Tausiyah Ustaz Budi Ashari Ini Bangkitkan Semangat di Saat Musibah
A
A
A
Tak ada musibah terjadi di muka bumi kecuali atas izin Allah, Zat Mahakuasa atas segala sesuatu. Namun, dibalik musibah selalu ada hikmah dan kebaikan manakala manusia memandangnya dengan kacamata positif.
"Bagaimana cara kita melihat wabah Covid-19 dengan kacamata iman? Pertama, berhusnudzhan (berpikir positif) pada Allah Ta'ala, yakinlah bahwa akan ada banyak kebaikan dari semua musibah ini," kata dai yang juga ahli Ahli Sejarah Islam, Ustaz Budi Ashari dalam tausiyahnya beberapa waktu lalu.
Ustaz yang juga Pembina Yayasan Al Fatih Pilar Peradaban menukil satu ayat dalam Al-Qur'an:
"...Jangan menyangka bahwa musibah ini jelek untuk kalian, karena disitu ada kebaikan untuk kalian.." (QS. An-Nur: 11)
Kedua, kata Ustaz Budi Ashari, harus optimistis bahwa musibah ini akan berlalu. Allah Ta'ala selalu akan memberi yang terbaik setelah musibah ini. Rasulullah SAW bersabda:
"Betapa optimisme membuatku takjub, dan optimisme itu adalah kata yang baik". (HR. Muslim)
Imam As-Syafi'i rahimahullah mengingatkan dalam nasihatnya: "Tiba-tiba dunia ini sempit sampai kita menduga bahwa kita akan mati, tapi tiba-tiba kelembutan Allah hadir dan tiba-tiba menumbuhkan hati yang tercerai berai. Katakan pada orang yang pesimis dan sudah sempit hatinya bahwa rahasia bahagia itu Husnuzhan-mu kepada yang menciptakan kehidupan ini dan membagi rizki. Itulah rahasia kebahagiaan".
"Biarkanlah hari-hari bertingkah semaunya, tapi tugas kita adalah nyamankan hati, jadikan hatimu baik ketika telah datang takdir Allah swt dan jangan kalian gelisah, cemas, khawatir atas peristiwa malam (musibah, sakit) karena tidak ada peristiwa di dunia yang abadi. Dan jadilah orang yang karakter dirinya kokoh, teguh diatas kesulitan, jadikan diri kita lapang dan wafa (membalas kebaikan dengan kebaikan)."
Bahkan Nabiyullah Ayyub 'alaihisslam tetap optimistis dalam menghadapi ujian penyakitnya. Saat istrinya meminta Nabi Ayyub berdoa pada Allah untuk disembuhkan, Nabi Ayyub justru malu karena sudah 80 tahun diberikan kebahagiaan duniawi oleh Allah dan baru 7 tahun diuji sakit sudah mengeluh. Masya Allah betapa optimisnya Nabi Ayyub dalam menghadapi ujian sakitnya.
Sumber:
Resume kajian Sapa Pagi Ustaz Budi Azhari Lc
28 rajab 1441 Hijriyah/22 Maret 2020.
"Bagaimana cara kita melihat wabah Covid-19 dengan kacamata iman? Pertama, berhusnudzhan (berpikir positif) pada Allah Ta'ala, yakinlah bahwa akan ada banyak kebaikan dari semua musibah ini," kata dai yang juga ahli Ahli Sejarah Islam, Ustaz Budi Ashari dalam tausiyahnya beberapa waktu lalu.
Ustaz yang juga Pembina Yayasan Al Fatih Pilar Peradaban menukil satu ayat dalam Al-Qur'an:
لَا تَحۡسَبُوۡهُ شَرًّا لَّـكُمۡ ؕ بَلۡ هُوَ خَيۡرٌ لَّـكُمۡ ؕ
"...Jangan menyangka bahwa musibah ini jelek untuk kalian, karena disitu ada kebaikan untuk kalian.." (QS. An-Nur: 11)
Kedua, kata Ustaz Budi Ashari, harus optimistis bahwa musibah ini akan berlalu. Allah Ta'ala selalu akan memberi yang terbaik setelah musibah ini. Rasulullah SAW bersabda:
يعجبني الفال والفال الكلمة الطيبة
"Betapa optimisme membuatku takjub, dan optimisme itu adalah kata yang baik". (HR. Muslim)
Imam As-Syafi'i rahimahullah mengingatkan dalam nasihatnya: "Tiba-tiba dunia ini sempit sampai kita menduga bahwa kita akan mati, tapi tiba-tiba kelembutan Allah hadir dan tiba-tiba menumbuhkan hati yang tercerai berai. Katakan pada orang yang pesimis dan sudah sempit hatinya bahwa rahasia bahagia itu Husnuzhan-mu kepada yang menciptakan kehidupan ini dan membagi rizki. Itulah rahasia kebahagiaan".
"Biarkanlah hari-hari bertingkah semaunya, tapi tugas kita adalah nyamankan hati, jadikan hatimu baik ketika telah datang takdir Allah swt dan jangan kalian gelisah, cemas, khawatir atas peristiwa malam (musibah, sakit) karena tidak ada peristiwa di dunia yang abadi. Dan jadilah orang yang karakter dirinya kokoh, teguh diatas kesulitan, jadikan diri kita lapang dan wafa (membalas kebaikan dengan kebaikan)."
Bahkan Nabiyullah Ayyub 'alaihisslam tetap optimistis dalam menghadapi ujian penyakitnya. Saat istrinya meminta Nabi Ayyub berdoa pada Allah untuk disembuhkan, Nabi Ayyub justru malu karena sudah 80 tahun diberikan kebahagiaan duniawi oleh Allah dan baru 7 tahun diuji sakit sudah mengeluh. Masya Allah betapa optimisnya Nabi Ayyub dalam menghadapi ujian sakitnya.
Sumber:
Resume kajian Sapa Pagi Ustaz Budi Azhari Lc
28 rajab 1441 Hijriyah/22 Maret 2020.
(rhs)