Kisah Abdullah Bin Ubay Sebarkan Api Kebencian terhadap Kaum Muhajirin

Rabu, 04 Mei 2022 - 05:15 WIB
loading...
A A A


Gembong Kaum Munafik
Abdullah bin Ubay bin Salul menjadi gembong kaum munafik karena dengki dan membeci Nabi Muhammad. Rasulullah dianggap penghalang dirinya untuk menjadi penguasa Madinah.

Semula Abdullah bin Ubay direncanakan akan diangkat sebagai tokoh dan penguasa Madinah karena jasanya berhasil meredam ketegangan antara kabilah Aus dan Khazraj.

Namun setelah Nabi Muhammad datang ke Madinah, pengaruh Abdullah bin Salul menjadi pudar. Hingga akhirnya Nabi lah yang menjadi pemimpin Kota Madinah. Karena itulah, Abdullah bin Ubay menaruh kebencian dan kedengkian terhadap Nabi Muhammad

Abdullah bin Ubay kemudian masuk Islam, sebagaimana kabilah Aus dan kabilah Khazraj lainnya, setelah Nabi Muhammad tiba di Madinah. Namun, dia hanya berpura-pura menjadi pengikut Nabi Muhammad. Sejatinya, dia memendam kebencian dan permusuhan terhadap Nabi.

Tidak seperti umumnya musuh Nabi, seperti keterangan dalam buku Para Penentang Muhammad SAW (Misran dan Armansyah, 2018), Abdullah bin Ubay memusuhi Nabi Muhammad dengan cara-cara halus dan konspiratif. Ia kerap kali menghasut, memfitnah, dan mengadu domba antara satu sahabat dengan yang lainnya –bahkan dengan Nabi Muhammad sendiri.

Abdullah bin Ubay pernah melakukam propaganda dan mengajak mundur 300 pasukan diri dari pasukan Nabi Muhammad saat Perang Uhud, menyebarkan fitnah keji bahwa Sayyidah Aisyah telah melakukan serong dengan Shafwan, berkonspirasi untuk membunuh Nabi Muhammad dalam Perang Dzatu Riqa, memerintahkan budaknya untuk melacurkan diri, dan lainnya.

Tatkala pada suatu hari Nabi sedang berbicara dengan Umar mengenai masalah-masalah kaum Muslimin, sampai juga menyebut-nyebut Abdullah bin Ubai dan yang juga disalahkan oleh golongannya sendiri.

"Umar, bagaimana pendapatmu," tanya Rasulullah. "Ya, kalau Anda bunuh dia ketika Anda katakan kepada saya supaya dibunuh saja, tentu akan jadi gempar karenanya. Kalau sekarang saya suruh bunuh tentu akan Anda bunuh."

"Sungguh sudah saya ketahui bahwa perintah Rasulullah lebih besar artinya daripada perintah saya," jawab Umar.

Kisah Abdullah bin Ubay berbeda dengan anak-anaknya. Mereka semua masuk Islam dan menjadi sahabat Nabi Muhammad yang setia. Hubab atau Abdullah adalah salah satu anak Abdullah bin Ubay yang paling menonjol. Ia ikut dalam Perang Badar, Uhud, dan lainnya.

Mendengar sang ayah terus saja bikin masalah, ia mengajukan diri untuk membunuh ayahnya sendiri. "Rasulullah, saya mendengar Anda menginginkan Abdullah bin Ubai dibunuh. Kalau memang begitu, berikanlah tugas itu kepada saya, akan saya bawakan kepalanya kepada Anda. Orang-orang Khazraj sudah tahu, tak ada orang yang begitu berbakti kepada ayahnya seperti yang saya lakukan. Saya khawatir Anda akan menyerahkan tugas ini kepada orang lain. Kalau sampai orang lain itu yang membunuhnya, saya tak akan dapat menahan diri membiarkan orang yang membunuh ayah saya berjalan bebas. Tentu akan saya bunuh dia dan berarti saya membunuh orang beriman yang membunuh orang kafir, dan saya akan masuk neraka."

Rasulullah menjawab: “Kita tidak akan membunuhnya. Bahkan kita harus berlaku baik kepadanya, harus menemaninya baik-baik selama dia masih bersama dengan kita."



Ijtihad Umar
Sesudah Abdullah bin Ubai meninggal dan Nabi bermaksud menyembahyangkannya, Umar segera mengingatkan tipu daya dan kejahatan mereka itu terhadap Islam, dengan membacakan firman Allah:

اسْتَغْفِرْ لَهُمْ أَوْ لَا تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ إِنْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ سَبْعِينَ مَرَّةً فَلَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ


"Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Yang demikian itu adalah karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik". ( QS At-Taubah : 80)

Nabi tersenyum melihat semangat Umar demikian rupa menyerang orang yang sudah meninggal seraya katanya: "Kalau saya tahu dengan menambah lebih dari tujuh puluh dapat diampuni akan kutambah."

Nabi menyembahyangkan juga dan ikut mengantarkan sampai selesai penguburan. Setelah itu datang firman Allah:

وَلَا تُصَلِّ عَلَىٰ أَحَدٍ مِنْهُمْ مَاتَ أَبَدًا وَلَا تَقُمْ عَلَىٰ قَبْرِهِ ۖ إِنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَاتُوا وَهُمْ فَاسِقُونَ
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2519 seconds (0.1#10.140)