Musthafa Kemal, Boneka Inggris yang Disejajarkan dengan Khalid bin Walid

Selasa, 04 Agustus 2020 - 09:36 WIB
Jika orang membandingkan kondisi dan perjuangan Mushtafa Kemal yang merengkuh kemenangan dengan penyerahan total khalifah Wahiduddin Khan Muhammad VI yang kini berada di Astana dan berada dalam kehinaan dan tidak mampu bergerak, maka tampak bagi mereka bagaimana besarnya apa yang dilakukan oleh yang pertama (Mushtafa Kemal) dan bagaimana hinanya apa yang dilakukan oleh yang kedua.



Kebencian rakyat kepada khalifah semakin memuncak dengan adanya berita-berita di media, di mana khalifah menyatakan halalnya darah Mushfata Kemal sebab dia dianggap sebagai pemberontak dan pembangkang.

Padahal kala itu citra Musthafa amat moncer. Dia dianggap sebagai pahlawan yang telah berjuang dengan sangat keras untuk mengembalikan kemuliaan khilafah. Rakyat membayangkan bahwa khalifah yang pada saat itu berkuasa berada di atas bumi yang diinjak-injak oleh pasukan penjajah.



Pahlawan Boneka

Hanya saja, tak berapa lama kemudian, muncullah hakikat sebenamya dari sandiwara yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam dari kalangan Yahudi dan Kristen dan secara khusus orang-orang Inggris yang melihat dengan jelas, bahwa penghancuran khilafah itu bukanlah suatu perkara yang mudah.

Ash-Shalabi mengungkapkan mereka melihat, bahwa hal itu tidak mungkin dilakukan kecuali dengan cara membuat seorang pahlawan boneka dan memberinya gambaran kepada publik bahwa dia adalah sosok yang besar dan seakan-akan keramat muncul dari kedua tangannya.



Dengan demikian, mereka sangat mungkin untuk melakukan penikaman dengan menggunakan kedua tangan boneka namun tanpa menimbulkan rasa sakit yang sangat dalam. Sebab perasaan manusia kini telah bergeser pada kemenangan semu yang dilakukan oleh sang pahlawan boneka tersebut.

Saat itulah pasukan sekutu itu membuat berbagai masalah dan meminta pada Sultan untuk memadamkannya. Mereka mengusulkan nama Mushtafa Kemal untuk melakukan tugas penting tersebut agar dia menjadi pusat harapan rakyat dan akan menjadi pusat penghormatan kalangan perwira tentara.



Dengan demikian, maka posisi Mushtafa Kemal semakin mencorong dan kharismanya semakin kuat. Pada saat yang sama, nama khalifah semakin anjlok di mata rakyat.

Menurut Ash-Shalabi, intelijen-intelijen Inggris berhasil menemukan “impiannya” yang telah lama didambakan dalam pribadi Mushtafa Kemal. Hubungan antara intelijen Inggris dan Mushtafa Kemal dilakukan melalui perantaraan seorang intelijen yang bernama Amstrong, yang memiliki hubungan dekat dengan Mushtafa kala dia berada di Palestina dan Suriah. Di mana saat itu, Mushtafa Kemal menjadi komandan perang Utsmani di sana. (
(mhy)
Halaman :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
cover top ayah
وَّاَنَّا مِنَّا الصّٰلِحُوۡنَ وَمِنَّا دُوۡنَ ذٰلِكَ‌ؕ كُنَّا طَرَآٮِٕقَ قِدَدًا
Dan sesungguhnya di antara kami (jin) ada yang shalih dan ada (pula) kebalikannya. Kami menempuh jalan yang berbeda-beda.

(QS. Al-Jinn Ayat 11)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More