Begini Cara Abdurrahman bin Auf Tetapkan Utsman sebagai Pengganti Umar bin Khattab

Jum'at, 22 Desember 2023 - 07:27 WIB
Ali menjawab: "Berjanjilah Anda akan lebih mengutamakan kebenaran, tidak memperturutkan nafsu, tidak mengkhususkan pertalian kerabat dan tidak mengabaikan bimbingan bagi umat."

Soalnya karena Abdur-Rahman masih ipar Utsman bin Affan dan sepupu Sa'ad bin Abi Waqqas. Oleh karenanya Ali khawatir ia akan mengutamakan Utsman.

Akan tetapi begitu Abdur-Rahman mendengar kata-kata Ali itu ia berkata: "Berjanjilah kalian bahwa kalian akan mendukung saya dalam mengadakan perubahan dan menyetujui orang yang saya pilihkan, dan saya berjanji kepada Allah tidak akan mengutamakan kerabat dan tidak akan mengabaikan bimbingan kepada umat Muslimin."



Dengan demikian ia berjanji kepada mereka dan mereka pun setuju.

Abdur-Rahman menarik diri dari kedudukannya yang dicalonkan oleh Umar, dan perhatiannya hanya tertuju untuk mempersatukan Muslimin atas siapa saja orang yang dipilih memegang pimpinan.

Oleh karena itu ia melangkah untuk memperkecil lingkaran para calon itu, sebab dia tahu bahwa pada saat itu hanya tinggal Ali dan Utsman yang dipersaingkan dan ia khawatir mereka akan berselisih.

Ia mulai berusaha membatasi pencalonan hanya pada kedua tokoh itu. Dalam hal ini langkah pertamanya ia mengajak Ali berbicara empat mata. "Anda berkata," kata Abdur-Rahman, "bahwa dalam hal ini Anda lebih berhak dimasukkan dalam kewenangan daripada mereka karena kekerabatan Anda, karena Anda sudah lebih dulu dalam Islam serta jasa baik Anda dalam agama. Memang demikianlah adanya. Tetapi bagaimana seandainya Anda terlewatkan dan dalam hal ini Anda tidak termasuk, siapa di antara mereka menurut hemat Anda yang lebih berhak?"

Dijawab oleh Ali: "Utsman!"



Kemudian ia mengajak Utsman berbicara empat mata, dan katanya: "Anda mengatakan 'Tetua Banu Abdu Manaf, menantu Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam, anak pamannya, yang mula-mula dalam Islam dan sudah berjasa, bagaimana saya akan dilewatkan dalam hal ini?' Tetapi bagaimana seandainya Anda terlewatkan dan dalam hal ini Anda tidak termasuk, siapa di antara mereka menurut hemat Anda yang lebih berhak?"

Dijawab oleh Utsman: "Ali!"

Sebelum itu ia sudah membicarakan dengan semua anggota Majelis Syura dan dimintanya mereka memberi kuasa kepada tiga orang di antara mereka yang sudah tidak berhak memegang pimpinan pemerintahan, karena Sa'ad dan Zubair sadar bahwa sudah tak ada harapan kedua mereka untuk memegang pimpinan itu. Maka Zubair menguasakan haknya dalam pimpinan itu kepada Ali, Sa'ad memberi kuasa kepada Abdur-Rahman dan hak Talhah diberikan kepada Utsman. Tetapi karena Abdur-Rahman sudah mengundurkan diri dan pencalonan itu dibatasinya hanya pada Ali dan Utsman, maka hal memilih salah seorang dari keduanya itu berada di tangan Abdur-Rahman.

Abdur-Rahman sudah memperkirakan besarnya tanggung jawab yang harus dipikulnya, serta kewajibannya kepada Allah, kepada agama-Nya dan kepada kaum Muslimin, untuk mencapai tujuan mempersatukan mereka dan membendung segala perselisihan.



Oleh karena itu ia berusaha menemui sahabat-sahabat Rasulullah dan para perwira militer serta pemuka-pemuka masyarakat yang baru kembali ke Madinah setelah menunaikan ibadah haji. Mereka semua ditanyainya bersama-sama dan satu per satu, yang berkelompok atau yang terpencar, dengan diam-diam dan dengan terbuka, sampai dapat menghasilkan dua orang terbaik untuk kemudian dilantik.

Ia melihat tampaknya yang jelas kebanyakan lebih cenderung pada Utsman. Kendati begitu ia tidak ingin menyatakan suatu pendapat kepada mereka yang akan membuat pembela-pembela Ali curiga, tetapi ia pergi ke rumah kemenakannya, Miswar bin Makhramah.

Pada larut malam setelah malam terakhir batas yang diminta Umar untuk memilih seorang amirulmukminin itu, ia dibangunkan. Dimintanya agar memanggil Ali dan Utsman.

Setelah keduanya kemudian datang ia berkata: "Saya sudah menanyakan orang banyak, tetapi saya tidak melihat ada orang yang membeda-bedakan kalian berdua."

Kemudian ia meminta janji mereka masing-masing: Yang terpilih agar berlaku adil, dan yang tidak terpilih supaya taat dan patuh. Subuh itu ia mengajak kedua mereka setelah terdengar suara bahwa salat sudah siap. Masjid sudah penuh sesak. Ia naik ke mimbar dan berdoa panjang sekali.



Setelah itu katanya: "Saudara-saudara, banyak orang yang menginginkan penduduk daerah-daerah perbatasan ditempatkan di daerah-daerah mereka, dan mereka sudah tahu siapa pemimpin mereka."

Sa'id bin Zaid menyela: "Kami lihat Andalah yang pantas untuk itu." Tetapi dijawab oleh Abdur-Rahman: "Kalian sebutkan nama yang lain!"

Ammar bin Yasir dan Miqdad bin Amr menyebut nama Ali sementara Abdullah bin Abi Sarh dan Abdullah bin Abi Rabi'ah menyebut nama Utsman.

Perbedaan antara kedua golongan ini berlanjut dengan saling memaki antara Ammar dengan Ibn Abi Sarh. Ketika itu Sa'ad bin Abi Waqqas berteriak: Abdur-Rahman! Coba atasi ini sebelum orang banyak terpancing dalam keributan!" Abdur-Rahman menjawab: "Sudah saya pertimbangkan dan saya rundingkan. Janganlah Saudara-saudara menjerumuskan diri!"

Ia memanggil Ali dan sambil memegang tangannya ia berkata: "Bersediakah Anda saya baiat atas dasar Kitabullah dan sunah Rasulullah serta perangai kedua orang penggantinya?"



Ali menjawab: "Saya harap saya dapat berbuat dan bekerja apa yang saya ketahui dan menurut kemampuan saya."

Tangan Ali dilepaskan lalu ia memanggil Utsman dan memegang tangannya seraya berkata: "Bersediakah Anda saya baiat atas dasar Kitabullah dan sunah Rasulullah serta perangai kedua orang penggantinya?"

Utsman menjawab: "Ya, demi Allah!"

Abdur-Rahman mengangkat mukanya ke langit-langit Masjid dan sambil memegang tangan Utsman ia berkata tiga kali: "Dengarkanlah dan saksikanlah!" dilanjutkan dengan katanya: "Saya sudah melepaskan apa yang dipikulkan di atas bahu saya dan saya letakkan di bahu Utsman!" Setelah itu ia membaiat Usman, orang-orang di dalam Masjid pun beramai-ramai membaiatnya.
Halaman :
Follow
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Rabb Tabaaraka wa Ta'ala kita turun di setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berfirman: Siapa yang berdo'a kepadaKu pasti Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepadaKu pasti Aku penuhi dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku pasti Aku ampuni.

(HR. Bukhari No. 1077)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More