Orang Gemuk dalam Pandangan Islam

Rabu, 01 Desember 2021 - 09:10 WIB
loading...
Orang Gemuk dalam Pandangan Islam
Dalam Islam ada gemuk yang tercela, yakni gemuk yang bukan bawaan penyebabnya banyak makan, minum, santai, foya-foya, selalu bermalas malasan, dan terlalu mengikuti hawa nafsu. Foto ilustrasi/wirecbcn
A A A
Pada hakekatnya, Islam tidak melihat fisik dan bentuk tubuh seseorang, apakah Anda orang yang tampan atau cantik, demikian juga apakah tubuh Anda tinggi semampai, atau pendek. Karena yang Allah lihat adalah ketakwaannya. Lalu bagaimana dengan orang gemuk ? Adakah pandangan khusus menurut syariat tentangnya?

Pimpinan majelis zikir Ibnu Halim dan dosen muamalat STAI Ziyaddah Klender, Drs TB Syamsuri Halim, M.Ag, dalam salah satu ceramahnya menjelaskan, badan yang gemuk tidak selamanya negatif. Karena ada orang yang berbadan gemuk karena faktor keturunan atau karena berbadan sehat, dan ada juga karena faktor banyak terlalu banyak makan serta bermalas-malasan yang mengakibatkan kegemukan. "Dan inilah yang tercela dalam Islam,"ungkapnya.

Baca Juga: Cara Makan Rasulullah yang Patut Diteladani (3)

Dalam salah satu hadis, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda
خَيْرُكُمْ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ، إِنَّ بَعْدَكُمْ قَوْمًا يَخُونُونَ وَلاَ يُؤْتَمَنُونَ، وَيَشْهَدُونَ وَلاَ يُسْتَشْهَدُونَ، وَيَنْذِرُونَ وَلاَ يَفُونَ، وَيَظْهَرُ فِيهِمُ السِّمَنُ

“Generasi terbaik adalah generasi di zamanku, kemudian masa setelahnya, kemudian generasi setelahnya. Sesungguhnya pada masa yang akan datang ada kaum yang suka berkhianat dan tidak bisa dipercaya, mereka bersaksi sebelum diminta kesaksiaannya, bernazar tapi tidak melaksanakannya, dan nampak pada mereka kegemukan”. (HR. Bukhari 2651 dan Muslim 6638)

Menurut keterangan al-Qurtubi (wafat 671 H), Hadis ini adalah celaan bagi orang gemuk. Karena gemuk yang bukan bawaan penyebabnya banyak makan, minum, santai, foya-foya, selalu tenang, dan terlalu mengikuti hawa nafsu. Ia adalah hamba bagi dirinya sendiri dan bukan hamda bagi Tuhannya, orang yang hidupnya seperti ini pasti akan terjerumus kepada yang haram.

Al-Qurthubi juga menegaskan, tradisi banyak makan, hobi kuliner, adalah kebiasaan orang kafir. Beliau melanjutkan, Allah mencela orang kafir karena banyak makan. Barangsiapa yang banyak makan dan minum, maka ia akan semakin rakus dan tamak, bertambah malas dan banyak tidur di malam hari. Siang harinya dipakai untuk makan dan minum, sedangkan malamnya hanya untuk tidur. (Tafsir al-Qurthubi, 11/67)

Mula Ali Qori mengatakan,
وَأَمَّا مَا وَرَدَ أَنَّ اللَّهَ يُبْغِضُ السَّمِينَ ; فَمَحْمَلُهُ إِذَا نَشَأَ عَنْ غَفْلَةٍ وَكَثْرَةِ نِعْمَةٍ حِسِّيَّةٍ كَمَا يَدُلُّ عَلَيْهِ رِوَايَةُ يُبْغِضُ اللَّحَّامِينَ

“Riwayat yang menunjukkan bahwa Allah membenci orang gemuk, dipahami jika gemuk ini terjadi karena kelalaian, terlalu banyak menikmati kenikmatan lahir, sebagaimana yang ditunjukkan dalam riwayat tentang kebencian bagi orang gendut”. (Jam’ul Wasail fi Syarh as-Syamail, 1/34).

Komentar Umar bin Khattab

Dalam suatu kisah, Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu pernah bertemu seseorang di jalan, dan bertanya kepadanya; “Kenapa perutmu besar seperti ini (buncit)?“, tanya Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu. “Ini karunia dari Allah,” jawab orang tersebut. “Ini bukan berkah, tapi azab dari Allah!”, seru Umar.

Umar pun melanjutkan: “Hai sekalian manusia, hai sekalian manusia. Hindari perut yang besar. Karena membuat kalian malas menunaikan shalat, merusak organ tubuh, menimbulkan banyak penyakit. Makanlah kalian secukupnya. Agar kalian semangat menunaikan shalat, terhindar dari sifat boros, dan lebih giat beribadah kepada Allah.”

Dalam kisah di atas, Umar mengajak kepada kaum Muslimin untuk memperhatikan bentuk tubuh agar terhindar dari kegemukan. Karena badan yang gemuk dapat mendatangkan sifat malas dalam beribadah, mauoun bekerja, serta dapat mendatangkan berbagai penyakit.



Bentuk Fisik Rasulullah SAW

Ternyata Rasulullah Muhammad SAW adalah suri tauladan dari segala sisi, termasuk bentuk tubuh. Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa Rasulullah SAW tidak pernah sakit, kecuali hanya 2 kali dalam hidupnya. Bentuk tubuhnya juga sangat ideal, dada dan perutnya datar, tidak besar dan buncit perutnya.

Dari Al-Hasan, dari Hindi, ia berkata, “Rasulullah itu berdada lebar. Antara perut dan dada berukuran sama.” (HR. Ath-Thabarani dan Az-Zabidi)

Dari Ummu Hani, ia menuturkan, “Saya tidak melihat bentuk perut Rasulullah kecuali saya ingat lipatan kertas-kertas yang digulung antara satu dengan yang lain.” (HR. Ath-Thabarani) dalam riwayat lain: “perutnya bagai batu-batu yang bersusun”

Istilah “batu-batu yang tersusun” kalau pengertian kita sekarang adalah sispek dan atletis. Jelas dalam riwayat tersebut diketahui bahwa perut Rasulullah SAW pun tidak buncit.

Gemuk yang Tidak Tercela

Ustadz TB Syamsuri Halim menyebutkan, bagi Anda yang memiliki perut yang buncit, badan yang gemuk namun bukan karena banyak makan dan bermalas-malasan, tentu tidak termasuk gemuk yang tercela. Dia tetap menjadi kebaikan, pahlawan bagi umat, dan berusaha melakukan aktivitas yang bermanfaat. Sebagai bentuk kesyukuran karena diberikan badan yang kuat serta sehat.

Aisyah menceritakan,
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يُوتِرُ بِتِسْعِ رَكَعَاتٍ فَلَمَّا بَدَّنَ وَلَحُمَ صَلَّى سَبْعَ رَكَعَاتٍ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ

“Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan witir 9 rakaat, setelah beliau mulai gemuk dan berdaging, beliau shalat 7 rakaat. Kemudian shalat 2 rakaat sambil duduk.” (HR. Ahmad 26651 dan Bukhari 4557)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1731 seconds (0.1#10.140)