Qus bin Saidah al-Iyyadi, Sastrawan Guru Rohani Abu Bakar di Zaman Jahiliyah
loading...
A
A
A
Abu Bakar Ash-Shiddiq memiliki 3 guru rohani pada zaman jahiliyah. Salah satunya adalah Qus bin Saidah al-Iyyadi. Dua lainnya, Zaid bin Amr bin Nufail dan Waraqah bin Naufal . Mereka bertiga penganut agama Ibrahim yang telah meninggalkan keramaian dunia dan hidup menyepi.
Qus memiliki satu saudara. Ia dikenal dari namanya “iyadi” yakni dari kabilah Adnaaniyah. Qus adalah orator ulung Arab Jahiliyah dan menjadi idola dalam ke-balaghah-an orasinya, kata-katanya banyak mengandung hikmat dan nasihat-nasihat yang baik. Ia menyeru masyarakatnya untuk menghentikan penyembahan terhadap berhala, dan berusaha membimbing mereka untuk menyembah kepada Yang Maha Pencipta (al-Khaliq).
Pertemuan Abu Bakar dengan Qus diriwayatkan oleh Abu Bakar sendiri setelah beliau masuk Islam. Pada suatu hari Rasulullah SAW sedang bersama para sahabatnya, beliau membuka beberapa lembar kenangan pada masa mudanya.
Rasulullah bersabda, “Aku tak lupa kepada Qus bin Saidah yang ketika itu sedang mengendarai seekor unta berwarna keabu-abuan di Pasar Ukaz. Dia mengucapkan pidato yang sudah tidak kuingat lagi.”
Kemudian Abu Bakar berkata, “Aku masih mengingatnya wahai Rasulullah! Aku juga hadir di Pasar Ukaz pada hari itu. Di atas untanya yang keabu-abuan itu, Qus berpidato sebagai berikut:
‘Hai manusia! Dengar dan perhatikanlah, serta ambillah manfaat dari pendengaranmu itu! Sesungguhnya setiap orang yang hidup itu akan mati, dan setiap orang yang mati akan lenyap dan pergi. Segala yang datang itu pasti akan berlalu.
‘Sesungguhnya di langit itu ada berita, dan di muka bumi itu ada pelajaran bagi kita. Begitu pun pada hamparan-hamparan yang dibentangkan, atap-atap yang ditinggikan, bintang-bintang yang beredar, lautan yang airnya tak pernah kering, malam yang sunyi senyap, dan langit-langit yang memiliki rasi-rasi.
‘Aku bersumpah, bahwa Allah memiliki suatu agama yang lebih disukai-Nya ketimbang agama yang sedang kalian anut sekarang ini!
‘Mengapa orang-orang itu pergi dan tak kembali? Apakah mereka senang tinggal di sana lalu menetap? Ataukah mereka itu dibiarkan lalu tertidur pulas?’.”
Abu Bakar kemudian mengucapkan syair gubahan Qus bin Saidah:
Tatkala aku lihat maut itu mengalir tiada hentinya
Menuju muara padahal tak ada hulu dan sumbernya
Aku lihat orang-orang berdatangan ke sana
Tak pandang bulu, baik besar mau pun kecil
Yakinlah aku bahwa aku pun pasti dan tak dapat tidak
Suatu saat akan mengikuti jejak mereka pula
Sastrawan
Ya, Qus bin Saidah al-Iyadi adalah salah seorang sastrawan jahiliyah yang masyhur. Seorang orator (khuthaba’) ulung yang sangat dihormati oleh masyarakat Arab Jahiliyah. Ia adalah seorang uskup Najran. Hidup di zaman Rasulullah SAW, 10 tahun sebelum diutus menjadi nabi (qabl al-nubuwwah). Dan meninggal sekitar tahun 600 M.
Qus bin Saidah al-Iyadi bersama Waraqah bin Naufal dan Amr bin Nufail termasuk orang yang sudah membaca tanda-tanda bakal munculnya seorang nabi.
Al-Syharastani dalam kitab "al-Milal wa al-Nihal" mengatakan bahwa Qus bin Saidah al-Iyadi adalah seorang zahid, lebih-lebih saat setelah kehilangan dua saudaranya.
Hampir setiap saat Qus bin Saidah mendatangi pasar Ukaz dan berjalan di tengah kerumunan pengunjung pasar sambil memberikan nasihat dan mengingatkan tentang kebajikan, serta mengajak mereka untuk menjauhi kemunkaran yang telah merajalela di tengah masyarakat Arab Jahiliyah. Banyak kata-kata hikmah yang keluar dari bibir Qus.
Khutbah Qus bin Saidah al-Iyadi ini sangat terkenal dan tersebar luas di kalangan masyarakat Arab Jahiliyah.
Ahli Surga
Suatu saat ketika rombongan dari Bani Iyad bertamu kepada Nabi Muhammad SAW. “Apa yang diperbuat oleh Qus bin Saidah al-Iyadi?” tanya beliau kepada mereka.
Qus memiliki satu saudara. Ia dikenal dari namanya “iyadi” yakni dari kabilah Adnaaniyah. Qus adalah orator ulung Arab Jahiliyah dan menjadi idola dalam ke-balaghah-an orasinya, kata-katanya banyak mengandung hikmat dan nasihat-nasihat yang baik. Ia menyeru masyarakatnya untuk menghentikan penyembahan terhadap berhala, dan berusaha membimbing mereka untuk menyembah kepada Yang Maha Pencipta (al-Khaliq).
Pertemuan Abu Bakar dengan Qus diriwayatkan oleh Abu Bakar sendiri setelah beliau masuk Islam. Pada suatu hari Rasulullah SAW sedang bersama para sahabatnya, beliau membuka beberapa lembar kenangan pada masa mudanya.
Rasulullah bersabda, “Aku tak lupa kepada Qus bin Saidah yang ketika itu sedang mengendarai seekor unta berwarna keabu-abuan di Pasar Ukaz. Dia mengucapkan pidato yang sudah tidak kuingat lagi.”
Kemudian Abu Bakar berkata, “Aku masih mengingatnya wahai Rasulullah! Aku juga hadir di Pasar Ukaz pada hari itu. Di atas untanya yang keabu-abuan itu, Qus berpidato sebagai berikut:
‘Hai manusia! Dengar dan perhatikanlah, serta ambillah manfaat dari pendengaranmu itu! Sesungguhnya setiap orang yang hidup itu akan mati, dan setiap orang yang mati akan lenyap dan pergi. Segala yang datang itu pasti akan berlalu.
‘Sesungguhnya di langit itu ada berita, dan di muka bumi itu ada pelajaran bagi kita. Begitu pun pada hamparan-hamparan yang dibentangkan, atap-atap yang ditinggikan, bintang-bintang yang beredar, lautan yang airnya tak pernah kering, malam yang sunyi senyap, dan langit-langit yang memiliki rasi-rasi.
‘Aku bersumpah, bahwa Allah memiliki suatu agama yang lebih disukai-Nya ketimbang agama yang sedang kalian anut sekarang ini!
‘Mengapa orang-orang itu pergi dan tak kembali? Apakah mereka senang tinggal di sana lalu menetap? Ataukah mereka itu dibiarkan lalu tertidur pulas?’.”
Abu Bakar kemudian mengucapkan syair gubahan Qus bin Saidah:
Tatkala aku lihat maut itu mengalir tiada hentinya
Menuju muara padahal tak ada hulu dan sumbernya
Aku lihat orang-orang berdatangan ke sana
Tak pandang bulu, baik besar mau pun kecil
Yakinlah aku bahwa aku pun pasti dan tak dapat tidak
Suatu saat akan mengikuti jejak mereka pula
Sastrawan
Ya, Qus bin Saidah al-Iyadi adalah salah seorang sastrawan jahiliyah yang masyhur. Seorang orator (khuthaba’) ulung yang sangat dihormati oleh masyarakat Arab Jahiliyah. Ia adalah seorang uskup Najran. Hidup di zaman Rasulullah SAW, 10 tahun sebelum diutus menjadi nabi (qabl al-nubuwwah). Dan meninggal sekitar tahun 600 M.
Qus bin Saidah al-Iyadi bersama Waraqah bin Naufal dan Amr bin Nufail termasuk orang yang sudah membaca tanda-tanda bakal munculnya seorang nabi.
Al-Syharastani dalam kitab "al-Milal wa al-Nihal" mengatakan bahwa Qus bin Saidah al-Iyadi adalah seorang zahid, lebih-lebih saat setelah kehilangan dua saudaranya.
Hampir setiap saat Qus bin Saidah mendatangi pasar Ukaz dan berjalan di tengah kerumunan pengunjung pasar sambil memberikan nasihat dan mengingatkan tentang kebajikan, serta mengajak mereka untuk menjauhi kemunkaran yang telah merajalela di tengah masyarakat Arab Jahiliyah. Banyak kata-kata hikmah yang keluar dari bibir Qus.
Khutbah Qus bin Saidah al-Iyadi ini sangat terkenal dan tersebar luas di kalangan masyarakat Arab Jahiliyah.
Ahli Surga
Suatu saat ketika rombongan dari Bani Iyad bertamu kepada Nabi Muhammad SAW. “Apa yang diperbuat oleh Qus bin Saidah al-Iyadi?” tanya beliau kepada mereka.