Akhir Tragis Raja Kisra II, Seluruh Keluarganya Dibunuh

Rabu, 08 Desember 2021 - 15:38 WIB
loading...
A A A
Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury dalam bukunya berjudul"Sirah Nabawiyah" menuturkan ketika dua utusan tersebut tiba di Madinah dan menghadap Rasulullah, salah seorang di antara mereka dengan nada mengancam berkata, “Sesungguhnya Syahinsyah (Rajanya para raja) Kisra telah mengirim surat kepada Raja Badhan, agar dia mengirim utusan untuk menemui Tuan, lalu membawa Tuan ke hadapannya.”

Rasulullah kemudian meminta mereka untuk menemuinya lagi pada keesokan harinya.

Pada saat yang sama di Persia terjadi pemberontakan besar-besaran yang diprakarsai oleh putra Kisra sendiri, Shiruyah, atau yang memiliki nama monarki Qubadh II (di Barat dikenal dengan nama Kavadh II).

Michael G. Morony dalam bukunya berjudul "Iraq After the Muslim Conquest" mengisahkan saat itu, pada malam hari, para prajurit penjaga malam (hurras) di Madain yang biasanya menyerukan nama raja yang berkuasa ketika melewati jalan-jalan, malah menyebutkan nama Shiruyah sebagai Syahinsyah (Shahshanah) ketimbang Kisra II (Abarwiz), sebuah tanda kudeta telah dimulai.



Masuk Islam

Rasulullah SAW melalui wahyu yang diterimanya mengetahui kejadian ini meskipun berada di tempat yang jauh. Maka pada keesokan harinya beliau memberitahukan peristiwa pemberontakan di Persia kepada kedua utusan Badhan.

Mereka lalu bertanya, “Apakah Tuan betul-betul yakin dengan apa yang Tuan katakan ini? Sebenarnya kami tidak seberapa membenci Tuan. Maka apakah kami harus mencatat apa yang Tuan katakan ini dan menyampaikannya kepada Raja (Badhan)?”

Beliau menjawab, “Benar. Sampaikan hal ini kepadanya. Sampaikan pula pesanku kepadanya bahwa agama dan kekuasaanku akan merambah seperti yang dicapai Kisra, menguasai yang kaya maupun yang miskin.

“Sampaikan pula kepadanya, ‘Apabila Tuan mau masuk Islam, kuberikan apa yang menjadi milik Tuan dan mengangkat Tuan sebagai pemimpin bagi kaum Tuan’.”

Maka kedua utusan itu segera kembali menemui Badhan dan menyampaikan pesan Rasulullah. Tak seberapa lama kemudian datang sebuah surat kepada Badhan yang memberitakan bahwa Kisra telah tewas.

Dalam surat itu Shiruyah lalu berkata kepada Badhan, “Awasilah orang yang sudah dikirimi surat oleh ayahku itu (Rasulullah) dan janganlah engkau menyerangnya sebelum ada perintah dariku.”

Al-Khadry dalam Muhadharat Tarikhul-Umam al-Islamiyah dan Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fathul Bari sebagaimana dikutip Shafiyyur-Rahman mengatakan hal inilah yang kemudian mendorong Badhan beserta rakyatnya di Yaman untuk masuk Islam.

Sebelum Shiruyah membunuh Kisra, salah seorang tokoh negarawan Persia datang kepada Shiruyah setelah dia memenjarakan ayahnya, dan berkata kepadanya: “Tidaklah pantas bagi kita memiliki dua orang raja: Apakah engkau membunuh Kisra, dan kami akan menjadi hambamu yang setia dan patuh, atau kami akan menggulingkanmu dan memberikan kesetiaan kami kepadanya seperti yang selalu kami lakukan sebelum engkau mendapatkan takhta kerajaan.”

Kata-kata ini mendatangkan ketakutan di hati Shiruyah. Dia lalu memerintahkan Kisra untuk dipindahkan dari istana pemerintah ke rumah seorang pria yang bernama Marasfand.

Al-Tabari mengisahkan Shiruyah kemudian membuat berbagai tuduhan atas kejahatan-kejahatan Kisra dan memerintahkan Mihr Hurmuz, salah seorang putra pejabat Persia, untuk membunuhnya. Belakangan, Shiruyah malah mengeksekusi Mihr Hurmuz juga atas tuduhan pembunuhan ayahnya.

Selanjutnya, Shiruyah juga membunuh seluruh anggota keluarganya yang laki-laki. Meski demikian, ketika dia membunuh saudara-saudaranya, dia menunjukkan kesedihan yang luar biasa.

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1707 seconds (0.1#10.140)