Gus Baha Beberkan Rahasia Kapan Turunnya Lailatul Qadar
loading...
A
A
A
Semua umat Islam pasti mendambakan Lailatul Qadar mengingat keutamaannya yang sangat agung. Ketidakpastian waktunya mengandung hikmah besar agar manusia terus beribadah setiap malam dengan harapan mendapatkan kemuliaan Lailatul Qadar.
Gus Baha membeberkan kapan dan mengapa Lailatul Qadar diberikan khusus kepada umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Ulama bernama asli KH Bahauddin Nursalim ini menguak rahasianya saat mengisi kajian kitab bersama para santri dikutip dari iqra.id. Berikut penjelasan Gus Baha:
Jadi kali ini saya terangkan Lailatul Qadar nggeh. Pokoknya Lailatul Qadar dan Nuzulul Qur’an itu malam 17 (Ramadhan). Jadi, kalau itu disepakai ulama, berarti itu sudah selesai, tidak perlu dicari.
Tetapi, kamu ya jangan begitu! Bagaimanapun Nabi memerintah kita untuk mencari di 10 hari akhir. Ada ulama yang mengatakan 10+10, berarti mulai malam 11.
Keyakinan saya pokoknya dicari, tetapi yakin dapat. Karena saya punya kitab hadis yang kredibel. Ini kitab orang dahulu. Kitab itu menyebut, Nabi Muhammad sedang cerita tentang umur Nabi Nuh itu 1000 kurang 50, jadi 950 tahun, lalu Nabi Ibrahim ratusan tahun.
Kemudian Nabi Muhammad ada keresahan, "Kalau umatku umurnya pendek-pendek bagaimana?" Allah merespons keresehan Kanjeng Nabi dengan memberi bonus Lailatul Qadar.
"Lailatul Ummatan yang usianya pendek itu Aku memberi Lailatul Qadar yang nilainya sama dengan 1000 tahun."
Menurut saya, siapa saja kalau tidak maksiat, maka dapat Lailatul Qadar. Hal itu karena memang keresahan Nabi yang dijawab Allah: "Meskipun umatmu umurnya pendek, Aku beri ibadah Lailatul Qadar."
Memang idealnya dicari tanggal berapa? Kalau saya biasa (malam) 11, kalau di sini 21, 23? Di desa saya, malam 17 itu yang ke mushalla hanya saya. Yang lain itu 21, 23.
Jadi, saya ini minoritas. Kalau malam 21, 23 orang ibadah itu banyak. Ada orang yang bertanya, "Tidak ibadah, Gus?"
"Aku sudah kelewat (haha). Tapi, sisanya masih punyamu." Karena minoritas, (Lailatul Qadar) sudah kelewat.
Menurut saya, menghargai hadis dan menghargai Al-Qur'an itu tengah-tengah saja. Ada keterangan di Al-Qur'an itu tanpa tanggal, yakni di ayat:
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ
"Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an..." (QS. Al-Baqarah: 185)
Jadi, hal itu menunjukkan semua Ramadhan. Oleh karena itu, ada ulama yang menganggap mulai tanggal 1. Karena Nabi dawuh begini: "Carilah dengan sungguh-sungguh di tanggal 10 akhir."
Berarti ada yang mencari tidak terlalu sungguh-sungguh tapi mulai pertama. Kalau kamu mencari sungguh-sungguh mulai tanggal 21, berarti itu dihitung permulaan. Berarti dihitung belum sungguh-sungguh.
Saya ulangi ya. Yang disebut sungguh-sungguh itu klimaks mulai tanggal 1. Kalau kamu mencari sungguh-sungguh mulai tanggal 21, kata malaikat, "Lho kok baru mencari sekarang…?"
Berarti dianggap pemula kan? Oleh karena itu tidak dapat (Lailatul Qadar), masalahnya pemula. Orang lainnya sudah waktunya mulai sudah waktunya dapat, kamu baru mencari.
Lah saya sudah mulai tanggal 1, saya baca Kitab Arba'in Nawawi khatam, baca Al-Qur'an khatam, kemarin tanggal 17 saya berdoa.
Gus Baha membeberkan kapan dan mengapa Lailatul Qadar diberikan khusus kepada umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Ulama bernama asli KH Bahauddin Nursalim ini menguak rahasianya saat mengisi kajian kitab bersama para santri dikutip dari iqra.id. Berikut penjelasan Gus Baha:
Jadi kali ini saya terangkan Lailatul Qadar nggeh. Pokoknya Lailatul Qadar dan Nuzulul Qur’an itu malam 17 (Ramadhan). Jadi, kalau itu disepakai ulama, berarti itu sudah selesai, tidak perlu dicari.
Tetapi, kamu ya jangan begitu! Bagaimanapun Nabi memerintah kita untuk mencari di 10 hari akhir. Ada ulama yang mengatakan 10+10, berarti mulai malam 11.
Keyakinan saya pokoknya dicari, tetapi yakin dapat. Karena saya punya kitab hadis yang kredibel. Ini kitab orang dahulu. Kitab itu menyebut, Nabi Muhammad sedang cerita tentang umur Nabi Nuh itu 1000 kurang 50, jadi 950 tahun, lalu Nabi Ibrahim ratusan tahun.
Kemudian Nabi Muhammad ada keresahan, "Kalau umatku umurnya pendek-pendek bagaimana?" Allah merespons keresehan Kanjeng Nabi dengan memberi bonus Lailatul Qadar.
"Lailatul Ummatan yang usianya pendek itu Aku memberi Lailatul Qadar yang nilainya sama dengan 1000 tahun."
Menurut saya, siapa saja kalau tidak maksiat, maka dapat Lailatul Qadar. Hal itu karena memang keresahan Nabi yang dijawab Allah: "Meskipun umatmu umurnya pendek, Aku beri ibadah Lailatul Qadar."
Memang idealnya dicari tanggal berapa? Kalau saya biasa (malam) 11, kalau di sini 21, 23? Di desa saya, malam 17 itu yang ke mushalla hanya saya. Yang lain itu 21, 23.
Jadi, saya ini minoritas. Kalau malam 21, 23 orang ibadah itu banyak. Ada orang yang bertanya, "Tidak ibadah, Gus?"
"Aku sudah kelewat (haha). Tapi, sisanya masih punyamu." Karena minoritas, (Lailatul Qadar) sudah kelewat.
Menurut saya, menghargai hadis dan menghargai Al-Qur'an itu tengah-tengah saja. Ada keterangan di Al-Qur'an itu tanpa tanggal, yakni di ayat:
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ
"Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an..." (QS. Al-Baqarah: 185)
Jadi, hal itu menunjukkan semua Ramadhan. Oleh karena itu, ada ulama yang menganggap mulai tanggal 1. Karena Nabi dawuh begini: "Carilah dengan sungguh-sungguh di tanggal 10 akhir."
Berarti ada yang mencari tidak terlalu sungguh-sungguh tapi mulai pertama. Kalau kamu mencari sungguh-sungguh mulai tanggal 21, berarti itu dihitung permulaan. Berarti dihitung belum sungguh-sungguh.
Saya ulangi ya. Yang disebut sungguh-sungguh itu klimaks mulai tanggal 1. Kalau kamu mencari sungguh-sungguh mulai tanggal 21, kata malaikat, "Lho kok baru mencari sekarang…?"
Berarti dianggap pemula kan? Oleh karena itu tidak dapat (Lailatul Qadar), masalahnya pemula. Orang lainnya sudah waktunya mulai sudah waktunya dapat, kamu baru mencari.
Lah saya sudah mulai tanggal 1, saya baca Kitab Arba'in Nawawi khatam, baca Al-Qur'an khatam, kemarin tanggal 17 saya berdoa.