Ciri-ciri Orang Sukses Menurut Al-Qur'an

Minggu, 18 Juli 2021 - 19:51 WIB
Lantas apa itu iman? Menurut Mazhab Asy'ariyyah-Maturidiyah, iman adalah pembenaran hati terhadap semua yang di bawa Nabi Muhammad SAW berupa ilmu-ilmu pokok (dharuri) dengan kesungguhan dan kemantapan hati. Iman adalah sesuatu yang diyakini benar dalam hati, diucapkan secara lisan oleh sahadat, dan dilakukan dalam perbuatan sesuai tuntutan Nabi Muhammad SAW.

Dalam konteks ini, mengimani lima hal itu saja --yang boleh jadi adalah mixing dari rukun iman dan islam-- sudah bisa mengantarkan kesuksesan manusia di dunia, dan terlebih di akhirat.

Percaya hal gaib bisa mengantarkan manusia untuk lebih Berhati-hatilah dalam melangkah karena parameter hidupnya tidak hanya materi tetapi juga yang tidak tampak secara kasat mata. Percaya pada hal gaib memang menjadi tantangan terbesar abad modern, karena bagi mereka ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang harus berwujud atau dapat dibuktikan secara inderawi dan diuji dengan metodologi.

Nilai-nilai inilah yang membuat peradaban modern tanpa gersang, dibuktikan dengan mulai maraknya tren spiritualism di awal milenium ini. Padahal, rata-rata saintis ilmu pengetahuan modern tidak sebegitu bermasalah dengan nilai-nilai spirtual.

Ambil contoh Albert Einstein yang menemukan teori relativitas, dalam sebuah quote terkenalnya dia bilang begini; "Every one who is seriously involved in the persuit of science becomes convicted that spirit in manifest in the law of the Universe-a spirit vasty superior to that of man, and one in he face of which we with our modest powers must feel humble."

Artinya kurang lebih begini: "Setiap orang yang secara serius terlibat dalam pencarian ilmu pengetahuan menjadi yakin bahwa sesuatu roh termanifestasi dalam hukum semesta, suatu roh yang jauh lebih unggul daripada manusia, dan roh yang dihadapkannya kita dengan kekuatan yang sederhana ini harus merasa rendah hati."

Bila sekelas Einstein saja bilang begitu, tampaknya orang-orang yang selama ini membela mati-matian kebenaran adalah sesuatu yang harus tampak perlu merevisi ulang kepercayaannya agar ia mendapatkan definisi sukses luar-dalam, dunia akhirat.

Setelah dimensi vertikal atau hablumminallah dimiliki, maka ciri kesuksesan atau keberuntungan selanjutnya dimensi horizontal yaitu mendirikan sholat dan bersedekah. Bagaimana relevansinya? Banyak. Sholat adalah sebuah ritual khusus paling utama dalam Islam, dimana di dalamnya setiap manusia yang sudah percaya hal gaib mampu terkoneksi dengan Allah melalui medium-medium rukuk dan sujud.

Dengan rukun sholat yang benar dan khusyu, seorang muslim dipastikan akan selalu memegang teguh ketakwaan, yaitu mengikuti perintah dan menjauhi larangannya. Kalau sudah begini, sholat seseorang sudah pasti berdampak secara baik kepada kehidupan sosialnya.

Jadi, bila ada muslim yang rajin sholat atau bahkan sedekah sekalipun tetapi masih melakukan maksiat, maka dapat dipastikan ada yang salah dalam ritual sholat dan sedekahnya. Entah itu pada niat, atau rukunnya yang tidak terpenuhi.

Demikianlah sedikit dari ciri-ciri kesuksesan seseorang yang dalam Qur'an digambarkan paling depan dan jelas, yaitu Surat Al-Baqarah ayat 1-5.

Wallahu A'lam

Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(rhs)
Halaman :
Hadits of The Day
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Dua kalimat yang ringan diucapkan tetapi berat timbangannya, dan disenangi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala Yang Maha Pengasih yaitu, Subhanallah wa Bihamdihi Subhaanallaahil Azhim (Maha Suci Allah dengan segala pujian-Nya dan Maha Suci Allah Yang Maha Agung).

(HR. Muslim No. 4860)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More