Ustaz Miftah el-Banjary: Selamat Jalan Mufassir Abad 21

Sabtu, 20 Maret 2021 - 07:54 WIB
loading...
Ustaz Miftah el-Banjary: Selamat Jalan Mufassir Abad 21
Ulama besar yang dikenal sebagai Mufassir Abad 21 Prof Dr Syekh Muhammad Ali Ash-Shabuni (tengah) meninggal dunia Jumat (19/3/2021). Foto/Ist
A A A
Umat Islam di dunia berduka dengan wafatnya salah satu ulama besar yang dikenal sebagai Mufassir Abad 21 Prof Dr Syekh Muhammad Ali Ash-Shabuni, Jumat (19/3/2021). Beliau wafat di hari yang mulia di Istanbul Turki pada usia 91 tahun.

Dai lulusan Mesir asal Kalimantan Selatan, Ustaz Dr Miftah el-Banjari menyampaikan rasa dukanya dengan wafatnya ulama kelahiran Suriah itu. Syekh Muhammad Ali Ash-Shabuni dikenal sebagai ulama yang produktif.


"Awal perkenalan pertama saya dengan Kitab Tafsir Al-Qur'an adalah Kitab Tafsir Shafwatu Tafasir karya Al-Imam Syekh Ali as-Shabouni. Mulai sejak itulah ketertarikan saya untuk mendalami bidang Tafsir Al-Qur'an," kata Ustaz Miftah.

Kitab Tafsir Shafwatu Tafasir memberikan kesan bahwa Kitab Tafsir Al-Qur'an itu bukanlah kitab tinggi yang sulit dan pelik dibaca dan dipahami. Meski sebelumnya, kitab-kitab tafsir semacam Ibnu Kastir, Jalalain, Qurthubi atau At-Thabari sudah mudah ketahui, tapi khusus terkait tafsir Shafwatu Tafasir menyajikan karya tafsir modern yang sistematis, mendalam, tapi dengan bahasa yang mudah dipahami kalangan awam atau bagi kalangan santri.

Kitab Shafwatu Tafasir yang ditulis dalam masa 40 tahun itu merupakan Masterpiece karya gemilang ulama Syiria itu. Selain, masih ada karya monumental lainnya, seperti Tafsir Ahkam yang tak kalah populer."Alhamdulillah, saya pun senang mengoleksi karya karya beliau," kata Ustaz Miftah yang juga pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Quran.

Syekh Muhammad Ali Ash-Shobuni dilahirkan pada tahun 1930 M di Halab, Syiria. Beliau mendapat pendidikan awal dari ayah beliau yang juga seorang ulama. Beliau juga pernah berguru dengan para ulama terkemuka di Halab seperti Syaikh Muhammad Najib Sirajuddin, Syaikh Muhammad Said al-Idlibi dan Syekh Muhammad Raghib al-Tabbakh.

Selanjutnya beliau melanjutkan pendidikannya di Universiti al-Azhar, Mesir, sehingga tahun 1952. Dua tahun berikutnya, di universitas yang sama, beliau memperolehi Syahadah Al-‘Alimiyyah yang setaraf dengan Ijazah Kedoktoran dalam bidang Syariah.

Setelah pulang dari Mesir, Syekh Muhammad Ali Ash-Shobuni kembali ke kota kelahirannya. Beliau mengajar di berbagai madrasah yang ada di Halab dari tahun 1955 hingga 1962. Setelah itu, beliau mendapatkan tawaran untuk mengajar di Fakulti Syariah Universiti Umm Al-Qura dan Fakulti Ilmu Pendidikan Islam Universiti King Abdul Aziz, Arab Saudi.

Kebanyakan karya beliau adalah berkenaan tafsir dan ulum Al-Qur'an seperti Rawa’i al-Bayan Tafsir Ayat al-Ahkam; Al-Tibyan fi ‘Ulum Al-Qur'an; Sofwah Al-Tafasir; Mukhtasar Tafsir Ibnu Kathir; Mukhtasar Tafsir al-Thabari dan lain-lain.

"Hal lain yang saya kagumi dari Syekh Ali Ash-Shabouni beliau masih produktif hingga akhir hayatnya di pengujung usia 91 tahun. Karyanya tak kurang dari 57 judul kitab berjilid-jilid. Masya Allah," ungkap Ustaz Miftah.

Kini, ulama besar itu telah kembali ke rahmat Allah, tenggelam ilmunya bersama terkuburnya jasadnya di bumi yang fana ini. Al-Fatihah.

Sebelumnya Syekh Ahmad Al-Misri mengatakan, beliau telah menghabiskan lebih dari 30 tahun hidupnya untuk mengajar di Makkah Al-Mukarramah. Banyak murid-muridnya yang menjadi Kyai, ulama, dan tokoh agama di negerinya, termasuk murid-murid beliau di Indonesia.

"Beliau termasuk tokoh dan barisan yang terdepan menentang kezaliman di Suriah. Beliau tidak pernah mau berbaris sedikit pun bersama mereka yang mendukung kezaliman," kata Syekh Ahmad kemarin.

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1669 seconds (0.1#10.140)