Hinaan terhadap Rasulullah SAW dalam Al-Qur'an: Dari Dukun, Penyair, Sampai Tukang Bohong
Kamis, 17 Maret 2022 - 14:03 WIB
Pertama, mereka menilai bahwa Al-Qur'an hanyalah kumpulan mimpi yang kacau, yakni tidak bisa terlihat maknanya. Kedua, mereka mulai menuduh Muhammad sebagai penyair dan Al-Qur'an yang dibawanya tak lain hanya sebuah rekayasa/buatan. Ini juga mengindikasikan bahwa Muhammad sebagai penyair hanya menyampaikan syair berdasar pada imajinasi belaka.
Bantahan terhadap tuduhan bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan penyair ini juga disampaian dalam firman-Nya pada surat Yasin ayat 69:
“Dan tidak kami mengajarkan kepadanya (Muhammad) tentang syair dan itu tidak pantas baginya, sungguh al-Quran itu tidak lain hanyalah sebuah pelajaran dan kitab yang jelas”
Quraish Shihab dalam "Tafsir al-Misbah" menerangkan bahwa Muhammad SAW memiliki kedudukan sebagai Rasul yang demikian terhormat sehingga sangat tidak wajar menjadi penyair. Di sisi lain, akhlak bawaan serta budi pekerti yang luhur juga bertentangan dengan para penyair terdahulu. Mereka (para penyair pada masa itu) sering tenggelam dalam minuman keras dan rayuan perempuan.
Tuduhan sebagai Pembohong
Tuduhan sebagai “tukang bohong” juga pernah dilekatkan kepada Nabi Muhammad. Tuduhan ini mungkin yang sering ia dengar semenjak ia menyampaikan risalah kenabiannya. Salah satu firman-Nya yang menunjukan atas tuduhan orang kafir ialah dalam surat al-Furqan ayat 4 yakni:
“Dan orang-orang kafir berkata: “(al-Quran) ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan olehnya (Muhammad), dan dibantu oleh orang –orang lain, maka sungguh mereka telah berbuat dzalim dan dusta yang besar”
Muhammad Anas Fakhruddin dalam tulisannya berjudul "Hinaan terhadap Nabi Muhammad SAW yang Diabadikan dalam Al-Qur'an" dan telah dilansir Laman Tafsir Al-Qur'an menyebut mayoritas Mufassir berpendapat bahwa إِفْكٌ bermakna keterbalikan, kebohongan, tipu daya dan sebagainya.
Ini bisa diartikan bahwa yang dilakukan Muhammad menurut kaum kafir ialah kebohongan dan hanyalah pemutarbalikan fakta. Tuduhan ini seakan-akan memperlihatkan kebodohan kaum Quraisy. Padahal Muhammad sendiri sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul sudah dikenal di kalangannya sebagai al-Amin yakni orang yang jujur dan dapat dipercaya.
Bantahan terhadap tuduhan bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan penyair ini juga disampaian dalam firman-Nya pada surat Yasin ayat 69:
وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِينٌ
“Dan tidak kami mengajarkan kepadanya (Muhammad) tentang syair dan itu tidak pantas baginya, sungguh al-Quran itu tidak lain hanyalah sebuah pelajaran dan kitab yang jelas”
Quraish Shihab dalam "Tafsir al-Misbah" menerangkan bahwa Muhammad SAW memiliki kedudukan sebagai Rasul yang demikian terhormat sehingga sangat tidak wajar menjadi penyair. Di sisi lain, akhlak bawaan serta budi pekerti yang luhur juga bertentangan dengan para penyair terdahulu. Mereka (para penyair pada masa itu) sering tenggelam dalam minuman keras dan rayuan perempuan.
Tuduhan sebagai Pembohong
Tuduhan sebagai “tukang bohong” juga pernah dilekatkan kepada Nabi Muhammad. Tuduhan ini mungkin yang sering ia dengar semenjak ia menyampaikan risalah kenabiannya. Salah satu firman-Nya yang menunjukan atas tuduhan orang kafir ialah dalam surat al-Furqan ayat 4 yakni:
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلَّا إِفْكٌ افْتَرَاهُ وَأَعَانَهُ عَلَيْهِ قَوْمٌ آخَرُونَ فَقَدْ جَاءُوا ظُلْمًا وَزُورًا
“Dan orang-orang kafir berkata: “(al-Quran) ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan olehnya (Muhammad), dan dibantu oleh orang –orang lain, maka sungguh mereka telah berbuat dzalim dan dusta yang besar”
Muhammad Anas Fakhruddin dalam tulisannya berjudul "Hinaan terhadap Nabi Muhammad SAW yang Diabadikan dalam Al-Qur'an" dan telah dilansir Laman Tafsir Al-Qur'an menyebut mayoritas Mufassir berpendapat bahwa إِفْكٌ bermakna keterbalikan, kebohongan, tipu daya dan sebagainya.
Ini bisa diartikan bahwa yang dilakukan Muhammad menurut kaum kafir ialah kebohongan dan hanyalah pemutarbalikan fakta. Tuduhan ini seakan-akan memperlihatkan kebodohan kaum Quraisy. Padahal Muhammad sendiri sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul sudah dikenal di kalangannya sebagai al-Amin yakni orang yang jujur dan dapat dipercaya.
(mhy)