Inilah Pandangan Al-Qur'an Tentang Posisi dan Kedudukan Anak
Rabu, 09 September 2020 - 20:23 WIB
” Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar”. (QS Al-Anfaal : 28)
Anak bukan saja sebagai perhiasan hidup, akan tetapi seorang anak bisa juga menjadi fitnah bagi kedua orang tuanya, fitnah itu adalah ujian, baik berupa ujian kesabaran, ujian yang mendekatkan diri atau menjauhkan diri dengan Allah Ta'ala, ujian baik atau buruknya seseorang di hadapan masyarakat.
(Baca juga : Istimewa, Relaksasi Iuran BPJS Ketenagakerjaan Sebesar 99% Loh )
Seorang anak menjadi ujian kesabaran bagi orang tua, setiap anak memiliki sikap yang berbeda dalam sebuah keluarga, sehingga dengan perbedaan sikap tersebut membutuhkan kesabaran yang tinggi bagi orang tua. Begitu juga dengan sikap seorang anak yang ikut dalam kenakalan remaja, tentu ini menjadi ujian kesabaran bagi orang tua.
4. Anak sebagai musuh ('Aduwwun)
Inilah yag paling dikuatirkan. Allah Ta'ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوّاً لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوْا وَتَصْفَحُوْا وَتَغْفِرُوْا فَإِنَّ اللهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. At Taghaabun : 14)
(Baca juga : KPK Buka Kemungkinan Jerat Waskita Karya sebagai Tersangka Korporasi )
Anak bisa saja menjadi musuh bagi orang tuanya, ketika orang tua salah dalam mendidik anaknya, atau bisa juga karena kesibukan mereka yang kurang memperhatikan anak-anaknya, atau bisa juga karena salah dalam mengontrol pendidikan mereka, atau juga karena salah dalam memilih tempat mereka belajar.
Banyak contoh dalam kehidupan anak yang menjadi musuh ini, seperti ada anak yang menggugat orang tuanya karena masalah harta warisan, atau ada anak yang rela memilih kekasihnya daripada akidah yang dianutnya sendiri. Dan contoh-contoh buruk lainnya, naudzubilah min dzalik.
Dengan melihat kedudukan seorang anak di dalam Al-Qur’an di atas, yang menjadikan anak sebagai penyejuk hati, sebagai fitnah, sebagai perhiasan dunia atau sebagai musuh adalah tergantung dari orang tuanya. Karena itu, Islam mengajarkan untuk memiliki anak yang baik harus dibentuk dari jauh-jauh hari.
( )
Salah satunya, dengan memilih pasangan yang baik dan shalih, membentuk karakter anak yang baik harus dengan keteladanan, sering berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak, serta dengan melakukan pembiasaan yang baik sesuai dengan yang dianjurkan oleh syariat.
Wallahu 'Alam
Anak bukan saja sebagai perhiasan hidup, akan tetapi seorang anak bisa juga menjadi fitnah bagi kedua orang tuanya, fitnah itu adalah ujian, baik berupa ujian kesabaran, ujian yang mendekatkan diri atau menjauhkan diri dengan Allah Ta'ala, ujian baik atau buruknya seseorang di hadapan masyarakat.
(Baca juga : Istimewa, Relaksasi Iuran BPJS Ketenagakerjaan Sebesar 99% Loh )
Seorang anak menjadi ujian kesabaran bagi orang tua, setiap anak memiliki sikap yang berbeda dalam sebuah keluarga, sehingga dengan perbedaan sikap tersebut membutuhkan kesabaran yang tinggi bagi orang tua. Begitu juga dengan sikap seorang anak yang ikut dalam kenakalan remaja, tentu ini menjadi ujian kesabaran bagi orang tua.
4. Anak sebagai musuh ('Aduwwun)
Inilah yag paling dikuatirkan. Allah Ta'ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوّاً لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوْا وَتَصْفَحُوْا وَتَغْفِرُوْا فَإِنَّ اللهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. At Taghaabun : 14)
(Baca juga : KPK Buka Kemungkinan Jerat Waskita Karya sebagai Tersangka Korporasi )
Anak bisa saja menjadi musuh bagi orang tuanya, ketika orang tua salah dalam mendidik anaknya, atau bisa juga karena kesibukan mereka yang kurang memperhatikan anak-anaknya, atau bisa juga karena salah dalam mengontrol pendidikan mereka, atau juga karena salah dalam memilih tempat mereka belajar.
Banyak contoh dalam kehidupan anak yang menjadi musuh ini, seperti ada anak yang menggugat orang tuanya karena masalah harta warisan, atau ada anak yang rela memilih kekasihnya daripada akidah yang dianutnya sendiri. Dan contoh-contoh buruk lainnya, naudzubilah min dzalik.
Dengan melihat kedudukan seorang anak di dalam Al-Qur’an di atas, yang menjadikan anak sebagai penyejuk hati, sebagai fitnah, sebagai perhiasan dunia atau sebagai musuh adalah tergantung dari orang tuanya. Karena itu, Islam mengajarkan untuk memiliki anak yang baik harus dibentuk dari jauh-jauh hari.
( )
Salah satunya, dengan memilih pasangan yang baik dan shalih, membentuk karakter anak yang baik harus dengan keteladanan, sering berkomunikasi dan berinteraksi dengan anak, serta dengan melakukan pembiasaan yang baik sesuai dengan yang dianjurkan oleh syariat.
Wallahu 'Alam
(wid)
Lihat Juga :