Usamah bin Zaid, Panglima Perang Termuda Umat Islam, Porak-porandakan Bizantium

Jum'at, 16 September 2022 - 15:23 WIB
loading...
A A A
Masa Khalifah Abu Bakar
Setelah ada perintah dari Khalifah Abu Bakar agar pengiriman Usamah diteruskan usai beliau dilantik, kaum Muslimin masih juga menggerutu. Mereka berusaha mencari jalan keluar dari situasi yang tidak menyenangkan itu. Sebagian melihat adanya perbedaan pendapat yang dulu antara Muhajirin dengan Ansar dalam soal Khalifah, serta berita-berita yang masuk ke Madinah tentang warga Arab di pedalaman, orang-orang Yahudi dan Nasrani dan hasutan mereka setelah Nabi wafat agar menyerang kaum Muslimin dan agamanya.

Mereka berkata, ditujukan kepada Abu Bakar: "Mereka itu pemuka-pemuka Muslimin dan kau lihat orang-orang Arab pedalaman itu sudah memberontak kepadamu, tidak patut kau memilah-milah jamaah Muslimin."

Tetapi Abu Bakar menjawab: "Demi nyawa Abu Bakar, sekiranya ada serigala akan menerkamku, niscaya akan kuteruskan pengiriman pasukan Usamah ini seperti yang diperintahkan Nabi Sallallahu 'alaihi wasallam. Sekalipun di kota ini sudah tak ada orang lagi selain aku, pasti kulaksanakan juga."

Disebutkan juga bahwa setelah Usamah melihat keadaan yang demikian, ia meminta kepada Umar bin Khattab agar memintakan izin kepada Abu Bakar untuk membawa pasukannya itu kembali, supaya dapat membantu Abu Bakar dalam menghadapi kaum musyrik yang kala itu sudah siap-siap melakukan pemberontakan.

Orang-orang Ansar berkata kepada Umar: "Kalau harus juga kita meneruskan perjalanan, sampaikan permintaan kami supaya yang memimpin kita ini orang yang lebih tua usianya dari Usamah."

Umar menyampaikan pesan Usamah itu kepada Abu Bakar. Tetapi mendengar itu Abu Bakar marah. "Sekiranya yang akan menyergapku itu anjing dan serigala," katanya. "Aku tidak akan mundur dari keputusan yang sudah diambil oleh Rasulullah SAW."

Mengenai pesan kaum Ansar yang meminta agar Usamah digantikan oleh orang yang lebih tua usianya, Abu Bakar melompat dari duduknya dan memegang janggut Umar seraya berkata marah: "Celaka kau Umar! Rasulullah SAW yang menempatkan dia, lalu aku yang akan mencabutnya?!"

Ketika kemudian Umar kembali dan mereka menanyakan hasil pembicaraannya, Umar berkata: "Teruskan! Karena usul kalian itulah Khalifah Rasulullah marah kepadaku.”

“Apa pun yang dikerjakan oleh Rasulullah akan kukerjakan," tandasnya.

Abu Bakar berdiri di tengah-tengah pasukan dan berpidato setelah mengirimkan kembali sebagian orang yang menentang itu:

"Saudara-saudara, aku seperti kamu sekalian. Aku tidak tahu, adakah kamu akan menugaskan aku melakukan sesuatu yang dilakukan oleh Rasulullah. Allah telah memilih Muhammad untuk semesta alam dan dibebaskan dari segala cacat. Tetapi aku hanya seorang pengikut, bukan pembaru. Kalau aku benar, ikutilah aku, dan kalau aku sesat luruskanlah. Rasulullah wafat tiada seorang pun merasa dirugikan dan teraniaya. Padaku juga ada setan yang akan menjerumuskan aku. Kalau yang demikian terjadi, jauhkanlah aku..."



Kemudian ia menyuruh orang melakukan segala perbuatan yang baik sebelum ajal datang menjemput, dan supaya mengambil pelajaran dari bapak-bapak dan saudara-saudara, dan janganlah iri hati terhadap yang hidup kecuali seperti terhadap yang sudah mati. “Aku hanya seorang pengikut, bukan pembaru; apa pun yang dikerjakan oleh Rasulullah akan kukerjakan,” tegasnya.

Tunduk kepada Khalifah
Setelah Umar bin Khattab kembali ke Jurf, semua orang sudah tahu mengenai pesan Khalifah Abu Bakar yang dibawanya. Mau tak mau mereka harus tunduk kepada Khalifah. Setelah itu Khalifah Abu Bakar pun pergi mengunjungi markas pasukan itu.

Ketika memberangkatkan dan melepas pasukan itu Khalifah Abu Bakar berjalan kaki, sementara Usamah bin Zaid di atas kendaraan, untuk menanamkan kesan kepada mereka tentang kepemimpinan Usamah yang harus diterima dan ditaati. Tetapi agaknya Usamah merasa malu melihat orang tua yang penuh wibawa dan sahabat Rasulullah serta penggantinya memerintah Muslimin itu berjalan kaki di sebelahnya sedang hewan tunggangannya dituntun oleh Abdur-Rahman bin Auf dari belakang.

"Oh Khalifah Rasulullah," kata Usamah. "Tuan harus naik, kalau tidak saya akan turun."

"Demi Allah, jangan turun!" Abu Bakar berkata. "Dan demi Allah aku tidak akan naik. Aku hanya menjejakkan kaki di debu sejenak demi perjuangan di jalan Allah!"

Setelah tiba saatnya akan melepas pasukan itu ia berkata kepada Usamah: "Kalau menurut pendapatmu Umar perlu diperbantukan kepadaku silakan."

Usamah mengizinkan Umar bin Khattab meninggalkan pasukannya dan kembali (ke Madinah) bersama Khalifah Abu Bakar.

Muhammad Husain Haekal dalam As-Siddiq Abu Bakr menyebut setelah melihat tindakan Abu Bakar yang sungguh bijaksana itu mereka yang tadinya menentang kepemimpinan Usamah tak ada jalan lain harus menerima juga.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2277 seconds (0.1#10.140)