Khabbab bin Arats (2): Nasib Tragis Ummi Anmar Setelah Menyiksa Pande Besi
loading...
A
A
A
Kaum kafir Quraisy telah mengubah semua besi yang terdapat di rumah Khabbab bin Arats yang dijadikannya sebagai bahan baku untuk membuat pedang, menjadi belenggu dan rantai besi. Lalu mereka masukkan ke dalam api hingga menyala dan merah membara, kemudian mereka lilitkan ke tubuh, pada kedua tangan dan kedua kaki Khabbab.
Pada suatu hari, Khabbab bin Arats bersama kawan-kawannya sependeritaan pergi menemui Rasulullah SAW tetapi bukan karena kecewa dan kesal atas pengorbanan, hanyalah karena ingin dan mengharapkan keselamatan, kata mereka: "Wahai Rasulullah, tidakkah anda hendak memintakan pertolongan bagi kami?"
Yah, marilah kita dengarkan Khabbab menceritakan langsung kepada kita kisah itu dengan kata-katanya sendiri:
Kami pergi mengadu kepada Rasulullah SAW yang ketika itu sedang tidur berbantalkan kain burdahnya di bawah naungan Ka'bah. Permohonan kami kepadanya. "Wahai Rasulullah, tidakkah anda hendak memohonkan kepada Allah pertolongan bagi kami?"
Rasulullah SAW pun duduk, mukanya jadi merah, lalu sabdanya: "Dulu sebelum kalian, ada seorang laki-laki yang disiksa, tubuhnya dikubur kecuali leher ke atas, lalu diambil sebuah gergaji untuk menggergaji kepalanya, tetapi siksaan demikian itu tidak sedikit pun dapal memalingkannya dari Agamanya. Ada pula yang disikat antara daging dan tulang-tulangnya dengan sikat besi, juga tidak dapat menggoyahkan keimanannya.
Sungguh Allah akan menyempurnakan hal tersebut, hingga setiap pengembara yang bepergian dari Shan'a ke Hadlramaut, tiada takut kecuali oleh Allah Azza wa Jalla, walaupun serigala ada di antara hewan gembalaannya, tetapi saudara-saudara terburu-buru."
Khabbab dengan kawan-kawannya mendengarkan kata-kata itu, bertambahlah keimanan dan keteguhan hati mereka, dan masing-masing mereka berikrar akan membuktikan kepada Allah dan Rasul-Nya hal yang diharapkan dari mereka, ialah ketabahan, keshabaran dan pengurbanan.
Demikianlah Khabbab menanggung penderitaan dengan sabar, tabah dan tawakkal. Orang-orang Quraisy terpaksa meminta bantuan Ummi Anmar, yakni bekas majikan Khabbab yang telah membebaskannya dari perbudakan. Wanita tersebut akhirnya turun tangan dan turut mengambil bagian dalam menyiksa dan menderanya.
Wanita itu mengambil besi panas yang menyala, lalu menaruhnya di atas kepala dan ubun-ubun Khabbab, sementara Khabbab menggeliat kesakitan. Tetapi nafasnya ditahan hingga tidak keluar keluhan yang akan menyebabkan algojo-algojo tersebut merasa puas dan gembira.
Pada suatu hari RasulullahSAW lewat di hadapannya, sedang besi yang membara di atas kepalanya membakar dan menghanguskannya, hingga kalbu Rasulullah pun bagaikan terangkat karena pilu dan iba hati.
Tetapi apa yang dapat diperbuat oleh Rasulullah SAW untuk menolong Khabbab waktu itu? Tidak ada! kecuali meneguhkan hatinya dan mendoakannya.
Pada saat itu Rasulullah mengangkat kedua belah telapak tangannya terkembang ke arah langit, sabdanya memohon: "Ya Allah, limpahkanlah pertolongan-Mu hepada Khabbab!"
Dan kehendak Allah pun berlaku. Selang beberapa hari Ummi Anmar menerima hukuman qishas, seolah-olah hendak dijadikan peringatan oleh Yang Maha Kuasa baik bagi dirinya maupun bagi algojo-algojo lainnya. la diserang oleh semacam penyakit panas yang aneh dan mengerikan. Menurut keterangan ahli sejarah ia melolong seperti anjing.
Dan dinasehatkan orang mengenai dirinya bahwa satu-satunya jalan atau obat yang dapat menyembuhkannya ialah menyeterika kepalanya dengan besi menyala. Demikianlah, kepalanya yang angkuh itu menjadi sasaran besi panas, yang disetrikakan orang kepadanya tiap pagi dan petang
Jika orang-orang Quraisy hendak mematahkan keimanan dengan siksa maka orang-orang beriman mengatasi siksaan itu dengan pengurbanan. Dan Khabbab adalah salah seorang yang dipilih oleh takdir untuk menjadi guru besar dalam ilmu tebusan dan pengurbanan. Boleh dikata seluruh waktu dan masa hidupnya dibaktikannya untuk agama yang panji-panjinya mulai berkibar. (Bersambung)
Pada suatu hari, Khabbab bin Arats bersama kawan-kawannya sependeritaan pergi menemui Rasulullah SAW tetapi bukan karena kecewa dan kesal atas pengorbanan, hanyalah karena ingin dan mengharapkan keselamatan, kata mereka: "Wahai Rasulullah, tidakkah anda hendak memintakan pertolongan bagi kami?"
Yah, marilah kita dengarkan Khabbab menceritakan langsung kepada kita kisah itu dengan kata-katanya sendiri:
Kami pergi mengadu kepada Rasulullah SAW yang ketika itu sedang tidur berbantalkan kain burdahnya di bawah naungan Ka'bah. Permohonan kami kepadanya. "Wahai Rasulullah, tidakkah anda hendak memohonkan kepada Allah pertolongan bagi kami?"
Rasulullah SAW pun duduk, mukanya jadi merah, lalu sabdanya: "Dulu sebelum kalian, ada seorang laki-laki yang disiksa, tubuhnya dikubur kecuali leher ke atas, lalu diambil sebuah gergaji untuk menggergaji kepalanya, tetapi siksaan demikian itu tidak sedikit pun dapal memalingkannya dari Agamanya. Ada pula yang disikat antara daging dan tulang-tulangnya dengan sikat besi, juga tidak dapat menggoyahkan keimanannya.
Sungguh Allah akan menyempurnakan hal tersebut, hingga setiap pengembara yang bepergian dari Shan'a ke Hadlramaut, tiada takut kecuali oleh Allah Azza wa Jalla, walaupun serigala ada di antara hewan gembalaannya, tetapi saudara-saudara terburu-buru."
Khabbab dengan kawan-kawannya mendengarkan kata-kata itu, bertambahlah keimanan dan keteguhan hati mereka, dan masing-masing mereka berikrar akan membuktikan kepada Allah dan Rasul-Nya hal yang diharapkan dari mereka, ialah ketabahan, keshabaran dan pengurbanan.
Demikianlah Khabbab menanggung penderitaan dengan sabar, tabah dan tawakkal. Orang-orang Quraisy terpaksa meminta bantuan Ummi Anmar, yakni bekas majikan Khabbab yang telah membebaskannya dari perbudakan. Wanita tersebut akhirnya turun tangan dan turut mengambil bagian dalam menyiksa dan menderanya.
Wanita itu mengambil besi panas yang menyala, lalu menaruhnya di atas kepala dan ubun-ubun Khabbab, sementara Khabbab menggeliat kesakitan. Tetapi nafasnya ditahan hingga tidak keluar keluhan yang akan menyebabkan algojo-algojo tersebut merasa puas dan gembira.
Pada suatu hari RasulullahSAW lewat di hadapannya, sedang besi yang membara di atas kepalanya membakar dan menghanguskannya, hingga kalbu Rasulullah pun bagaikan terangkat karena pilu dan iba hati.
Tetapi apa yang dapat diperbuat oleh Rasulullah SAW untuk menolong Khabbab waktu itu? Tidak ada! kecuali meneguhkan hatinya dan mendoakannya.
Pada saat itu Rasulullah mengangkat kedua belah telapak tangannya terkembang ke arah langit, sabdanya memohon: "Ya Allah, limpahkanlah pertolongan-Mu hepada Khabbab!"
Dan kehendak Allah pun berlaku. Selang beberapa hari Ummi Anmar menerima hukuman qishas, seolah-olah hendak dijadikan peringatan oleh Yang Maha Kuasa baik bagi dirinya maupun bagi algojo-algojo lainnya. la diserang oleh semacam penyakit panas yang aneh dan mengerikan. Menurut keterangan ahli sejarah ia melolong seperti anjing.
Dan dinasehatkan orang mengenai dirinya bahwa satu-satunya jalan atau obat yang dapat menyembuhkannya ialah menyeterika kepalanya dengan besi menyala. Demikianlah, kepalanya yang angkuh itu menjadi sasaran besi panas, yang disetrikakan orang kepadanya tiap pagi dan petang
Jika orang-orang Quraisy hendak mematahkan keimanan dengan siksa maka orang-orang beriman mengatasi siksaan itu dengan pengurbanan. Dan Khabbab adalah salah seorang yang dipilih oleh takdir untuk menjadi guru besar dalam ilmu tebusan dan pengurbanan. Boleh dikata seluruh waktu dan masa hidupnya dibaktikannya untuk agama yang panji-panjinya mulai berkibar. (Bersambung)
(mhy)