saya tulis untuk menghibur hati yang masih bersedih mendengar kabar duka kewafatan beliau
(rhs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2300 seconds (0.1#10.140)