2 Hal yang Menyatukan dan Menggerakkan Kemerdekaan

Selasa, 17 Agustus 2021 - 22:17 WIB
loading...
2 Hal yang Menyatukan...
Ustaz Budi Ashari menyampaikan pesan yang sangat menggugah hati terkait makna kemerdekaan. Foto/Ist
A A A
Dai yang juga pakar sejarah Islam Ustaz Budi Ashari mengingatkan kita agar tidak melupakan sejarah. Ada dua hal yang menyatukan dan menggerakkan kemerdekaan.

"Karena mereka bersatu maka mudah untuk digerakkan," demikian pesan Ustaz Budi dilansir dari akun @budiashariofficial, Selasa (17/8/2021).



Berikut pesan Ustaz Budi Ashari yang sangat menggugah hati:

Dua hal yang menyatukan dan menggerakkan yaitu:
1. Pekik Takbir Bung Tomo tanda perlawanan rakyat yang tak kenal kata menyerah.
2. Resolusi Jihad Hadratussyekh Kiyai Haji Hasyim Asy'ari tanda rakyat lebih percaya dan taat kepada ulama daripada penguasa.

Kita merindukan pergerakan yang mampu mengusir kaum penjajah seperti para pahlawan dulu. Tapi bagaimana mau bergerak, persatuan masih terserak.

Kita baru punya semangat, kita baru belajar menyatukan satu persatu serpihan hati kita. Banyak ujian yang Allah hadirkan untuk melihat kualitas rekat hati kita. Sampai 200 juta muslim di negeri ini berjalan bak satu orang dengan satu hati, karena tak ada dua hati dalam satu rongga.

Saya bukan siapa-siapa, hanya salah satu dari saudara antum semua. Yang belajar menikmati setiap huruf ayat dan setiap pembuktiannya di latar nyata.

Para ahli Al-Qur'an berbeda dalam merasakan kesyahduan dan tetes air mata saat bersama Al-Qur'an. Ada yang terisak saat mendengar ayat adzab, tapi ada yang terisak saat melantunkan ayat nikmat dan kebesaran Allah.

Saya bukan siapa-siapa, tapi saya selalu merasakan himpitan dada yang terkadang diterjemahkan oleh kedua mata, saat membaca Surat Al-Hujurot. Karenanya saya sangat menikmati surat ini dalam sholat-sholat saya. Ya, di dalamnya disematkan ayat-ayat ukhuwah.

Hari ini, persatuan harga termahal di umat Rasulullah. Maka, mari belajar menyelamai rasa saudara kita karena iman kita dibuktikan dengan rasa kita yang mampu menyelamai rasa saudara kita.

Mari belajar menuluskan jiwa. Melapangkan dada agar semakin luas tempat di hati kita untuk berbagai saudara kita, bahkan yang pernah menyakiti kita.

Mari ubah kosakata kita. Dari setelah sekian lama kita bersama akhirnya harus berpecah karena satu hal, menjadi bukankah kita telah sepakat dalam banyak hal. Mengapa harus berpecah hanya karena kita tidak sepakat dalam satu hal. Tak cukupkah kita bersaudara? Seperti yang dikatakan oleh Imam Syafi'i kepada muridnya Yunus Ash-Shodafi.

(rhs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2581 seconds (0.1#10.140)