Ustaz Muchlis: Jangan Mengandalkan Diri, Libatkan Selalu Allah Ta'ala
loading...
A
A
A
Beberapa training yang memotivasi diri fokus pada permainan kata-kata dan membuka pikiran, seringkali kita dengar 'kamu adalah yang berkuasa atas dirimu' atau 'kamu adalah yang menentukan masa depanmu'. Terlintas kata-kata ini bagus tapi justru menjerumuskan kita dan lupa dengan kuasa Tuhan atas diri dan pikiran kita.
"Sudah saatnya melatih atau mentraining diri dengan basis aqidah dan keyakinan kita kepada kuasa Allah Ta'ala," kata Ustaz Muchlis Al-Mughni, Dai lulusan Al-Azhar Mesir dalam tausiyah singkatnya, Rabu (20/5/2020). (Baca Juga: Belajar dari Thalut, Raja Beriman yang Berhasil Menundukkan Nafsu)
Perhatikan Nabi Ibrahim 'alaihissalam, kendati seorang Nabi beliau tidak mengandalkan potensi dan anugrah kenabiannya untuk pengembangan dan proteksi dirinya. Justru beliau bersandar kepada Allah Ta'ala, seraya berdoa: "Ya Allah jadikanlah negeri ini aman, dan jauhkan aku serta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala," (QS Ibrahim [15]: 35)
Sekelas Ibrahim 'alaihissalam tidak mengandalkan potensi dirinya justru dia lebih bersandar dan mengandalkan Allah. (Baca Juga: Ibadah yang Kosong dari Mengingat Allah Adalah Sia-sia)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah berdoa, "Ya Allah jangan engkau serahkan aku pada diriku walaupun hanya sekedip mata."
Insan yang beraqidah memang harus sadar kalau dirinya punya potensi. Akan tetapi dia harus menyadari dibalik potensinya ada yang lebih berkuasa yaitu Allah Ta’ala.
Kesadaran semacam inilah sangat penting ditanamkan, agar kita berusaha semaksimal mungkin dan penuh harap intervensi baik dari Allah Ta'ala. Jika hasilnya sesuai dengan yang diharapkan maka syukuri, jika tidak sesuai pun kita tidak pesimis dan menerimanya dengan penuh keimanan bahwa itulah takdir Allah Ta’ala.
Perhatikan lagi firman Allah Ta'ala berikut:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ أَنتُمُ ٱلْفُقَرَآءُ إِلَى ٱللَّهِ ۖ وَٱللَّهُ هُوَ ٱلْغَنِىُّ ٱلْحَمِيدُ
"Wahai manusia, kalianlah yang membutuhkan (miskin) kepada Allah, dan Allah itu Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (QS. Fathir: ayat 15)
Potensi diri akan melejit jika hidup ini dimaksudkan untuk beribadah kepada Allah Ta'ala. Pandemi Corona ini tidak akan berakhir jika hati dan usaha kita tidak melibatkan Allah Ta'ala yang Maha Pengasih dan Penyayang, atau justru kita malas sujud dan berdoa bahkan saling menghujat, menyalahkan hingga menjatuhkan.
"Adapun hal mendasar dan prinsip untuk membuka wawasan pikiran kita adalah Al-Qur'an Al-Karim ," kata Ustaz Muchlis. (Baca Juga: Inilah Keberkahan Al-Qur'an yang Tidak Diketahui Banyak Orang)
"Sudah saatnya melatih atau mentraining diri dengan basis aqidah dan keyakinan kita kepada kuasa Allah Ta'ala," kata Ustaz Muchlis Al-Mughni, Dai lulusan Al-Azhar Mesir dalam tausiyah singkatnya, Rabu (20/5/2020). (Baca Juga: Belajar dari Thalut, Raja Beriman yang Berhasil Menundukkan Nafsu)
Perhatikan Nabi Ibrahim 'alaihissalam, kendati seorang Nabi beliau tidak mengandalkan potensi dan anugrah kenabiannya untuk pengembangan dan proteksi dirinya. Justru beliau bersandar kepada Allah Ta'ala, seraya berdoa: "Ya Allah jadikanlah negeri ini aman, dan jauhkan aku serta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala," (QS Ibrahim [15]: 35)
Sekelas Ibrahim 'alaihissalam tidak mengandalkan potensi dirinya justru dia lebih bersandar dan mengandalkan Allah. (Baca Juga: Ibadah yang Kosong dari Mengingat Allah Adalah Sia-sia)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah berdoa, "Ya Allah jangan engkau serahkan aku pada diriku walaupun hanya sekedip mata."
Insan yang beraqidah memang harus sadar kalau dirinya punya potensi. Akan tetapi dia harus menyadari dibalik potensinya ada yang lebih berkuasa yaitu Allah Ta’ala.
Kesadaran semacam inilah sangat penting ditanamkan, agar kita berusaha semaksimal mungkin dan penuh harap intervensi baik dari Allah Ta'ala. Jika hasilnya sesuai dengan yang diharapkan maka syukuri, jika tidak sesuai pun kita tidak pesimis dan menerimanya dengan penuh keimanan bahwa itulah takdir Allah Ta’ala.
Perhatikan lagi firman Allah Ta'ala berikut:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ أَنتُمُ ٱلْفُقَرَآءُ إِلَى ٱللَّهِ ۖ وَٱللَّهُ هُوَ ٱلْغَنِىُّ ٱلْحَمِيدُ
"Wahai manusia, kalianlah yang membutuhkan (miskin) kepada Allah, dan Allah itu Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (QS. Fathir: ayat 15)
Potensi diri akan melejit jika hidup ini dimaksudkan untuk beribadah kepada Allah Ta'ala. Pandemi Corona ini tidak akan berakhir jika hati dan usaha kita tidak melibatkan Allah Ta'ala yang Maha Pengasih dan Penyayang, atau justru kita malas sujud dan berdoa bahkan saling menghujat, menyalahkan hingga menjatuhkan.
"Adapun hal mendasar dan prinsip untuk membuka wawasan pikiran kita adalah Al-Qur'an Al-Karim ," kata Ustaz Muchlis. (Baca Juga: Inilah Keberkahan Al-Qur'an yang Tidak Diketahui Banyak Orang)
(rhs)