Kisah Abdullah bin Abbas: Doa Nabi SAW yang Mempengaruhi Jalan Hidupnya
Kamis, 26 Desember 2024 - 18:44 WIB
Di samping ingatannya yang kuat bahkan luar biasa itu, Ibnu Abbas memiliki pula kecerdasan dan kepintaran yang Istimewa.
Alasan yang dikemukakannya bagaikan cahaya matahari, menembus ke dalam kalbu menghidupkan cahaya iman. Dan dalam percakapan atau berdialog, tidak saja ia membuat lawannya terdiam, mengerti dan menerima alasan yang dikemukakannya, tetapi juga menyebabkannya diam terpesona, karena manisnya susunan kata dan keahliannya berbicara.
Pada suatu hari orang bertanya kepada Ibnu Abbas: "Bagaimana Anda mendapatkan ilmu ini... ?"
"Dengan lidah yang gemar bertanya, dan akal yang suka berpikir... !" jawabnya.
Dengan lidahnya yang selalu bertanya dan pikirannya yang tak jemu-jemunya meneliti, serta dengan kerendahan hati dan pandainya bergaul, jadilah Ibnu Abbas sebagai "kyai umat" pada zamannya.
Sa'ad bin Abi Waqqash melukiskannya dengan kalimat-kalimat seperti ini:
Tak seorang pun yang kutemui lebih cepat mengerti, lebih tajam berpikir dan lebih banyak dapat menyerap ilmu dan lebih luas sifat santunnya dari Ibnu Abbas..!
Dan sungguh, kulihat Umar memanggilnya dalam urusan-urusan pelik, padahal sekelilingnya terdapat peserta Badar dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Maka tampillah Ibnu Abbas menyampaikan pendapatnya, dan Umar pun tak hendak melampaui apa katanya!"
Ubaidillah bin 'Utbah juga berkata: "Tidak seorang pun yang lebih tahu tentang Hadits yang diterimanya dari Rasulullah shallallahu alaihi wasalam daripada Ibnu Abbas.
Dan tak kulihat orang yang lebih mengetahui tentang putusan Abu Bakar, Umar dan Utsman dalam pengadilan daripadanya. Begitu pula tak ada yang lebih mendalam pengertiannya daripadanya.
Sungguh, ia telah menyediakan waktu untuk mengajarkan fiqih satu hari, tafsir satu hari, riwayat dan strategi perang satu hari, syair satu hari, dan tarikh serta kebudayaan bangsa Arab satu hari.
Serta tak ada yang lebih tahu tentang syair, bahasa Arab, tafsir Quran, ilmu hisab dan soal pembagian pusaka daripadanya.
Dan tidak seorang alim pun yang pergi duduk ke dekatnya kecuali hormat kepadanya, serta tidak seorang pun yang bertanya, kecuali mendapatkan jawaban daripadanya."
Seorang penduduk Bashrah melukiskan Ibnu Abbas pernah menjadi gubernur di sana, sebagai berikut:
"la mengambil tiga perkara dan meninggalkan tiga perkara"
1. Menarik hati pendengar apabila ia berbicara. 2. Memperhatikan setiap ucapan pembicara. 3. Memilih yang teringan apabila memutuskan perkara.
1. Menjauhi sifat mengambil muka. 2. Menjauhi orang-orang yang rendah budi. 3. Menjauhi setiap perbuatan dosa.
Alasan yang dikemukakannya bagaikan cahaya matahari, menembus ke dalam kalbu menghidupkan cahaya iman. Dan dalam percakapan atau berdialog, tidak saja ia membuat lawannya terdiam, mengerti dan menerima alasan yang dikemukakannya, tetapi juga menyebabkannya diam terpesona, karena manisnya susunan kata dan keahliannya berbicara.
Pada suatu hari orang bertanya kepada Ibnu Abbas: "Bagaimana Anda mendapatkan ilmu ini... ?"
"Dengan lidah yang gemar bertanya, dan akal yang suka berpikir... !" jawabnya.
Dengan lidahnya yang selalu bertanya dan pikirannya yang tak jemu-jemunya meneliti, serta dengan kerendahan hati dan pandainya bergaul, jadilah Ibnu Abbas sebagai "kyai umat" pada zamannya.
Sa'ad bin Abi Waqqash melukiskannya dengan kalimat-kalimat seperti ini:
Tak seorang pun yang kutemui lebih cepat mengerti, lebih tajam berpikir dan lebih banyak dapat menyerap ilmu dan lebih luas sifat santunnya dari Ibnu Abbas..!
Dan sungguh, kulihat Umar memanggilnya dalam urusan-urusan pelik, padahal sekelilingnya terdapat peserta Badar dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Maka tampillah Ibnu Abbas menyampaikan pendapatnya, dan Umar pun tak hendak melampaui apa katanya!"
Ubaidillah bin 'Utbah juga berkata: "Tidak seorang pun yang lebih tahu tentang Hadits yang diterimanya dari Rasulullah shallallahu alaihi wasalam daripada Ibnu Abbas.
Dan tak kulihat orang yang lebih mengetahui tentang putusan Abu Bakar, Umar dan Utsman dalam pengadilan daripadanya. Begitu pula tak ada yang lebih mendalam pengertiannya daripadanya.
Sungguh, ia telah menyediakan waktu untuk mengajarkan fiqih satu hari, tafsir satu hari, riwayat dan strategi perang satu hari, syair satu hari, dan tarikh serta kebudayaan bangsa Arab satu hari.
Serta tak ada yang lebih tahu tentang syair, bahasa Arab, tafsir Quran, ilmu hisab dan soal pembagian pusaka daripadanya.
Dan tidak seorang alim pun yang pergi duduk ke dekatnya kecuali hormat kepadanya, serta tidak seorang pun yang bertanya, kecuali mendapatkan jawaban daripadanya."
Seorang penduduk Bashrah melukiskan Ibnu Abbas pernah menjadi gubernur di sana, sebagai berikut:
"la mengambil tiga perkara dan meninggalkan tiga perkara"
1. Menarik hati pendengar apabila ia berbicara. 2. Memperhatikan setiap ucapan pembicara. 3. Memilih yang teringan apabila memutuskan perkara.
1. Menjauhi sifat mengambil muka. 2. Menjauhi orang-orang yang rendah budi. 3. Menjauhi setiap perbuatan dosa.
Lihat Juga :