Asal Usul Sholawat Ibrahimiyah yang Jarang Diketahui Orang

Kamis, 18 Maret 2021 - 17:54 WIB
loading...
Asal Usul Sholawat Ibrahimiyah...
Ada 4 alasan mengapa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam disandingkan dengan Nabi Ibrahim alaihissalam dalam lafaz Sholawat Ibrahimiyah. Foto/Rusman H Siregar
A A A
Sholawat Ibrahimiyah merupakan salah satu sholawat paling populer bagi umat Islam. Sholawat ini sangat afdhol karena selalu dibaca dalam setiap sholat. Ada 4 alasan mengapa Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم disandingkan dengan Nabi Ibrahim 'alaihissalam dalam lafaz Sholawat ini.

Lafaz Sholawat Ibrahimiyah yang terdapat dalam Hadis Imam Al-Bukhari sebagai berikut:
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كما صَلَّيْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ وعلى آلِ إبْراهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كما بَاركْتَ عَلَى إبْرَاهِيمَ وَعَلَى آل إبراهيم في العالَمِينَ إنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Allahumma sholli 'alaa Muhammadin wa’alaa Aali Muhammadin, Kamaa shallaita ‘alaa Ibraahiima wa’alaa Aali Ibrahiima, wa Baarik ‘alaa Muhammadin wa 'alaa Aali Muhammadin, Kamaa Baarakta ‘alaa Ibraahima wa ‘alaa Aali Ibraahima, Fil 'Aalamiina innaka hamiidun Majiidun.

Artinya:
"Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Limpahkan pula keberkahan bagi Nabi Muhammad dan bagi keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan keberkahan bagi Nabi Ibrahim dan bagi keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya di alam semesta Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung."



Menurut Ustaz Jaenuri, Dosen Fakultas Agama Islam UNU Surakarta dalam catatannya, keistimewaan sholawat Ibrahimyah terdapat nama Nabi Muhammadصلى الله عليه وسلم yang bersanding dengan Nabi Ibrahim 'alaihissalam, bukan Nabi-nabi yang lain.

Terkait hal ini, Syekh Nawawi dalam Murah Labib-Tafsir an-Nawawi menjelaskan, ada empat hal yang menjadi alasan mengapa Nabi Muhammad bersanding dengan Nabi Ibrahim :

أن ابراهيم دعا لمحمد بهذه الدعوة فأجرى الله ذكر إبراهيم على ألسنة أمة محمد إلى يوم القيامة أداء عن حق واجب على محمد لإبراهيم
الثاني أن إبراهيم سأل ربه بقوله واجعل لي لسان صدق في الأخرين أي ابق لي ثناء حسنا في أمة محمد صلى الله عليه وسلم فأجابه الله تعالى فقرن بين ذكرهما إبقاء للثناء الحسن على إبراهيم في أمة محمد صلى الله عليه وسلم
ألثالث أن ابراهيم كان أبا الملة ومحمدا كان أبا الرحمة وجب لكل واحد منهما حق الأبوة من وجه قرن بين ذكرهما في باب الثناء والصلاة
ألرابعة أن إبراهيم منادي الشريعة في الحج ومحمدا كان منادي الإيمان فجمع الله تعالى بينهما في الذكر الجميل

Pertama, sesungguhnya Nabi Ibrahim alaihissalam berdoa teruntuk Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dengan doa ini (sholawat Ibrahimiyah). Karena hal inilah Allah menggerakkan lisan umat Nabi Muhammad senantiasa menyebut nama Nabi Ibrahim sebagai bentuk balasan kebaikan teruntuk Nabi Ibrahim.

Kedua, Nabi Ibrahim pernah berdoa "Ya Allah jadikanlah untukku sebutan yang baik pada umat terakhir, yakni dari umat Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم." Dan Allah mengabulkan doa tersebut, sehingga menyambung penyebutan Nabi Muhammad dan Nabi Ibrahim sebagai pujian yang baik dari umat Nabi Muhammad untuk Nabi Ibrahim.

Ketiga, sesungguhnya Nabi Ibrahim adalah bapak dari aspek agama (abu millah), sedangkan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah bapak dari aspek rahmat (abu rahmah). Maka wajib bagi setiap Muslim menjadikan mereka sebagai sifat bapak, dan menyebutnya secara bersama dalam setiap pujian dan shalat.

Keempat, Nabi Ibrahim mengajak umat melaksanakan ibadah haji, sedangkan Nabi Muhammad mengajak kepada iman. Maka Allah mengumpulkan keduanya dalam sebutan yang baik. (Syekh Nawawi, Murah Labid-Tafsir an-Nawawi, Surabaya: Darul Ilmi, hal. 35)

"Empat alasan sebagaimana dijelaskan Syekh Nawawi menunjukkan adanya kedekatan secara batin antara Nabi Ibrahim dengan Nabi Muhammad. Logis sekali karena Nabi Muhammad merupakan keturunan Nabi Ibrahim dari garis Sayyid Abdullah hingga Nabi Ismail ‘alaihissalam," jelas Ustaz Jaenuri.

Contoh lain persambungan antara Nabi Muhammad dengan Nabi Ibrahim adalah berlakunya sebagian syariat Nabi Ibrahim bagi umat Nabi Muhammad. Penjelasan ini dapat dilihat dalam tafsir an-Nawawi ayat 124 Al-Baqarah: "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya” (QS Al-Baqarah[2]: 142).

Ibn Abbas mendefinisikan kata بِكَلِمَاتٍ (beberapa kalimat):

وهي عشر خصال كانت فرضا في شرعه وهي سنة في شرعنا

"Yaitu 10 hal yang merupakan kewajiban bagi syariat Nabi Ibrahim, dan sunnah bagi syariat kita (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam). Sepuluh hal tersebut dibagi atas dua yaitu lima terdapat di kepala dan lima lainnya di badan."

Lima di kepala meliputi; berkumur, menghirup air ke hidung, memakai siwak, mencukur jenggot, dan mencukur rambut kepala. Lima di badan meliputi; khitan (sunat), mencukur rambut kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku, dan cebok menggunakan air. (Syekh Nawawi, Murah Labid-Tafsir an-Nawawi, Surabaya: Darul Ilmi, hal. 33)

Kekaguman Nabi Ibrahim
Disebutkan dalam kisah lain gambaran kekaguman Nabi Ibrahim kepada umat Nabi Muhammad. Syekh Nawawi dalam karyanya Qami’ at-Tughyan, menyebutkan

وكان يكنى أبا الضيفان وأراد أن يجعل لأمة محمد صلى الله عليه وسلم ضيافة إلى يوم القيامة

Nabi Ibrahim memiliki satu keinginan yaitu menjamu umat Nabi Muhammad (menjadikannya tamu) hingga hari kiamat. (lihat: syekh Muhammad Nawawi Bin Umar, Qami’ at-Tughyan, Indonesia: Haramain, hal. 22).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1715 seconds (0.1#10.140)