Ramadhan: 6 Tips Meniti Jalan Menuju Kesabaran di Tengah Covid-19

Selasa, 21 April 2020 - 19:11 WIB
loading...
A A A
Ketujuh, menjauhi perilaku yang merusak kesabaran. Di antara perilaku yang merusak kesabaran antara lain ketergesaan.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ ۚ / الاحقاف :٣٥

Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka”. (QS. Al-Ahqaf [46]: 35)

Ayat ini secara tekstual ditujukan kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa salam, tetapi secara kontekstual ditujukan juga kepada ummatnya agar tidak meminta disegerakan siksa bagi orang-orang kafir karena siksaan itu telah ditentukan waktunya. Kadang-kadang, manusia lupa terhadap ketentuan waktu dan tergesa-gesa agar ketentuan waktu itu disegerakan.

Padahal dalam penciptaan Allah SWT ada sunnah yang tidak berubah yaitu bahwa segala sesuatu itu ada masanya (waktunya) yang telah ditetapkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak dapat dipengaruhi oleh ketergesaan manusia.

Selanjutnya kemarahan. Firman Allah Ta’ala berfirman:

إِذْ جَعَلَ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَىٰ رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ / الفتح: ٢٦

Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin”. (QS. Al-Fath [48]: 26)

Pada ayat ini, Allah SWT mencela orang kafir yang menampakkan kesombongan yang timbul karena kemarahan membela kebatilan. Sementara Allah SWT memuji Rasulullah SAW dan orang-orang beriman sebab ketenangan yang dikaruniakan Allah kepada mereka.

Sebagian sahabat Rasulullah SAW berkata: “Pokok pangkal kebodohan adalah sifat kasar dan pembimbingnya adalah kemarahan. Barang siapa ingin tetap bodoh, maka tidak perlu mempunyai sifat sabar. Kesabaran adalah bagaikan hiasan dan banyak manfaatnya. Sedangkan kebodohan adalah cela yang banyak bahayanya”.

Ja’far bin Muhammad berkata,: “Marah adalah kunci segala keburukan”.

Putus Asa

وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ / يوسف:٨٧

Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (QS. Yusuf [12]: 87)

Orang yang berputus asa biasanya disebabkan dua hal pokok:

Ketika ditimpa musibah dan berbagai cobaan lainnya, seperti sakit, gagal dalam pekerjaan, problema rumah tangga yang berkepanjangan dan sebagainya.

Ketika terjerumus ke dalam dosa besar yang sulit diampuni oleh Allah SWT. Padahal Allah Maha Pengampun. Sebesar atau seberat apapun dosa kita, selama kita berusaha bertaubat, apalagi atubatan nasuha, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti akan mengampuni dosa-dosa tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ /الزمر:٥٣

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Az-Zumar [39]: 53).
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1646 seconds (0.1#10.140)