Abu Regal, Kaum Tsamud yang Selamat dari Azab karena Bersembunyi di Wilayah Haram
loading...
A
A
A
Abu Regal atau Abu Tsaqif adalah seorang dari Kaum Tsamud. Ia selamat dari azab Allah Taala yang menimpa kaumnya karena ia berlari dan bersembunyi di wilayah Haram (sekarang Masjidil Haram ). Hanya saja, begitu ia keluar dari wilayah suci itu, ia langsung tewas terkena azab yang sama.
Kisah ini disampaikan dalam beberapa hadits Rasulllah SAW. Ibnu Katsir dalam "Qashash al-Anbiya" menyebut hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dari Jabir:
Ketika Rasulullah SAW lewat di daerah Hijr, beliau bersabda, “Janganlah kalian meminta mukjizat, sebab kaum Nabi Shaleh pernah memintanya, dan dikeluarkanlah seekor unta dari tebing ini, namun kaum itu melanggar perintah Tuhan mereka dengan menyembelihnya.
Unta itu meminum persediaan air mereka dalam satu hari dan sebagai gantinya kaum itu dapat meminum persediaan susu unta itu dalam satu hari, namun mereka tetap membunuhnya, maka mereka pun diazab dengan suara yang menggelegar dari atas langit, hingga mereka semua binasa kecuali satu orang yang bersembunyi di dalam wilayah Haram (sekarang Masjidil Haram).”
Lalu para sahabat bertanya, “Siapakah orang itu wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Ia adalah Abu Regal. Namun setelah ia keluar dari wilayah Haram ia juga dikenakan azab yang sama dengan azab yang dijatuhkan kepada kaumnya.”
Menurut Ibnu Katsir, sanad hadits ini shahih, namun tidak ada satupun dari Kutub AsSittah (kitab enam para imam hadits, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah) yang menyebutkannya dalam kitab mereka." Wallahu a'lam.
Diriwayatkan pula suatu hari Nabi SAW lewat di makam Abu Regal, lalu beliau berkata, “Apakah kalian tahu makam siapa ini?”
Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya tentu lebih tahu.”
Lalu Nabi menerangkan, “Ini adalah makam Abu Regal, salah seorang dari kaum Tsamud. Dahulu (ketika diturunkannya azab kepada kaum Tsamud) ia bersembunyi di wilayah Haram, hingga ia terhindar dari dari azab tersebut, namun ketika ia keluar dari sana maka ia pun mendapatkan azab yang sama dengan azab yang dijatuhkan kepada kaumnya, lalu ia dikebumikan di sini, dan dikubur juga bersamanya sebongkah emas.”
Maka para sahabat pun berlomba-lomba menggali makam itu dengan pedang mereka untuk mencari emas tersebut, dan akhirnya mereka benar-benar menemukan emas itu di sana.
Abdurrazzaq setelah meriwayatkan hadits ini berkata, “Ma'mar menyampaikan bahwa Az-Zuhri mengatakan, “Abu Regal itu adalah Abu Tsaqif. hadits dengan sanad ini adalah hadits mursal.”
Lalu Abdurrazzaq melanjutkan, “Ada riwayat lain yang serupa dengan sanad yang berbeda, seperti disebutkan oleh Muhammad bin Ishaq dalam kitab sirahnya, dari Ismail bin Umayyah, dari Bujair bin Abi Bujair, dari Abdullah bin Umar, ia berkata:
Ketika kami bersama Rasulullah menuju Kota Thaif dan lewat di sebuah makam, aku mendengar beliau bersabda, “Sesungguhnya ini adalah makam Abu Regal, alias Abu Tsaqif, dan ia adalah salah seorang dari kaum Tsamud.
Wilayah Haram mencegahnya dari azab ketika itu, namun ketika ia keluar dari wilayah Haram maka ia pun mendapatkan azab yang sama dengan azab yang ditimpakan kepada kaumnya di tempat ini, lalu ia dikuburkan di sini. Bukti bahwa ia dikuburkan di sini adalah sebongkah emas yang dikuburkan bersamanya.
Apabila kalian menggalinya maka kalian akan menemukan emas itu. Maka para sahabat berlomba-lomba menggali makam tersebut dan mengeluarkan emas tersebut.
Riwayat inilah yang disebutkan oleh Abu Dawud, melalui Muhammad bin Ishaq, dan para perawi lainnya seperti sanad di atas."
Ibnu Katsir mengatakan hadits tersebut hanya diriwayatkan melalui Bujair bin Abi Bujair, dan ia tidak dikenali kecuali dari hadits itu, dan ia juga tidak diambil periwayatannya kecuali oleh Ismail bin Umayyah.
Kisah Azab Allah
Allah SWT berfirman, “Dan mereka membuat tipu daya dan Kami pun menyusun tipu daya, sedang mereka tidak menyadari. Maka perhatikanlah bagaimana akibat dari tipu daya mereka bahwa Kami membinasakan mereka dan kaum mereka semuanya. Maka itulah rumah-rumah mereka yang runtuh karena kezaliman mereka. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mengetahui. Dan Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” ( QS An-Naml : 50-53).
Ibnu Kasir menjelaskan azab itu dimulai ketika Allah memerintahkan para malaikat-Nya untuk melemparkan bebatuan kepada sejumlah orang yang berniat untuk membunuh Nabi Shaleh, mereka tewas lebih dahulu dan lebih awal sebelum orang-orang kafir lainnya.
Pada Kamis pagi, yaitu hari pertama dari tiga hari sebelum diturunkannya azab, seluruh wajah mereka berubah warna menjadi kekuning-kuningan, sebagaimana pernah diperingatkan oleh Nabi Shaleh. Lalu ketika sore hari mereka berkata, “Sudah satu hari berlalu dari waktu yang ditentukan.”
Kemudian Jumat pagi, yaitu hari kedua, seluruh wajah mereka berubah warna menjadi merah. Dan pada sore harinya mereka berkata, “Sudah dua hari berlalu dari waktu yang ditentukan.”
Pada pagi hari di hari ketiga (yaitu hari Sabtu), seluruh wajah mereka berubah warna menjadi hitam. Dan ketika di sore hari mereka berkata, “Sepertinya waktu yang ditentukan sudah tiba saatnya.”
Keesokan harinya, subuh dinihari di hari Ahad, mereka mempersiapkan diri untuk menghadapi azab yang dijanjikan, mereka memolesi tubuh mereka dengan berbagai wewangian, lalu mereka duduk dan menunggu dengan membayangkan kira-kira azab apa yang akan dijatuhkan kepada mereka, mereka tidak tahu jenisnya dan mereka juga tidak tahu dari mana azab itu akan datang.
Ketika matahari telah terbit, tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras yang memekakkan telinga dari arah atas mereka hingga memecahkan jantung mereka, dan dari bawah mereka bumi terguncang dengan sangat keras, maka tidak lama kemudian nyawa-nyawa pun melayang, jasad-jasad bertebaran, tidak ada lagi gerakan, tidak ada lagi suara, dan semua ancaman Allah telah terbukti kebenarannya.
“Dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka,” jasad-jasad yang sudah tidak bergerak dan tidak bernyawa lagi bergelimpangan di sekitar rumah mereka.
Dikatakan, bahwa tidak ada yang tersisa dari mereka kecuali satu orang saja, yaitu seorang wanita yang bernama Kalbah binti As-Salq. Ia kerap dipanggil dengan sebutan Dzari'ah, dan ia adalah seorang wanita yang betul-betul kafir dan sangat memusuhi Nabi Shaleh.
Ketika azab mulai terlihat, ia segera angkat kaki dari rumahnya dan berlari sekencang mungkin, lalu setelah jauh berlari sampailah di sebuah daerah pemukiman dan langsung menceritakan tentang apa yang dilihatnya dan apa yang terjadi dengan kaumnya.
Setelah itu ia meminta segelas air untuk membasahi kerongkongannya yang kering, namun setelah air itu diminum olehnya ia langsung meninggal seketika itu juga.
Allah berfirman, “Seolah-olah mereka belum pernah tinggal di tempat itu.” ( QS Hud : 68), yakni, seakan-akan mereka tidak tinggal di sana dalam keadaan senang, banyak harta, dan makmur sejahtera. “Ingatlah, kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, binasalah kaum Tsamud.” (QS Hud: 68). Itulah kekuasaan Allah yang ditunjukkan kepada umat manusia.
Kisah ini disampaikan dalam beberapa hadits Rasulllah SAW. Ibnu Katsir dalam "Qashash al-Anbiya" menyebut hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dari Jabir:
Ketika Rasulullah SAW lewat di daerah Hijr, beliau bersabda, “Janganlah kalian meminta mukjizat, sebab kaum Nabi Shaleh pernah memintanya, dan dikeluarkanlah seekor unta dari tebing ini, namun kaum itu melanggar perintah Tuhan mereka dengan menyembelihnya.
Unta itu meminum persediaan air mereka dalam satu hari dan sebagai gantinya kaum itu dapat meminum persediaan susu unta itu dalam satu hari, namun mereka tetap membunuhnya, maka mereka pun diazab dengan suara yang menggelegar dari atas langit, hingga mereka semua binasa kecuali satu orang yang bersembunyi di dalam wilayah Haram (sekarang Masjidil Haram).”
Lalu para sahabat bertanya, “Siapakah orang itu wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Ia adalah Abu Regal. Namun setelah ia keluar dari wilayah Haram ia juga dikenakan azab yang sama dengan azab yang dijatuhkan kepada kaumnya.”
Menurut Ibnu Katsir, sanad hadits ini shahih, namun tidak ada satupun dari Kutub AsSittah (kitab enam para imam hadits, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah) yang menyebutkannya dalam kitab mereka." Wallahu a'lam.
Diriwayatkan pula suatu hari Nabi SAW lewat di makam Abu Regal, lalu beliau berkata, “Apakah kalian tahu makam siapa ini?”
Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya tentu lebih tahu.”
Lalu Nabi menerangkan, “Ini adalah makam Abu Regal, salah seorang dari kaum Tsamud. Dahulu (ketika diturunkannya azab kepada kaum Tsamud) ia bersembunyi di wilayah Haram, hingga ia terhindar dari dari azab tersebut, namun ketika ia keluar dari sana maka ia pun mendapatkan azab yang sama dengan azab yang dijatuhkan kepada kaumnya, lalu ia dikebumikan di sini, dan dikubur juga bersamanya sebongkah emas.”
Maka para sahabat pun berlomba-lomba menggali makam itu dengan pedang mereka untuk mencari emas tersebut, dan akhirnya mereka benar-benar menemukan emas itu di sana.
Abdurrazzaq setelah meriwayatkan hadits ini berkata, “Ma'mar menyampaikan bahwa Az-Zuhri mengatakan, “Abu Regal itu adalah Abu Tsaqif. hadits dengan sanad ini adalah hadits mursal.”
Lalu Abdurrazzaq melanjutkan, “Ada riwayat lain yang serupa dengan sanad yang berbeda, seperti disebutkan oleh Muhammad bin Ishaq dalam kitab sirahnya, dari Ismail bin Umayyah, dari Bujair bin Abi Bujair, dari Abdullah bin Umar, ia berkata:
Ketika kami bersama Rasulullah menuju Kota Thaif dan lewat di sebuah makam, aku mendengar beliau bersabda, “Sesungguhnya ini adalah makam Abu Regal, alias Abu Tsaqif, dan ia adalah salah seorang dari kaum Tsamud.
Wilayah Haram mencegahnya dari azab ketika itu, namun ketika ia keluar dari wilayah Haram maka ia pun mendapatkan azab yang sama dengan azab yang ditimpakan kepada kaumnya di tempat ini, lalu ia dikuburkan di sini. Bukti bahwa ia dikuburkan di sini adalah sebongkah emas yang dikuburkan bersamanya.
Apabila kalian menggalinya maka kalian akan menemukan emas itu. Maka para sahabat berlomba-lomba menggali makam tersebut dan mengeluarkan emas tersebut.
Riwayat inilah yang disebutkan oleh Abu Dawud, melalui Muhammad bin Ishaq, dan para perawi lainnya seperti sanad di atas."
Ibnu Katsir mengatakan hadits tersebut hanya diriwayatkan melalui Bujair bin Abi Bujair, dan ia tidak dikenali kecuali dari hadits itu, dan ia juga tidak diambil periwayatannya kecuali oleh Ismail bin Umayyah.
Baca Juga
Kisah Azab Allah
Allah SWT berfirman, “Dan mereka membuat tipu daya dan Kami pun menyusun tipu daya, sedang mereka tidak menyadari. Maka perhatikanlah bagaimana akibat dari tipu daya mereka bahwa Kami membinasakan mereka dan kaum mereka semuanya. Maka itulah rumah-rumah mereka yang runtuh karena kezaliman mereka. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mengetahui. Dan Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” ( QS An-Naml : 50-53).
Ibnu Kasir menjelaskan azab itu dimulai ketika Allah memerintahkan para malaikat-Nya untuk melemparkan bebatuan kepada sejumlah orang yang berniat untuk membunuh Nabi Shaleh, mereka tewas lebih dahulu dan lebih awal sebelum orang-orang kafir lainnya.
Pada Kamis pagi, yaitu hari pertama dari tiga hari sebelum diturunkannya azab, seluruh wajah mereka berubah warna menjadi kekuning-kuningan, sebagaimana pernah diperingatkan oleh Nabi Shaleh. Lalu ketika sore hari mereka berkata, “Sudah satu hari berlalu dari waktu yang ditentukan.”
Kemudian Jumat pagi, yaitu hari kedua, seluruh wajah mereka berubah warna menjadi merah. Dan pada sore harinya mereka berkata, “Sudah dua hari berlalu dari waktu yang ditentukan.”
Pada pagi hari di hari ketiga (yaitu hari Sabtu), seluruh wajah mereka berubah warna menjadi hitam. Dan ketika di sore hari mereka berkata, “Sepertinya waktu yang ditentukan sudah tiba saatnya.”
Keesokan harinya, subuh dinihari di hari Ahad, mereka mempersiapkan diri untuk menghadapi azab yang dijanjikan, mereka memolesi tubuh mereka dengan berbagai wewangian, lalu mereka duduk dan menunggu dengan membayangkan kira-kira azab apa yang akan dijatuhkan kepada mereka, mereka tidak tahu jenisnya dan mereka juga tidak tahu dari mana azab itu akan datang.
Ketika matahari telah terbit, tiba-tiba terdengar suara yang sangat keras yang memekakkan telinga dari arah atas mereka hingga memecahkan jantung mereka, dan dari bawah mereka bumi terguncang dengan sangat keras, maka tidak lama kemudian nyawa-nyawa pun melayang, jasad-jasad bertebaran, tidak ada lagi gerakan, tidak ada lagi suara, dan semua ancaman Allah telah terbukti kebenarannya.
“Dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka,” jasad-jasad yang sudah tidak bergerak dan tidak bernyawa lagi bergelimpangan di sekitar rumah mereka.
Dikatakan, bahwa tidak ada yang tersisa dari mereka kecuali satu orang saja, yaitu seorang wanita yang bernama Kalbah binti As-Salq. Ia kerap dipanggil dengan sebutan Dzari'ah, dan ia adalah seorang wanita yang betul-betul kafir dan sangat memusuhi Nabi Shaleh.
Ketika azab mulai terlihat, ia segera angkat kaki dari rumahnya dan berlari sekencang mungkin, lalu setelah jauh berlari sampailah di sebuah daerah pemukiman dan langsung menceritakan tentang apa yang dilihatnya dan apa yang terjadi dengan kaumnya.
Setelah itu ia meminta segelas air untuk membasahi kerongkongannya yang kering, namun setelah air itu diminum olehnya ia langsung meninggal seketika itu juga.
Allah berfirman, “Seolah-olah mereka belum pernah tinggal di tempat itu.” ( QS Hud : 68), yakni, seakan-akan mereka tidak tinggal di sana dalam keadaan senang, banyak harta, dan makmur sejahtera. “Ingatlah, kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, binasalah kaum Tsamud.” (QS Hud: 68). Itulah kekuasaan Allah yang ditunjukkan kepada umat manusia.
(mhy)