Kisah Thufail bin Amr, Pemimpin Kompi Mabrur dalam Pasukan Rasulullah SAW
loading...
A
A
A
“Apakah engkau tidak takut kena tulah ‘Dzi’ Syara?” tanya isterinya cemas
“Aku tidak peduli dengan berhala Dzi Syara-mu itu! Pergilah mandi ke sana! Tempat itu jauh dari penglihatan orang banyak. Aku menjamin batu-batu yang tidak bisa apa-apa itu tidak akan berbuat sesuatu yang dapat mencelakanmu,” katanya meyakinkan.
Sesudah mandi sang istri datang kembali kepadanya. Maka ia mengajarkan kepadanya tentang Islam, lalu dia masuk Islam.
Kemudian Thufail mengajak seluruh kabilah Daus masuk Islam. Hanya saja mereka tidak memenuhi ajakan Thufail, kecuali Abu Hurairah. Dia memang paling cepat memenuhi panggilan Islam.
Thufail kemudian datang menemui Rasulullah SAW di Mekkah bersama-sama dengan Abu Hurairah.
Rasulullah SAW bertanya, “Bagaimana perkembangan dakwahmu, hai Thufail?”
“Hati kaumku masih tertutup dan sangat kafir. Sungguh seluruh kaumku, kabilah Daus, masih sesat dan durhaka,” jawab Thufail.
Rasulullah SAW pergi mengambil wudhu, kemudian beliau sholat. Sesudah sholat beliau menadahkan kedua tangannya ke langit, lalu berdo’a. Pada saat-saat itu Abu Hurairah merasa khawatir dan takut kalau-kalau Rasulullah mendoakan agar kabilah Daus celaka.
Tetapi kiranya Rasulullah mendo’akan sebaliknya: "Aflahummahdi Dausan...! Allahummmahdi Dausan... ...! Allahummahdi Dausan....!” (Wahai Allah! Tunjukilah kabilah Dausy....! “)
Kemudian beliau menoleh kepada Thufail, lalu bersabda, "Pulangkah kepada kabilahmu! Lemah lembutlah terhadap mereka! Dan ajaklah mereka masuk Islam dengan bijaksana!”
Sejak itu hingga Rasulullah hijrah, Thufail menetap di negerinya dan mengajak kaumnya masuk Islam.
Sementara itu telah terjadi perang Badar, perang Uhud, dan perang Khandaq. Setelah itu ia kembali datang kepada Rasulullah SAW membawa delapan puluh keluarga muslim Dausy, yang keislamannya tidak disangsikan lagi.
Rasulullah menyambut gembira kedatangan mereka. Beliau memperlengkapi mereka secukupnya dan harta rampasan perang Khaibar. Kabilah Daus bermohon kepada Rasulullah, “Ya, Rasulullah! tempatkanlah kami di 'sayap kanan' pasukan Anda dalam setiap peperangan yang Anda pimpin".
Dan kompi muslimin Dausy ini diberi nama “Kompi Mabrur”
Kata Thufail, ‘Sesudah itu aku senantiasa mendampingi Rasulullah SAW, dan turut berperang bersama beliau kemana saja, hingga kota Makkah dibebaskan dan kekuasaan kaum kafir Quraisy.”
Setelah pembebasan kota Mekkah, Thufail bermohon kepada Rasulullah, “Ya, Rasulullah! Izininlah aku pergi ke Dzil Kafain, untuk memusnahkan berhala-hala yang ada di sana".
Rasulullah memberi izin kepada Thufail. Dia berangkat ke tempat berhala tersebut dengan satu regu tentara dan pasukannya. Sewaktu sampai ke sana dan mereka bersiap hendak membakar berhala Dzil Kaffain, berkerumunlah kaum laki-laki, perempuan dan anak-anak sekitar mereka, menunggu-nunggu apa yang akan terjadi.
Mereka menduga akan terjadi petir dan halilintar, bila regu Thufail menjamah berhala Dzil Kaffain itu. Tetapi Thufail dengan mantap meruntuhkan berhala itu disaksikan para pemujanya sendiri.
“Aku tidak peduli dengan berhala Dzi Syara-mu itu! Pergilah mandi ke sana! Tempat itu jauh dari penglihatan orang banyak. Aku menjamin batu-batu yang tidak bisa apa-apa itu tidak akan berbuat sesuatu yang dapat mencelakanmu,” katanya meyakinkan.
Sesudah mandi sang istri datang kembali kepadanya. Maka ia mengajarkan kepadanya tentang Islam, lalu dia masuk Islam.
Kemudian Thufail mengajak seluruh kabilah Daus masuk Islam. Hanya saja mereka tidak memenuhi ajakan Thufail, kecuali Abu Hurairah. Dia memang paling cepat memenuhi panggilan Islam.
Thufail kemudian datang menemui Rasulullah SAW di Mekkah bersama-sama dengan Abu Hurairah.
Rasulullah SAW bertanya, “Bagaimana perkembangan dakwahmu, hai Thufail?”
“Hati kaumku masih tertutup dan sangat kafir. Sungguh seluruh kaumku, kabilah Daus, masih sesat dan durhaka,” jawab Thufail.
Rasulullah SAW pergi mengambil wudhu, kemudian beliau sholat. Sesudah sholat beliau menadahkan kedua tangannya ke langit, lalu berdo’a. Pada saat-saat itu Abu Hurairah merasa khawatir dan takut kalau-kalau Rasulullah mendoakan agar kabilah Daus celaka.
Tetapi kiranya Rasulullah mendo’akan sebaliknya: "Aflahummahdi Dausan...! Allahummmahdi Dausan... ...! Allahummahdi Dausan....!” (Wahai Allah! Tunjukilah kabilah Dausy....! “)
Kemudian beliau menoleh kepada Thufail, lalu bersabda, "Pulangkah kepada kabilahmu! Lemah lembutlah terhadap mereka! Dan ajaklah mereka masuk Islam dengan bijaksana!”
Sejak itu hingga Rasulullah hijrah, Thufail menetap di negerinya dan mengajak kaumnya masuk Islam.
Sementara itu telah terjadi perang Badar, perang Uhud, dan perang Khandaq. Setelah itu ia kembali datang kepada Rasulullah SAW membawa delapan puluh keluarga muslim Dausy, yang keislamannya tidak disangsikan lagi.
Rasulullah menyambut gembira kedatangan mereka. Beliau memperlengkapi mereka secukupnya dan harta rampasan perang Khaibar. Kabilah Daus bermohon kepada Rasulullah, “Ya, Rasulullah! tempatkanlah kami di 'sayap kanan' pasukan Anda dalam setiap peperangan yang Anda pimpin".
Dan kompi muslimin Dausy ini diberi nama “Kompi Mabrur”
Kata Thufail, ‘Sesudah itu aku senantiasa mendampingi Rasulullah SAW, dan turut berperang bersama beliau kemana saja, hingga kota Makkah dibebaskan dan kekuasaan kaum kafir Quraisy.”
Setelah pembebasan kota Mekkah, Thufail bermohon kepada Rasulullah, “Ya, Rasulullah! Izininlah aku pergi ke Dzil Kafain, untuk memusnahkan berhala-hala yang ada di sana".
Rasulullah memberi izin kepada Thufail. Dia berangkat ke tempat berhala tersebut dengan satu regu tentara dan pasukannya. Sewaktu sampai ke sana dan mereka bersiap hendak membakar berhala Dzil Kaffain, berkerumunlah kaum laki-laki, perempuan dan anak-anak sekitar mereka, menunggu-nunggu apa yang akan terjadi.
Mereka menduga akan terjadi petir dan halilintar, bila regu Thufail menjamah berhala Dzil Kaffain itu. Tetapi Thufail dengan mantap meruntuhkan berhala itu disaksikan para pemujanya sendiri.