Pengadilan Hurmuzan: Ketika Umar bin Khattab Tidur di Emperen Masjid

Rabu, 14 Juli 2021 - 05:00 WIB
Umarpun segera memerintahkan untuk mengambil air minum, kemudian seseorang menyodorkan air dalam suatu wadah yang tebal. Melihat itu, Hurmuzan berkata, “Sampai matipun, sungguh aku tidak bisa minum dari wadah seperti ini.’

Umar menyuruh petugasnya untuk mengambilkan air dengan wadah yang disukainya. Hurmuzan menerimanya dengan tangan gemetaran.

Umar bertanya, “Ada apa dengan engkau?”

Dia menjawab, “Aku takut dibunuh di saat meneguk air ini.”

Umar berkata, “Engkau akan aman sampai selesai minum air ini.” Namun Hurmuzan langsung menuang air itu ke tanah.

Umar berkata, “Bawakan air lagi dan jangan kalian bunuh dia dalam kehausan!”

Hurmuzan berkata, “Aku tak butuh air, aku hanya butuh keamanan atas diriku.”

Umar berkata, “Aku akan membunuhmu!”

Hurmuzan menjawab, “Anda sudah berjanji menjamin keamananku (hingga aku meminum air yang aku buang tadi).”

Umar berkata, “Engkau bohong.”

Anas bin Malik berkata, “Dia benar wahai Amirul Mukminin, Anda telah menjamin keamanannya.”

Umar berkata, “Janganlah berlaku bodoh, Anas. Aku menjamin keamanan orang yang menewaskan adik Anda, al-Barra bin Malik serta Majza’ah bin Tsur?! Tidak! Tidak mungkin!”

Anas berkata, “Tapi tadi Anda berkata, “Engkau aman sampai minum air ini.”

Ahnaf mendukung kata-kata Anas, demikian pula orang-orang yang lain. Umar menatap Hurmuzan dengan geram, “Engkau telah memperdayaiku!”

Akhirnya Hurmuzan memeluk Islam, kemudian Umar memberinya bagian dua ribu dirham setahun.

Hal yang membuat Umar dongkol hatinya adalah seringnya orang-orang Persia ingkar janji terhadap kaum muslimin. Lalu dia mengumpulkan para utusan yang datang bersama Hurmuzan dan bertanya, “Apakah kaum muslimin suka menganggu orang-orang dzimmi dan menekan mereka sehingga mereka melanggar perjanjian?”

Mereka berkata, “Demi Allah, wahai Amirul Mukminin, tak satupun pejabat kita berbuat keji terhadap mereka, menyalahi janji atau menipu.”

Umar bertanya, “Lantas mereka selalu berbalik setiap ada peluang padahal sudah terikat perjanjian?”

Umar radhiyallahu ‘anhu tidak merasa puas dengan jawaban para utusan tersebut. Pada saat itulah Ahnaf angkat bicara, “Saya akan coba jelaskan apa yang Amirul Mukminin kehendaki dari pertanyaan Anda".

Umar berkata, “Katakan apa yang Anda ketahui.”
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
cover top ayah
وَاَيُّوۡبَ اِذۡ نَادٰى رَبَّهٗۤ اَنِّىۡ مَسَّنِىَ الضُّرُّ وَاَنۡتَ اَرۡحَمُ الرّٰحِمِيۡنَ‌
Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, (Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.

(QS. Al-Anbiya Ayat 83)
cover bottom ayah
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More