Begini Siasat Persekongkolan Pembunuhan Unta Mukjizat Nabi Shaleh

Minggu, 13 Februari 2022 - 19:29 WIB
loading...
A A A
Kesepakatan dengan Kaum Tsamud
Lalu dibuatlah kesepakatan agar unta tersebut dijaga oleh orang yang paling dipercaya. Unta itu boleh digembalakan di ladang manapun unta itu mau, dan unta itu juga diberikan hak untuk meminum dari sumber air mereka secara bergantian dengan masyarakat setempat. Satu hari untuk unta dan satu hari lainnya untuk masyarakat, sebab ketika unta itu minum maka ia akan menghabiskan seluruh persediaan untuk satu hari air yang ada di sana, tidak menyisakan sedikitpun.

Karena itu, agar kebutuhan air masyarakat juga tercukupi maka mereka menyepakati untuk membagi hari-hari pengambilan air. Dan diriwayatkan, bahwa susu yang dikeluarkan oleh unta itu mencukupi kebutuhan minum seluruh masyarakat ketika persediaan air dijatahkan pada hari itu untuk unta tersebut.

Mengenai pembagian itu Nabi Shaleh berkata, “Ini seekor unta betina, yang berhak mendapatkan (giliran) minum, dan kamu juga berhak mendapatkan minum pada hari yang ditentukan.” ( QS Asy-Syu'ara : 155).

Oleh sebab pembagian itulah Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina sebagai cobaan bagi mereka.” ( QS Al-Qamar : 27), yakni, sebagai ujian bagi kaum Tsamud, apakah mereka mau beriman atau mereka tetap bersikeras dalam kekufuran mereka, dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka lakukan.

“Maka tunggulah mereka,” yakni tunggulah bagaimana sikap mereka setelah itu, “dan bersabarlah” yakni, terhadap keadaan saat itu, karena sikap mereka akan terlihat jelas nantinya. “Dan beritahukanlah kepada mereka bahwa air itu dibagi di antara mereka (dengan onta betina itu): setiap orang berhak mendapat giliran minum.” (QS Al-Qamar: 28).



Persekongkolan Membunuh Unta
Setelah sekian waktu berlalu dengan kondisi yang cukup baik seperti itu, para pemuka kaum yang kafir akhirnya tidak mau lagi menerima kondisi tersebut.

Mereka berkumpul dan menyepakati akan membunuh unta, agar mereka dapat terbebas dari aturan yang mereka sepakati sebelumnya dan leluasa mengambil air kapan saja mereka mau. Dan setan pun menyokong niat buruk mereka itu.

Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya. Mereka berkata, “Wahai Shaleh! Buktikanlah ancaman kamu kepada kami, jika benar engkau salah seorang Rasul.” (S Al-A'raf: 77).

Adapun yang diberikan tugas untuk membunuh unta tersebut adalah Qudar bin Salif bin Junda. Ia adalah seorang yang berkulit merah biru, pirang?

Dikatakan ketika itu, bahwa Qudar ini adalah anak haram, karena ia terlahir dari ibu yang bersuamikan Salif, namun ia adalah anak dari Shaiban.

Penunjukannya sebagai orang yang harus membunuh unta adalah hasil dari kesepakatan seluruh masyarakat yang kafir. Karena itu, kejahatan itu juga disandarkan kepada mereka semua.

Ibnu Jarir dan ulama tafsir lainnya meriwayatkan, bahwa ketika itu ada dua orang wanita, salah satunya bernama Shaduq binti Al-Muhayya bin Zuhair bin Mukhtar. Ia adalah wanita yang kaya raya dan terpandang. la bersuamikan seorang laki-laki yang telah beriman, namun karena perbedaan ideologi mereka akhirnya Shaduq meminta suaminya untuk menceraikannya.

Kemudian suatu hari ia memanggil sepupunya yang bernama Mishda bin Mahraj bin Al-Muhayya dan menawarkan akan menyerahkan dirinya kepada Mishda apabila ia dapat membunuh unta mukjizat.

Wanita lainnya bernama Unaizah binti Ghunaim bin Mjijlaz, ia biasa disapa dengan panggilan Ummu Ghanamah. Ia adalah seorang wanita tua yang kafir, ia memiliki beberapa orang putri dari suaminya Dzuab bin Amru, salah satu pemuka kaum Tsamud. Lalu Unaizah menawarkan kepada Qudar bin Salif untuk memilih salah satu dari putrinya jika ia berhasil membunuh onta mukjizat.

Maka kedua orang pemuda tadi makin bersemangat untuk membunuh unta, dan mereka mencari beberapa orang lagi dari kaumnya untuk ikut bersama mereka, hingga akhirnya mereka berhasil merekrut tujuh orang lainnya hingga mereka semua berjumlah sembilan orang. Kesembilan orang inilah yang disebutkan pada firman Allah, “Dan di kota itu ada sembilan orang laki-laki yang berbuat kerusakan di bumi, mereka tidak melakukan perbaikan.” ( QS An-Naml : 48).

Tidak hanya itu, mereka juga mencari bantuan dari kabilah lain agar rencana mereka dapat berjalan dengan baik. Dan mereka pun mendapatkan beberapa orang lainnya untuk membantu mereka. Kemudian mereka pun berangkat untuk mengeksekusi unta mukjizat.



Setelah melihat unta itu dari kejauhan, Mishda segera mengambil langkah cepat dengan mencabut panahnya dan mengarahkannya ke unta tersebut, dan panah itu mengenai kaki unta hingga terjatuh.

Setelah itu datanglah para wanita dari kaum mereka untuk menyemangati para pria untuk segera membunuh unta tersebut, mereka menunjukkan raut muka yang penasaran agar mereka segera melaksanakannya. Maka majulah Qudar bin Salif mendahului yang lainnya, ia mencabut pedangnya dan memotong urat nadi unta itu hingga unta itu tidak berdaya lagi untuk berdiri.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1556 seconds (0.1#10.140)