Abu Lahab: Mayatnya Membusuk Tak Ada yang Sudi Mengubur

Jum'at, 29 Mei 2020 - 08:12 WIB
loading...
A A A
Maknanya, istri Abu Lahab kelak juga akan merasakan siksa api neraka. Riwayat Ibnu Jarir yang sampai pada Yazid bin Zaid menyebutkan, suatu ketika istri Abu Lahab menebarkan duri-duri ke jalan yang biasa dilalui Nabi SAW. Tidak lama kemudian, turunlah surah al-Lahab, ayat kesatu hingga keempat.

Shabi
Rabiah bin Ibad bercerita pengalamannya yang kala itu masih jahiliyah, "Saya melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam di pasar Dzi Majaz, terus mengajak masyarakat, "Wahai manusia, ucapkanlah Laa ilaaha illallah kalian akan beruntung."

Beliau masuk ke lorong-lorong jalan. Banyak orang yang mengerumuni beliau, dan tidak ada satupun berkomentar, sementara beliau tidak henti-hentinya menyatakan, "Wahai manusia, ucapkanlah Laa ilaaha illallah kalian akan beruntung."

Hanya saja di belakang beliau ada orang yang wajahnya sangat putih, jambulnya menjuntai itulah Abu Lahab dia selalu mengatakan, "Dia itu shabi (pembawa agama baru), pendusta. Saya bertanya, Siapa ini? Mereka mengatakan, "Muhammad bin Abdillah. Dia mengaku jadi nabi." Lalu siapa yang menyebutnya dusta? tanyaku. "Pamannya, Abu Lahab." Jawab mereka. (Ahmad 16023 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)

Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam disebut shabi, karena beliau membawa ajaran agama baru yang tidak dikenal masyarakatnya. Meskipun sejatinya itu ajaran tauhid, millah Ibrahim alaihis salam yang sudah dilupakan masyarakat Jahiliyah. Berangkat dari makna ini, kata shabi bisa digunakan untuk menyebut orang yang agamanya baik dan bisa juga digunakan untuk menyebut penganut agama sesat.

Matinya Abu Lahab
Untuk diketahui, surah al-Lahab turun 10 tahun sebelum matinya Abu lahab. Karena itu, banyak ulama yang berpendapat, turunnya firman Allah SWT itu sebagai salah satu mukjizat.

Kematian Abu Lahab terjadi setelah Perang Badar . Waktu itu, dia tidak mengikuti pertempuran tersebut. Dengan menyetor 4.000 dirham, dia meminta seorang temannya, al-Ashi bin Hisyam, untuk menggantikannya di medan perang.

Perang Badar berakhir dengan kekalahan yang memalukan dari pihak musyrikin Quraisy. Sepekan setelah itu, Abu Lahab menderita sakit parah. Dia pun meregang nyawa dan tewas.

Kisah lain menyebut, ketika Abu Sufyan bersama kafilahnya tiba di Makkah dari Perang Badar, Abu Lahab memintanya untuk menceritakan kejadian yang menimpa mereka dan sebab-sebab kekalahan mereka. Dalam beberapa riwayat lain, yang bercerita adalah Mughirah ibn Al Harits anggota pasukan Quraisy bukan Abu Sufyan. ( )

Ketika Abu Sufyan bercerita, ada seorang sahaya yang hadir di dekat mereka, yang selama ini telah menyembunyikan keislamannya merasa bahagia mendengar kisah yang disampaikan Abu Sufyan sehingga keislamannya tebongkar.

Tiba-tiba Abu Lahab bangkit menerjang dan menghajar sahaya tersebut. Tidak disangka, dari arah lain saudara ipar Abu Lahab dan istri Abbas yang juga hadir di sana, Ummu al Fadhl (yang diam-diam juga telah memeluk Islam), menghantamkan tiang tenda di atas kepala Abu Lahab sekerasnya hingga berlumuran darah.

Luka tersebut menyebabkan infeksi yang akhirnya menyebar di sekujur tubuh Abu Lahab sampai akhirnya dia mati. ( )

Jasadnya diabaikan orang-orang tiga hari berturut-turut. Bau busuk menyeruak. Para tetangganya memutuskan untuk menggali sebuah lubang besar dan memasukkan mayat Abu Lahab ke dalam boks kayu. Dimasukkanlah peti kayu dan isinya itu ke dalam lubang tersebut.

Cara menguburkannya begitu merepotkan. Orang-orang tidak tahan dengan bau busuk yang keluar dari jasad Abu Lahab, sehingga mereka memasukkan peti tadi dari kejauhan. Sesudah itu, lubang tadi dilempari dengan kerikil dan tanah sampai rata. Demikianlah akhir hayat sang penentang dakwah Nabi SAW. ( )
(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1094 seconds (0.1#10.140)