Penyebab Hilangnya Kenikmatan Beribadah
loading...
A
A
A
Setiap muslim pasti mendambakan kenikmatan dalam beribadah. Ketika kenikmatan beribadah hilang, maka yang terjadi adalah malas-malasan dan membuka peluang untuk meninggalkan ibadah.
Apa sebenarnya penyebab hilangnya kenikmatan beribadah? Mari kita simak penjelasan Al-Habib Quraisy Baharun dalam Jalsah Itsnain Majelis Rasulullah (MR) Jawa Barat. Nasihat dari orang orang-orang saleh penting untuk kita renungkan. Jasad sakit karena penyakit, sedangkan hati sakit dikarenakan dosa.
Maka sebagaimana jasad itu tidak akan dapat untuk merasakan lezatnya makan ketika sakit. Begitu pula dengan hati, dia tidak akan mampu mengecap nikmatnya ibadah karena berbagai dosa.
Salafus saleh ditanya: "Apakah orang yang melakukan maksiat itu bisa merasakan nikmatnya beribadah?" Dia menjawab: "Tidak". Begitu pula bagi orang yang di dalam hatinya terbersit keinginan untuk melakukan maksiat."
Kedudukan zikir bagi hati seperti makanan bagi jasad. Maka sebagaimana jasad tidak dapat merasakan lezatnya makanan tatkala sedang sakit, demikian pula hati tidak akan dapat untuk merasakan nikmatnya berdzikir bersamaan dengan cinta dunia.
Tidaklah seorang hamba yang melakukan sebuah dosa, melainkan akan lenyap darinya sebuah kenikmatan dari Allah Ta'ala sesuai dengan besarnya dosa tersebut. Maka jika dia bertaubat serta kembali kepada Allah, niscaya nikmat tersebut atau yang semisal dengannya akan kembali kepadanya.
Namun, apabila dia terus menerus melakukan dosa, niscaya nikmat tersebut tidak akan kembali kepadanya serta dosa-dosa itu akan terus nanti melenyapkan sebuah kenikmatan dari seorang hamba hingga mencabut semua kenikmatan".
Seorang saleh telah ditanya, bagaimana aku bisa mendapatkan manisnya iman? Maka beliau menjawab: "Dengan (berusaha) fokus dalam beribadah kepada-Nya, memberikan perhatian terhadap ibadah, menghadirkan hati dalam beribadah, mengingat kebesaran Allah dan kebaikan-Nya, mengingat Surga, Neraka dan juga kematian. Semua ini merupakan sebab-sebab yang bisa mendatangkan manisnya keimanan, mendatangkan kelezatan dalam bermunajat kepada Allah, merasa nikmat saat membaca Al-Qur'an serta berdoa ketika menghadirkan kebesaran Allah. Selalu mengingat bahwa dunia ini akan sirna dan sungguh seorang hamba akan mendapatkan sesuai dengan kebaikan ataupun kejelekan yang telah dia lakukan".
Wallahu A'lam
Apa sebenarnya penyebab hilangnya kenikmatan beribadah? Mari kita simak penjelasan Al-Habib Quraisy Baharun dalam Jalsah Itsnain Majelis Rasulullah (MR) Jawa Barat. Nasihat dari orang orang-orang saleh penting untuk kita renungkan. Jasad sakit karena penyakit, sedangkan hati sakit dikarenakan dosa.
Maka sebagaimana jasad itu tidak akan dapat untuk merasakan lezatnya makan ketika sakit. Begitu pula dengan hati, dia tidak akan mampu mengecap nikmatnya ibadah karena berbagai dosa.
Salafus saleh ditanya: "Apakah orang yang melakukan maksiat itu bisa merasakan nikmatnya beribadah?" Dia menjawab: "Tidak". Begitu pula bagi orang yang di dalam hatinya terbersit keinginan untuk melakukan maksiat."
Kedudukan zikir bagi hati seperti makanan bagi jasad. Maka sebagaimana jasad tidak dapat merasakan lezatnya makanan tatkala sedang sakit, demikian pula hati tidak akan dapat untuk merasakan nikmatnya berdzikir bersamaan dengan cinta dunia.
Tidaklah seorang hamba yang melakukan sebuah dosa, melainkan akan lenyap darinya sebuah kenikmatan dari Allah Ta'ala sesuai dengan besarnya dosa tersebut. Maka jika dia bertaubat serta kembali kepada Allah, niscaya nikmat tersebut atau yang semisal dengannya akan kembali kepadanya.
Namun, apabila dia terus menerus melakukan dosa, niscaya nikmat tersebut tidak akan kembali kepadanya serta dosa-dosa itu akan terus nanti melenyapkan sebuah kenikmatan dari seorang hamba hingga mencabut semua kenikmatan".
Seorang saleh telah ditanya, bagaimana aku bisa mendapatkan manisnya iman? Maka beliau menjawab: "Dengan (berusaha) fokus dalam beribadah kepada-Nya, memberikan perhatian terhadap ibadah, menghadirkan hati dalam beribadah, mengingat kebesaran Allah dan kebaikan-Nya, mengingat Surga, Neraka dan juga kematian. Semua ini merupakan sebab-sebab yang bisa mendatangkan manisnya keimanan, mendatangkan kelezatan dalam bermunajat kepada Allah, merasa nikmat saat membaca Al-Qur'an serta berdoa ketika menghadirkan kebesaran Allah. Selalu mengingat bahwa dunia ini akan sirna dan sungguh seorang hamba akan mendapatkan sesuai dengan kebaikan ataupun kejelekan yang telah dia lakukan".
Wallahu A'lam
(rhs)