Khubaib bin Adi: Pahlawan yang Syahid di Kayu Salib

Kamis, 02 September 2021 - 12:14 WIB
loading...
A A A
Khubaib tak memicingkan matanya, dan tak pernah kehilangan sakinah yang mena'ajubkan. Ia yang telah memberi cahaya kepada wajahnya. Anak-anak panah bertancapan ke tubuhnya dan pedang-pedang menyayat-nyayat dagingnya.

Di kala itu salah seorang pemimpin Quraisy mendekatinya sambil berkata: "Sukakah engkau, Muhammad menggantikanmu, dan engkau sehat wal'afiat bersama keluargamu?"

Tenaga Khubaib pulih kembali, dengan suara laksana angin kencang ia berseru kepada para pembunuhnya: "Demi Allah tak sudi aku bersama anak isteriku selamat menikmati kesenangan dunia, sedang Rasulullah kena musibah walau oleh sepotong duri...!"

Kalimat dan kata-kata hebat yang menggugah ini pulalah yang telah diucapkan oleh teman seperjuangannya Zaid bin Ditsinnah sewaktu mereka hendak membunuhnya. Kata-kata yang mempesona itu yang telah diucapkan oleh Zaid kemarin, dan diulangi oleh Khubaib sekarang sehingga menyebabkan Abu Sofyan, yang waktu itu belum lagi masuk Islam mempertepukkan bedua telapak tangannya sembari berkata kepada penganiaya itu:

"Demi Allah, belum pernah kulihat manusia yang lebih mencintai manusia lain, seperti halnya sahabat-sahabat Muhammad terhadap Muhammad."

Kata-kata Khubaib ini bagaikan aba-aba yang memberi keleluasaan bagi anak-anak panah dan mata-mata pedang untuk mencapai sasarannya di tubuh pahlawan ini, yang menyakitinya dengan segala kekejaman dan kebuasan.

Orang-orang musyrik telah kembali ke Mekkah, ke sarang kedengkian, setelah meluapkan dendam kesumat dan permusuhan. Dan tinggaliah tubuh yang syahid itu dijaga oleh sekelompok para algojo bersenjata tombak dan pedang.

Dan Khubaib, ketika mereka menaruhnya di atas pelepah kurma yang mereka jadikan sebagai kayu salib tempat mereka mengikatkannya, telah menghadapkan mukanya ke arah langit sambil berdua kepada Tuhannya Yang Maha Besar, katanya:

"Ya Allah kami telah menyampaikan tugas dari Rasul-Mu, maka mohon disampaikan pula kepadanya esok, tindakan orang-orang itu terhadap kami... !"

Do'anya itu diperkenankan oleh Allah. Sewaktu Rasul di Madinah, tiba-tiba ia diliputi suatu perasaan yang kuat, memberitahukan bahwa para sahabatnya dalam bahaya dan terbayanglah kepadanya tubuh salah seorang mereka sedang tergantung di awang-awang.

Dengan segera beliau SAW memerintahkan sahabatnya Miqdad bin Amar dan Zubair bin Awwam, yang segera menunggang kuda mereka dan memacunya dengan kencang. Dan dengan petunjuk Allah sampailah mereka ke tempat yang dimaksud. Maka mereka turunkanlah mayat sahabat mereka Khubaib, sementara tempat suci di bumi telah menunggunya untuk memeluk dan menutupinya dengan tanah yang lembab penuh berkah.
(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2419 seconds (0.1#10.140)